17. teror

34.8K 3.5K 224
                                    

Malam hari di kediaman Jeno dan Jaemin, laki-laki lebih tua dibuat terkejut dengan teriakan nyaring yang lebih muda.

Teriakan yang berasal dari dapur, membuat Jeno yang sedang berkutat mengerjakan pekerjaannya di ruangan kerja buru-buru berlari menghampiri sang istri.

Melihat Jeno berdiri di ambang pintu dapur dengan wajah khawatir, Jaemin buru-buru berlari dan memeluk Jeno.

"Masss," rengek Jaemin dengan nada yang bergetar, Jeno membalas pelukan Jaemin, mengelus punggung Jaemin untuk menenangkan cowok manis itu walau ia sendiri masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa? Ada apa, dek?"

"Itu, siapa yang naruh bangkai tikus sama darah-darah begitu mas, nana takut" Jaemin memeluk Jeno makin erat.

Jeno mengernyitkan dahi nya, kenapa dan apa maksudnya ada bangkai tikus serta darah berceceran di meja dapur.

"Mas cek cctv dulu" Jeno melepaskan tangan Jaemin yang memeluk nya namun Jaemin menggeleng, tidak mau melepas pelukannya, ia takut.

Jeno merangkul pundak Jaemin dan menuntunnya ikut ke ruangan kerja, Jaemin tetap melingkarkan tangannya dipinggang Jeno, dari samping tubuh yang lebih besar itu.

Jeno duduk dikursi kerja nya, setelahnya menarik Jaemin duduk dipangkuannya dengan posisi miring, kedua tangan Jeno beralih mengetik sesuatu di komputernya.

"Kurang ajar" umpat Jeno ketika melihat seseorang masuk ke dalam mansionnya, orang dengan hoodie, topi, cupluk, dan masker yang membuatnya kesusahan mengenali orang tersebut.

Jaemin melingkarkan kedua tangannya dileher Jeno, kepalanya ia tenggelamkan diperpotongan leher Jeno.

"Jangan takut ya, ada mas disini" Jeno mengelus punggung Jaemin, lalu melingkarkan tangannya dipinggang ramping Jaemin.

"Maksud orang ini apa? nana takut, nana nggak mau sendirian, nana nggak mau tidur sendiri, dulu juga kayak gini ada yang naruh bangkai hewan di kamar nana."

"Alasan kamu gak bisa tidur sendiri, hm?" Jeno mencium pipi Jaemin "Sekarang kan ada mas, tidur sama mas, adek nggak akan sendirian jangan takut ya. Nanti mas urus orang ini, pakai jalur hukum sekalian biar kapok"

Jaemin mengangguk, jujur saja perasaannya masih sangat takut.

Dulu pernah dirinya di bully dan diteror sampai seserius itu, makanya Jaemin pernah bilang ia punya trauma kan, dia tidak bisa tidur sendiri karna waktu masih sekolah menengah atas dulu,

Jaemin pernah berpacaran dengan laki-laki yang menjadi trauma nya, laki-laki yang menoreh luka pada cowok manis tersebut.

Bukan hanya dikhianati, menjadi korban toxic boyfriend, ia juga dapat bully an dari satu sekolah karna playing victim sang mantan kekasih, dan bodoh nya orang-orang itu lebih percaya omong kosong mantannya Jaemin dibanding Jaemin yang sebenarnya korban.

Karna ulah itu, Jaemin sampai harus cek ke psikolog, dimana bully an itu gak sekedar di lingkup sekolah tapi juga sampai ada yang meneror Jaemin sampai menaruh bangkai hewan dan kata-kata menyakitkan di dalam kamarnya, seperti menyuruh Jaemin mati dan tak pantas hidup katanya. terniat dan sejahat itulah orang-orang yang sebenarnya tidak tau kebenaran.

Mantannya memang jahat, hanya memacari Jaemin untuk memoroti cowok manis itu yang dimana semua orang tau kalau Jaemin anak orang kaya raya yang memiliki banyak uang, tujuh turunan pun kayaknya gak akan habis.

Dengan modal omongan manis yang membuat Jaemin si polos menjadi tertarik dan mengiyakan ajakan menjadi pacarnya dulu.

Perlahan seiring berjalannya waktu dari kejadian itu, mental Jaemin membaik, juga berkat hadirnya seorang Donghyuck yang mendekati Jaemin ketika semua orang menjauhi nya.

My Husband | Nomin (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang