1. inhaler

55.7K 6.8K 1.9K
                                    

noted: tekan bintang gampang kok yeorobun 😊

Tangannya meremat kotak bekal yang berada dipangkuannya, sengaja ia buat untuk suami nya yang kini sedang fokus menyetir.

Namun ragu untuk ia berikan kepada Jeno, wajahnya sejak pagi tadi sangat tidak bersahabat, Jaemin melirik sedikit saja langsung dibalas sinis "Saya bukan tontonan, Nggak usah liat-liat!" selalu begitu, padahal kan Jaemin punya mata.

Maklum saja ia melihat Jeno yang berada disampingnya, kecuali kalau Jeno makhluk tak kasat mata pasti lah Jaemin nggak akan melirik Jeno walau hanya sedetik pun.

"Nana buatin bekal buat mas, jangan lupa sarapan ya. Tadi kan belum sarapan!"

Jaemin memberikan kotak bekal itu ke Jeno yang langsung dapat tatapan sinis "Saya bukan anak paud, masakan kamu paling cuma masakkan asal jadi kan. Saya nggak mau rapat saya tertunda hanya karna sakit perut setelah makan masakan kamu!"

Suami gila.

Sabar Nana, kata bunda cobaan setelah menikah itu banyak, yuk bisa yuk. Fighting!

"O-oke"

"Mas, kampus nana harusnya lampu merah tadi belok kanan"

"Serius?" Jeno bertanya, lalu meminggirkan mobilnya ke tepi jalan.

Jaemin mengeryitkan dahi nya bingung, kenapa mereka malah berhenti dipinggir jalan bukannya putar balik?

Jeno membuka kunci pintu mobil nya otomatis "Keluar, saya nggak banyak waktu untuk putar balik hanya demi mengantar kamu!"

Jaemin melongo, demi apa dirinta diturunkan ditengah jalan? Kampusnya masih berjarak beberapa kilo meter lagi, bisa telat masuk kelas kalau begini caranya.

"Mas!!! nana ada ulangan harian, tolong ya anterin nana. 10 menit lagi kelas dimulai" Jaemin menatap Jeno penuh harap dengan kedua mata nya yang memohon.

Tapi kayaknya Jeno nggak perduli, pria berusia 26 tahun itu malah keluar dan dengan antusias membukakan pintu untuk Jaemin dan menariknya dengan kasar untuk keluar dari dalam mobil.

Jaemin meringis, cengkraman tangan Jeno cukup kuat sampai pergelangan tangannya merah.

"Jangan kasar mas, nana bisa keluar sendiri kok!" Jaemin protes tapi Jaemin ini tipikal orang yang nggak bisa ngegas makanya kesannya malah kayak orang lagi bicara baik-baik.

"Bagus, berangkat sana sendiri ... saya ada rapat penting!" Jeno langsung masuk ke dalam mobil nya tanpa menghiraukan Jaemin yang sudah berkaca-kaca karna ditinggalkan.

Nggak pernah Jaemin diperlakukan seperti ini sebelumnya oleh keluarga, sahabat ataupun temannya.

Ah mau menangis tapi kayaknya bukan waktu yang tepat, sebentar lagi kelas dimulai kalau Jaemin telat bisa kena damprat Sir Yuta, terkenal sebagai dosen killer di kampusnya.

(*)

Tubuhnya berkeringat, dadanya terasa sesak. Jalan sejauh itu mampu membuat  Jaemin kambuh, bagaimana tidak kalau cowok manis itu sesekali berlari untuk mengejar kelas, buru-buru merogoh ransel nya dimana inhalernya berada.

My Husband | Nomin (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang