Beberapa hari sebelum Sekar kembali masuk sekolah....
Bel pintu rumah yang bisa dikatakan gedongan itu berbunyi, menandakan ada tamu di minggu pagi yang cerah kala itu. Si Mbok yang tengah mempersiapkan sarapan untuk keluarga hebat bin tajir melintir itu berlari tergopoh-gopoh untuk meraih gagang pintu.
"Pembantu di sini itu gak cuma saya loh, pada kemana ini." Omelnya yang sedikit menyindir ART lain. Tapi tak lama setelah ia membuka pintu, sesosok lelaki muda dengan tampang mix serta berpakaian rapi menyapanya dengan seulas senyum semanis madu.
"Permisi bu.." Ucapnya sopan, dalam hati Si Mbok merasa berbunga-bunga sejak kapan ia dipanggil 'ibu' oleh tamu? Kalau tidak Bibi ya paling Mbok.
"Iya Dek cari siapa ya?" Jawab Si Mbok tak kalah sopan, hilang sudah perasaan jengkelnya saat melihat tamunya eh lebih tepatnya tamu di rumah ini.
"Ada Wilona? Ini betul rumahnya Wilona bukan ya?"
"Oh iya betul! Temannya?"
"Iya Bu, saya temannya. Kalau boleh mau ketemu sama Wilona."
"Ah mari-mari silahkan masuk dulu."
Si Mbok dengan semangat mempersilahkan masuk pemuda itu lalu berjalan menuju lantai atas untuk memanggil Wilona yang sudah dipastikan masih tidur, tapi kemudian teringat sesuatu maka ia kembali ke ruang tamu.
"Maaf Dek, namanya siapa ya?"
"Pandu Bu."
"Oh iya, sebentar ya saya panggilkan dulu Neng Wilnya ya."
Pandu, lelaki itu hanya mengangguk patuh dengan senyum yang tak kekang hilang semenjak ia melangkah di rumah ini. Sekilas pandangan matanya menyapu ruangan yang ia duduki, setara dengan status sosial yang ia miliki. Pantas saja anak itu sangat berpengaruh di sekolah, katakanlah populer. The girl wanna be, the popular one. Then make a gang.
Agak lama sekitar 15 menit, akhirnya perempuan itu datang juga. Dengan tampang kusut khas bangun tidur, piyama yang ia rapihkan ala kadarnya dan tak lupa wajah terkejut seolah ia mungkin merasa masih bermimpi melihat Pandu ada di rumahnya.
Di ruang tamunya, duduk tersenyum manis padanya yang masih bau jigong.
"Hai, selamat pagi Wil..."
Dan Wilona pun ambruk ke karpet bulu tebal, bulu tebal asli made in Singawuuuur.
^^^^^
Benar dugaan Pandu, kalau keluarga ini seperti cerminan keluarga kaya raya ala sinetron. Ayahnya mabok bisnis, ibunya sosialita, anaknya kurang perhatian. Terlihat dari bagaimana ayah Wilona yang berjalan melewatinya dengan senyum seulas dan pamit untuk bertemu kolega di hari minggu, lalu ada wanita cantik persis seperti Wilona versi tua yang hanya menyapanya sekilas lalu kembali sibuk dengan urusan grup sosialitanya entah pergi kemana Pandu tak tertarik ingin tau juga.
Terakhir, Wilona kembali menghampirinya dengan pakaian lebih sopan. Untungnya tadi ia tidak pingsan betulan sih hanya shock.
"Sorry Pan, tadi gue..."
"No gue yang sorry udah dateng ke rumah lo tanpa bilang dulu."
"Eh gak apa-apa sans kali, lo bisa kesini kapan aja lagian.."
Wilona tampak salah tingkah, cewek itu bingung antara mau duduk di samping Pandu atau tidak. Masalahnya cewek ini memang sudah menargetkan Pandu sebagai incarannya di sekolah, pastinya ia senang bukan kepalang melihat mangsanya masuk sendiri ke dalam ranjau.
"Gue kesini mau.."
"Eh makan dulu yuk, Si Mbok udah bikin sarapan." Ajaknya kemudian.
"Gak usah Wil makasih, jangan repot-repot."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Criminal (#EG Series 3)
Teen FictionPandu terjebak dalam sebuah kasus yang tak pernah ia kira sebelumnya, hanya karena suatu hari saat ia akan pulang dari sekolah, ia dan kawan-kawannya menyelamatkan Sekar dari kerumunan tawuran antar pelajar. Awalnya hanya karena menolong Sekar namun...