12. pay a visit

42.3K 4.6K 1.1K
                                    

(!) VOTE
(!) KOMEN 😠
(!) TYPO BERTEBARAN 😔🙏


Jaemin dan Haechan duduk dibangku kantin, membeli makanan ringan yang memang sering mereka lakukan.

"Suami lo posesif banget ya na!" Ujar Haechan sambil menggigit sosis bakar yang ia beli tadi.

Jika mengingat kejadian tadi pagi dimana Jaemin dicium oleh suaminya, hati Haechan terasa sakit. Hanya mampu tersenyum miris.

Kenapa juga ia bisa jatuh hati pada sahabatnya, jelas-jelas ini semua salah. Haechan harus menepis rasa berlebihan ini!

"Wajar, kan namanya juga pasangan" jawab Jaemin santai.

Haechan berdecih "Harus bisa bedain mana wajar sama yang enggak, lo dulu juga gitu na. Ngewajarin hal yang gak wajar dan akhirnya apa? lo jadi pihak yang ditinggalkan!" kata Haechan mencoba menasihati.

Haechan tau, Jeno adalah pasangan sah untuk Jaemin tapi sebagai sahabat yang baik Haechan pun nggak mau melihat Jaemin tersakiti seperti yang sudah.

"Chan!" ucap Jaemin terdengar seperti memohon agar Haechan tidak melanjutkan ucapannya, ia nggak mau membahas yang sudah-sudah.

Yang lalu biarlah berlalu, tidak perlu diingat apalagi kenangan yang buruk.

Tapi Haechan seolah menulikan telinganya, ia hanya tidak mau Jaemin menjadi pihak tersakiti untuk kedua kalinya.

Jaemin ini terlalu polos atau memang menutup mata atas tindakkan buruk orang yang sedang ia cintai, katanya cinta itu buta. Iya, kadang sudah tau pasangan kita tidak baik tapi terus menutup mata seolah ia akan berubah suatu saat padahal tidak menjamin.

"Na, gue cuma kasih tau. Suatu hubungan kalau udah gak sehat itu gak baik. Posesif memang wajar ketika cemburu sama pasangannya, tapi berlebihan pun gak bagus jatuhnya menjadi toxic dan tanpa sadar gerak gerik lo terbatas. Lo gak belajar dari yang lampau? semua kehidupan lo diatur sama mantan brengsek lo itu sampai makan dibatasi, berteman sama siapapun dibatasi, sampai setiap jalan kemana-mana lo yang bayar dengan alasan yang gak masuk akal tapi lo percaya, akhirnya?? lo ditinggalin, cowok lo selingkuh."

"Chan!! gue gak mau bahas"

"Gue cuma kasih paham ke lo, yang lalu itu di jadikan pelajaran!!! lo jangan mau dibutakan cinta na, gue sayang sama lo sebagai sahabat. Gue rasa jeno itu gak ada beda nya sama mantan lo... elo harus bisa lebih tegas!"

"Gue lebih tau jeno" Jaemin menegaskan setiap kalimat yang diucapkan lantas berjalan meninggalkan Haechan yang terdiam menatap kepergian Jaemin sambil mengepalkan tangannya.

Lo itu terlalu baik untuk disakiti na!!!!

(*)

Niat untuk mengantar Haechan pulang kuliah pun tak jadi karna sampai detik ini Jaemin tidak mau melihat Haechan.

Bukan marah, hanya saja Jaemin tau kalau ucapan Haechan semuanya benar.

Tidak ada yang bisa Jaemin tepis semua omongan Haechan makanya ia memilih pulang daripada nanti nya malah bertengkar.

Dipertengahan jalan tiba-tiba saja Jaemin kepikiran untuk pergi ke kantor Jeno, tak apa kan? lagipula Jeno si pemilik perusahaan.

Tiba di gedung pencakar langit, perusahaan milik suami nya.

Jaemin melangkahkan kakinya menuju resepsionis, semua yang berada didalam sana menatap Jaemin keheranan, bagaimana seseorang dengan penampilan mahasiswa sederhana bisa berada diperusahaan besar seperti ini, ada keperluan apa?

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis dengan ramah, Jaemin mengangguk ribut hingga beberapa helai rambutnya bergoyang dan senyum lebarnya mengundang sang resepsionis untuk ikut tersenyum.

My Husband | Nomin (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang