Empat Juta

1.4K 252 16
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Terkadang manusia terlalu fokus dengan impian mereka, dan dengan tanpa sadar meninggalkan hal penting di belakang. Jenta Muhammad, pemuda tampan kesayangan Bunda telah melupakan hal penting itu.

Dia lupa berdoa pagi ini. Dengan terburu-buru, langkah Jenta menerjang lorong universitas. Pemuda itu dilanda panik karena bangun kesiangan, dan sialnya hari ini ada jadwal ujian dari dosen yang tidak disukai sejuta umat kampus.

Pak Daruja Tanaka, dosen itu mengadakan ujian mendadak dihari senin pagi ini. Beliau sudah memperingatkan semua mahasiswa untuk tidak terlambat, karena jika terlambat. Habis sudah nilai mereka.

Salahkan Jaehyun, pemuda berlesung Pipit itu tidak membangunkan Jenta dan malah berangkat sendiri. "Jaehyun gelo! Mentang-mentang kemaren kalah maen suit tumpuk, ngambeknya kebawa sampe pagi, " teriak Jenta sembari menubruk pintu ruang kelas.

Bruk

Semua mata menatap Jenta, sedangkan Pak Daruja menaikan kacamatanya yang turun ke pangkal hidung karena terkejut.

"Kamu ini kenapa, Jenta?" teriak Pak Daruja sembari memegang dadanya.

Jenta menunduk pelan dan menarik napas dalam-dalam. "Maafkan saya, Pak. Saya janji gak telat lagi. Saya mohon, Pak. Biarin saya ikut ujian, Bapak." Wajah Jenta sudah mirip dengan anak anjing yang terjebak di selokan, meraung minta tolong.

Daruja mendelik. "Maksud kamu apa? Kelas saya masih senin depan, Jenta. Sekarang kelas Pak Farid, saya disini hanya mengabsen."

Ucapan Daruja membuat Jenta menjatuhkan tubuhnya. Sudah capek-capek berlari dari tempat parkir sampai kelas, malah salah jadwal. Malu Jenta tuh, wajah tampannya harus ditaruh dimana sekarang.

"Maaf, Pak. Saya permisi." Jenta menunduk sopan sebelum keluar dari ruang kelas.

Telapak tangannya mengusap pelipis dan dahi, keringatnya mengucur deras. Ditambah lagi jantung yang masih berdetak terlalu kencang. Tiba-tiba hal itu terlintas di benak Jenta.

"Astagfirullah, gue lupa baca doa ternyata, " lirih Jenta sembari menepuk jidat. "Yaudah lah gue sekalian sholat dhuha aja di masjid."

__-__

Angin berhembus pelan, mengisi setiap sudut masjid kampus. Tangan kecil itu mulai membalik lembaran Al-Qur'an, membaca huruf demi huruf dengan lembut dan pasti.

" بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ (١) لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ۘ (٢) خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ (٣) اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ (٤) وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ (٥) "

Lain hal dengan apa yang Raina lakukan. Pemuda dengan kemeja kotak-kotak sedang bersembunyi di balik pilar masjid, kepalanya menyembul malu-malu untuk melihat Raina. Sudut bibirnya terangkat, menikmati alunan dari bacaan Raina.

Imam Beda Iman | Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang