D E L A P A N

51 6 0
                                    

Sekar menatap tidak percaya pada penampakan 2 cowok yang sedang duduk di sisi kanan dan kiri Pandu berada.

Mereka yang berada di dalam mobil Pandu, dua saksi mata lainnya yang melihat betapa Sekar kalut saat itu.

"Gue gak nyangka, segini niatnya sampe kedua temen lo pun disuruh pindah sekolah."

"Mereka tim kita juga, jadi kalau ada apa-apa dan kebetulan gue gak ada. Lo bisa minta perlindungan dari mereka berdua." Tunjuk Pandu pada kedua sahabatnya.

Yang ditunjuk Pandu malah anteng makan siang, menurut Gery makanan di kantin SMA Bintang lebih enak daripada di Sadewa. Beda lagi dengan sahabatnya yang lain. Onyet semenjak tadi tidak lepas meneliti seluruh penjuru kantin. Dengan sedikit menurunkan kacamata hitamnya, ia geleng-geleng dan bersiul takjub mendapati cewek-cewek Bintang hampir semuanya bening di matanya.

"Gue bisa jaga diri gue sendiri."

Pandu berdecih, ia bersidekap di meja dan sedikit mencondongkan badannya ke arah Sekar yang duduk tepat di depannya.

"Gue gak yakin, dengan mata kepala gue sendiri gue liat barusan. Digertak sedikit aja sama si Caesar lo ketakutan banget."

"Enggak!"

"Halah, udah salah gak mau ngaku."

"Gue salah apa coba?"

"Salah lo adalah menghadapi dia sendirian, ngapain coba? Udah tau dia bahaya."

"Esa gak berbahaya, dia cuma berubah."

Pandu hanya mengangguk dan mengibaskan tangan tidak peduli, dia kembali bersandar pada kursinya. Menikmati es jeruk yang telah ia pesan dan sesekali mengamati ramainya suasana kantin di jam istirahat pertama ini.

Sekar mengaduk kuah baksonya tanpa minat, cewek itu kehilangan nafsu makan hari itu. Terlebih saat ia melihat respon Caesar yang sangat tidak bersahabat padanya. Dia tidak ada niat lain, hanya terpikirkan oleh ucapan Surya di telfon yang mengabarkan untuk memperhatikan puteranya yang setiap hari tidak pernah sarapan apapun.

Jauh sebelum dari telfon Surya, Sekar sebenarnya sudah tau dan mengamati gerak-gerik Caesar termasuk kebiasaan cowok itu sebelum masuk ke kelas. Nongkrong di kantin makan gorengan, diselingi kopi hitam dan sebuah rokok. Atau kadang Caesar menghilang dan baru ia sadari lelaki itu pasti pergi ke sebuah gedung tak terpakai di sebelah sekolahnya.

Dan ternyata menurut ayahnya sendiri, anak itu tidak pernah sarapan apapun. Lalu begitu saja, Sekar inisiatif membuat cupcake stroberi dengan harapan Caesar akan menyantapnya seperti saat jaman mereka masih kecil dulu.

"Kalau gak dimakan buat gue aja, masih nampung." Tawar Gery tatkala melihat Sekar sama sekali tidak memakannya.

Sekar mendongak, mendapati cowok cepak yang kinisedang bersendawa tanpa malu. Tanpa pikir panjang Sekar menggeser mangkukbaksonya pada Gery. Cowok itu sumringah, tanpa ba bi bu langsung melahap kudapan milik Sekar.

Pandu melirik pada tingkah Sekar, menurutnya cewek itu lebay. Galau sedikit gara-gara lelaki langsung gak nafsu makan. Walau tidak suka dengan tingkahnya itu ada sedikit perasaan khawatir juga dalam benaknya. Hari masih panjang, masih ada beberapa jam pelajaran yang akan mereka tempuh sampai pulang sekolah. Tapi anak itu malah tidak makan apa-apa.

Pandu memutuskan untuk tidak peduli, kedua matanya memindai seisi kantin lagi yang tampak ramai oleh warga sekolah Bintang. Ya, apa saja yang penting bukan melihat raut wajah Sekar yang muram.

Pandu menyadari hampir seluruh kepala di kantin itu menengok ingin tau pada mejanya. Tatapan mereka beragam. Ada yang memuja dan ada yang membenci. Untuk yang kedua, tatapan menghujam itu tertuju pada punggung Sekar. Inilah salah satu alasan mengapa dirinya membujuk kedua orangtua dari Onyet dan Gery untuk mau memindahkan anaknya di Bintang bersamanya. Untuk ikut menjaga Sekar tentu saja. Pandu tau bagaimana beringasnya cewek-cewek kalau sudah menyangkut rebut-rebutan cogan macam dirinya.

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang