L I M A

44 7 0
                                    

Ketukan penghapus di papan tulis seketika membuat semua murid terdiam. Terlebih murid-murid yang duduk di belakang, dimana sudah menjadi sejarah lama bahwa murid yang duduk di barisan belakang adalah anak-anak yang kelebihan energi semua.

Sekar yang duduk di barisan ketiga paling belakang tidak terlalu memusingkan kebisingan yang terjadi di belakang sebenarnya. Karena headset selalu terpasang dikala dia ingin fokus mengerjakan soal.

Tapi karena yang mengetuk papan tulis ini adalah guru wali kelasnya sendiri, mau tidak mau dia melepas headsetnya dari telinga, dia takut kalau disuruh ke ruang Adminitrasi lagi. Terakhir kali saat wali kelasnya melakukan hal yang sama, dia dan 2 orang lain di dalam kelas dipanggil ke ruang Administrasi karena sudah menunggak tidak bayar iuran sekolah.

"Mohon perhatiannya sebentar!" Suaranya menggelegar.

Suara itu semakin membuat Sekar meneguk ludahnya dengan raut gelisah.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, tolong kerjasamanya sedikit jangan membuat gaduh."

Senyap. Seisi kelas Sekar langsung senyap setelah mendengar penuturan wali kelasnya tersebut.

Murid-murid perempuan kebanyakan menantikan sosok itu karena pasokan lelaki di kelas Sekar sedikit dan wajahnya tidak ada yang menarik minat, mereka semua berharap murid baru itu adalah lelaki.

Beda lagi dengan murid-murid lelaki, mereka cengengesan bahkan sampai menjulurkan kepala untuk melihat titisan bidadari di kelasnya, mereka semua berharap murid baru itu adalah perempuan kece.

Sedangkan Sekar malah menghela nafas lega, untung bukan panggilan iuran nunggak lagi pikirnya.

"Masuk saja, perkenalkan dirimu." Tunjuk sang wakil kelas pada seseorang di pintu luar.

Ketukan sepatu perlahan memenuhi seluruh ruangan kelas, sosok itu masuk ke kelas dan langsung membuat seisi kelas heboh.

"Halo salam kenal semuanya, saya murid baru pindahan dari Sadewa. Nama saya.."

"Demi apa Pandu?!"

"Kyaaaaa beneran si Pandu anak Sadewa itu?"

"Gue mimpi kali ini!"

"Bego bener kalian, melek dong melek. Itu beneran si Pandu most wanted nya Sadewa anjir!!!"

Pandu melongo sepersekian detik melihat reaksi cewek-cewek di kelas barunya.

Alamat mampus gue disini.

Dan Sekar tiba-tiba melorot dari kursinya, dia seakan menghilang padahal ia sengaja melorotkan tubuhnya dari kursi dan sekarang sepenuhnya terdiam shock di bawah meja.

Tu cowok ngapain pake segala pindah kesini lagi!!!

^^^^^

Bukan berarti Pandu tidak melihat sosok yang melorot dan bersembunyi di bawah meja itu memang orang yang ia cari, itu malah membikin dia semangat untuk memilih kursi kosong yang tidak jauh dari posisi gadis itu berada.

Bangku belakang Sekar kosong, Beni duduk sendirian disana. Otomatis cowok berkacamata dan pendiam itu membelalakan matanya saat sesosok tampan itu menghampirinya dan tanpa ragu mendiami kursi kosong di sampingnya.

Sekar mengepalkan kedua tangannya gemas tatkala melihat sepasang sepatu lelaki itu menempati bangku kosong di belakangnya.

"Kar lo ngapain?" Tanya Dewi. Teman sebangkunya.

"Nyari uang receh gue yang jatoh hehe." Jawabnya sambil garuk-garuk kepala bingung.

Bingung antara akan bangkit dari kolong atau tetap bersembunyi disitu pura-pura nyari recehan.

Sweet Criminal (#EG Series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang