"Menikah itu bukan perihal kamu dan pasangan mu mau, dan to besok langsung nikah. Enggak begitu, Jaehyun."
Ayah memejamkan mata, beliau lelah hingga punggungnya bersandar pada sofa yang terbuat dari kulit import mahal.
"Tapi saya mencintai Raina, Yah." Pria berjas biru tua semakin memajukan badannya, persis seperti singa yang ingin menerkam mangsa dan menguliti dengan tatapan tajam.
"Jangan ribut perihal cinta, Jaehyun. Kamu tidak akan pernah terlintas dalam hatinya, walau untuk sekali pun."
Pria berumur enam puluh tahun itu membenarkan posisi duduknya, bahu lebar yang tak lagi kokoh ditegapkan. "Saya tau dia juga mencintai dirimu, tatapan memuja itu tidak bisa disembunyikan. Tapi apakah dia berani meninggalkan Tuhannya seperti apa yang kamu lakukan?"
Jaehyun termenung, dalam hati dia membenarkan ucapan sang Ayah. Raina tidak terlihat berusaha untuk pernikahan ini, perempuan itu bahkan selalu menolak saat Jaehyun membahas seputar pernikahan.
Tapi itu hanya dimata pria itu, yang ada dipikirannya tidak sama dengan fakta bahwasannya Raina Antrumi lebih sering berusaha untuk masalah ini. Dia tidak satu-dua kali berdebat dengan Ibu dan Bapak, dia terus mencoba meyakinkan mereka. Dan hari itu adalah puncaknya.
"Raina, pernikahan beda agama itu sulit, Nak, " ucap pria paruh baya itu pelan, suaranya terdengar frustasi. Kepalanya semakin berdenyut, perdebatan ini tak kunjung selesai.
"Tapi, Pak. Saya dan Jaehyun saling mencintai."
Perempuan itu tetap berpegang teguh pada kata bertajuk cinta. "Raina, pernikahan bukan hanya tentang saling mencintai. Kamu harus sadar, bahwa Allah tidak akan merestui pernikahan seperti ini."
Buk, Raina memukul meja makan dengan keras. Amarah yang memuncak membuat perempuan berambut panjang itu terpaksa berdiri, "Jika Bapak tidak merestui bilang saja, Pak. Jangan sampai bawa nama Allah, " teriak Raina. Suaranya menggema, membuat Ibunya sendiri tersentak.
"Sudahlah, Pak, " ucap Sang Ibu sembari mengusap punggung Bapak.
"Ingat Raina. Bapak tidak mempermasalahkan kamu dan Jaehyun, Bapak hanya kasihan kepada cucu Bapak nanti. Apa kamu mau malaikat kecilmu terpaksa memilih agama, memilih siapa yang harus dijadikan pegangan, " ucap Bapak dan meninggalkan Raina sendiri.
Tubuh Raina lemas, raganya seakan tersedot keluar bersama kalimat yang Bapak ucapkan. "Apa yang harus aku lakukan?"
Raina menyambar ponsel di atas meja, mendekatkan benda itu ke telinga. "Kamu sudah dengar? Jadi di bagian mana saya tidak pernah berusaha?"
Ponsel berwarna gelap itu tergeletak di atas meja selama perdebatan orang tua dan anak dimulai. Ponsel itu tersambung dengan Jaehyun, membiarkannya mengetahui segala usaha Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Beda Iman | Jaehyun ✓
Fanfiction"Dimana Abi sekarang, Umi?" "Abi bersama keluarga barunya." "Kenapa tidak bersama kita?" "Karena Abi menang, dia lebih memilih Tuhannya ketimbang memilih Umi." Pernikahan beda iman itu berat, dan Jaehyun memilih melepas beban itu dari punggungnya.