Jaemin duduk tepat di samping Shuhua, memperhatikan bagaimana Shuhua menjelaskan tentang apa saja yang harus dikerjakan oleh Jaemin.
Karna Jaemin bisa dibilang hanya karyawan magang jadi Shuhua menugaskan Jaemin memegang beberapa tugas rutin yang biasa Shuhua kerjakan.
Shuhua menugaskan Jaemin untuk Menata arsip atau surat, Mencatat janji-janji untuk Jeno, Menyusun acara kerja sehari-hari Jeno, dan hal-hal yang tidak terlalu berat.
"Bu Shuhua" panggil Jaemin, lantas Shuhua membelalakkan mata nya ketika dirinya di panggil dengan embel-embel 'Bu' padahal usia nya tidak beda jauh dengan Jaemin.
Sadar dengan ekspresi Shuhua yang tidak terima dipanggil 'Bu' hanya bisa terkekeh pelan "Jangan melotot gitu dong, terus saya panggil nya apa? tante?" ujar Jaemin bergurau agar suasana tidak terlalu canggung.
Shuhua tertawa melihat wajah Jaemin yang menurutnya sangat manis dan polos "Panggil nama saya aja, Shuhua." kata Shuhua yang kembali fokus pada layar komputer nya.
Jaemin mengangguk lantas tiba-tiba terlintas suatu pertanyaan dipikirannya, ia menoleh menatap Shuhua penasaran. merasa dilihati Shuhua pun menoleh dan menatap Jaemin seraya mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Kenapa? ada yang mau ditanyakan?" tanya Shuhua.
Jaemin mengangguk tapi baru saja ingin membuka suara, ada panggilan masuk yang buru-buru Shuhua angkat karna takut-takut jika itu dari klien nya.
Saat menjawab telfon ternyata bukan seorang klien, Shuhua menutup telfon setelah menyelesaikan obrolannya.
"Na Jaemin, di panggil pak jeno ke ruangan" ujar Shuhua.
"Kenapa? apa saya melakukan kesalahan?" tanya Jaemin khawatir, pasalnya Jaemin baru saja mengirim laporan lewat e-mail.
Shuhua mengedikkan bahu acuh "Samperin sana, masa sama suami sendiri takut gitu. Kalau suami galak gak usah kasih jatah besok-besok bakal kapok cari masalah sama kamu" begitu kata Shuhua yang membuat Jaemin malu, kenapa juga harus membahas 'jatah'.
(*)
"Masuk, ngapain nyembulin kepala kamu disana!"
Jaemin pun langsung membuka pintu ruangan dan berjalan masuk, berhenti tepat didepan Jeno yang hanya terhalang meja kerja nya.
Jeno tertawa kecil melihat Jaemin berdiri dengan kedua tangan yang ia sembunyikan di belakang punggung, seperti sedang latihan pramuka saja.
"Kamu kenapa sih, kaku banget sama mas?"
"Mas kan sekarang atasan nana, ini lagi di kantor. Kita harus profesional." Jelas Jaemin dengan sangat polos membuat Jeno menahan tawa nya.
"Astaga, dek! sini..."
Jaemin menurut, ia berjalan tepat berdiri disamping Jeno, selang beberapa detik Jeno memutar kursi nya menjadi memghadap Jaemin.
Jeno mendongak untuk menatap wajah Jaemin yang posisi nya berdiri, lalu kedua tangan Jaemin digenggam oleh yang tua.
"Kenapa lucu banget istri mas"
Jaemin tersenyum malu-malu, matanya melirik ke arah lain, kedua pipi nya mengembung seperti anak kecil.
"Mas jangan kayak gitu!!! nana malu."
"Kenapa malu? sama suami sendiri kok. Lagian kamu pakai mantra apa sih, rasanya mas kangen sama kamu terus, mau liat kamu terus"
Jaemin menghela nafas, jujur saja kalau seperti ini bisa-bisa Jaemin kena serangan jantung.
"Nana kira mas mau ngomelin nana, laporan yang nana kirim lewat e-mail udah mas cek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Nomin (Complete)
Fanfiction"Tapi cowok yang bakal jadi suami nana, dia baik kan?" "Nana nggak masalah menikah dengan pilihan bunda dan ayah selama orang itu baik sama nana!!" Barbeque_ start : 20 march 2021 end : -