Dimas adalah orang yang dipercaya oleh Pandu untuk mengkhianati Caesar. Dimas sudah lama menjadi kawanan Caesar, tapi itu tak menjadikan dia setia dengan lelaki itu.
Adalah Pandu yang berhasil memperdaya Dimas untuk berbalik Berada di pihaknya. Pandu bilang akan melaporkannya segera jika ia tak membantunya, Dimas masih berpikir dengan akal sehat. Mana mau masa mudanya ia habiskan di dalam bui.
Walaupun akhirnya, mungkin dia juga akan mendapatkan karmanya. Tapi untuk saat ini, Dimas ingin aman.
Meski ia harus bermain 2 peran, tak masalah.
Sore itu, usai jam pelajaran berakhir Dimas mendatangi kediaman Pandu sendirian. Hanya sekedar memberikan info melalui sebuah surat yang masukan ke dalam buku pelajaran sejarah. Cara yang dinilai tidak mencurigakan, sebab orang yang mungkin saja memergokinya datang ke rumah Pandu hanya mengira bahwa mereka ada urusan sekolah.
Setelahnya Dimas pulang tanpa sempat minum atau bahkan memasuki rumah Pandu yang luas. Beberapa menit kemudian Olive datang, sesuai dengan rencana Pandu yang ingin membahas sesuatu dengan sepupunya itu.
"Hampir semuanya anak Bintang, hebat banget pada jago konsumsi obat terlarang." Kata Pandu tak habis pikir dengan isi dari surat itu.
Olive melirik pada sepupunya itu, bukan sesuatu yang tabu. Ia sendiri sudah sering melihat beberapa pelanggan yang datang ke gedung tua untuk membeli sabu atau ganja bahkan narkoba.
"Lo kenal sama semua nama disini?" Tanya Pandu. Ia membalikan surat yang ia baca pada Olive yang masih betah tidur terlentang di kasur Pandu.
Tak mau repot-repot untuk melihatnya, karena paling masih orang yang sama seperti dahulu ia temui.
"Gak kenal cuma tau beberapa, kalau lihat wajahnya sih karena aku gak tau nama mereka kebanyakan."
"Mulai lusa di sekolah lo bantuin gue, buat cari satu-satu nama di laporan ini."
Olive mengubah posisi terlentangnya menjadi duduk, ia menoleh pada Pandu yang masih meneliti nama-nama di kertas itu.
"Lalu setelah itu apa?"
"Interogasi satu-satu, lo gak usah ikutan. Cukup kasih tau aja orangnya yang mana."
Olive hanya tersenyum samar, membuat Pandu menaikan alisnya.
"Kenapa? Lo keberatan?"
"Engga, hanya mengira proses ini bakalan lama untuk tau siapa pembunuh ibu Caesar."
Pandu menyandarkan punggungnya di kursi, ia menengadah menatap langit kamarnya. Terlintas di benaknya untuk menyerah, karena ini bukanlah persoalan remaja biasa. Apakah ia bisa?
"Gue juga sempet mikir buat nyerah dan biarin Caesar terus melakukan pekerjaan haramnya."
Sejenak ia menggantungkan ucapannya, samar di ingatannya bayang-bayang wajah Sekar saat dirinya tak berdaya di hadapan Caesar. Cukup mengganggu fikirannya, katakanlah mungkin saja ia sedikit peduli pada gadis itu.
"Tapi gimana rasanya dibenci oleh seseorang yang kita percaya, tanpa tau apapun sebabnya?"
Sekar yang dibenci oleh sahabat masa kecilnya.
"Melihatnya semakin masuk ke dunia kotor, melupakan jati dirinya sendiri. Membiarkannya tersesat."
Membiarkan Caesar dalam kelamnya masa lalu.
"Gak ada yang benar dari sebuah kesalahan Liv. Caesar tetap bersalah, karena itu gue mau dia menerima kesalahannya meskipun dengan cara untuk membantunya."
Dugaan Olive mungkin kepala sepupunya itu sudah terbentur sesuatu, sebab Pandu yang dulu pasti akan mustahil untuk peduli pada orang di sekitarnya. Olive tersenyum miring, mengejek lelaki arogan di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Criminal (#EG Series 3)
Teen FictionPandu terjebak dalam sebuah kasus yang tak pernah ia kira sebelumnya, hanya karena suatu hari saat ia akan pulang dari sekolah, ia dan kawan-kawannya menyelamatkan Sekar dari kerumunan tawuran antar pelajar. Awalnya hanya karena menolong Sekar namun...