Daruja

1.7K 280 43
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Pagi ini dimulai dengan kelas yang rusuh, semua orang berteriak. Raina melirik Mylar takut-takut. Walaupun sudah hampir satu bulan berteman dengan Mylar, Raina tetap merasa canggung.

"Kalau mau ngomong tinggal ngomong, Na. Ngapain lirik-lirik gue, " ucap Mylar sembari menutup buku yang dia baca.

Raina tersenyum, Mylar selalu saja terlalu peka. "Kelas Pak Daruja memang selalu seramai ini?"

"Iya, selalu ramai. Karena beberapa orang pengen liat wajah Pak Daruja, padahal mah mereka gak ada kelas sama Pak Daruja."

Kepala Raina mengangguk, sebenarnya dia juga baru tau kalau kelas Pak Daruja bisa seramai ini. Sudah dua kali Raina tidak masuk kelas Pak Daruja, dan belum pernah mendapat kesempatan bertemu pria itu.

Pak Daruja termasuk dosen baru, dia dikenal tampan dan bermulut pedas. Kakak-kakak tingkat selalu saja penasaran dengan wajah pria berumur tiga puluh tahun itu, walau nanti ujung-ujungnya diusir secara kasar.

"Pak Daruja datang!" teriak salah satu perempuan. Suara melengking itu membuat Jaehyun dan Jenta yang sedang mabar melempar ponselnya ke kolong meja.

Semua orang tau kalau Pak Daruja galaknya melebihi dosen manapun, beliau tidak suka ada kebisingan di kelasnya. Pria itu tak segan-segan mengusir mahasiswa yang menguap, tapi itu juga jadi daya tariknya.

Pria dengan kemeja biru muda dan celana bahan putih bersih berjalan memasuki kelas, semua mata tertuju padanya. Surai tebal berwarna hitam legam, mata bulat dibingkai kaca mata membuat siapapun terpesona.

"Ini kenapa ramai? Yang namanya tidak tertera dibuku absen saya keluar! Jika ada yang ketahuan menyusup dikelas saya, jangan harap bisa berkuliah dengan tenang. Cepat!" teriak Pak Daruja kencang, suaranya sangat besar dan memenuhi ruangan.

Para kakak tingkat menyambar tas mereka dengan senyum puas, senang karena sudah melihat pahatan wajah bak dewa. Mereka sebenarnya ingin memekik girang, namun ditahan karena wajah Pak Daruja sedang tidak bersahabat. Memang sejak kapan wajah Pak Daruja pernah bersahabat? Beliau itu pelit senyum.

"Kelas akan saya mulai, yang tidak berkenan boleh langsung keluar." Pak Daruja membuka laptopnya, mengeluarkan beberapa buku tebal untuk ditaruh di atas meja.

Satu jam mendengar ceramah panjang kali lebar kali tinggi, membuat Jaehyun dan Jenta mengantuk. Kepala Jenta sudah berada dipundak Jaehyun, dan kepala Jaehyun bersandar dikepala Jenta. Sungguh romantis.

"Jaehyun, Jenta!" teriak Pak Daruja marah.

Kedua pemuda itu tersentak dan langsung berdiri dengan wajah bantal mereka.

"Maaf, Pak, " ucap Jaehyun dan Jenta berbarengan.

"Kalian sudah sering mendapat maaf dari saya, dan terus saja mengulangi kesalahan yang sama. Kalian kira seperti itu bagus? Mau jadi apa kalian?" Suara Pak Daruja memecahkan keheningan, semua orang takut termasuk Raina.

Imam Beda Iman | Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang