17 |🍦sekala (2)

888 239 34
                                    

The way to know : Who is Varren?

**✿❀ Bagian 17 ❀✿**

Varren? Dia paling tidak suka saat apa yang menurutnya miliknya, diusik orang lain.

Tepat tiga hari setelah Kia meminta bantuan, dan Varren menuruti saran Virendra untuk tak begitu ikut campur; ia justru mendapat kabar jika Kia memilih untuk menggugurkan kandungannya.

Well, meski benar-benar bukan urusannya, Varren tetap merasa bersalah. Dia tak mampu berbuat apapun untuk kehidupan yang sempat menempati perut mantan pacarnya.

Lagipula Kia terdengar biasa saja saat menyampaikan kabar ini padanya melalui sambungan telepon. Entah perempuan ini benar-benar tak menyesal atau mencoba nampak baik-baik saja. Varren harap tidak pada pilihan yang pertama, namun kasihan juga untuk pilihan yang ke dua.

"Gue gugurin."

"Innalilahi. L-lo makamin dengan layak kan?"

"Buat apa? Gue minum obat, janinnya belum kebentuk, keluar gitu aja. Terus---"

"Stop. Gue gak mau denger. Minta maaf, Kia."

"Minta maaf?"

Varren memijit pelipisnya, "Istighfar banyak-banyak. Minta ampunan sama Allah."

"..." Ada jeda yang Kia ambil, "Ren, biarin gue pegangan ke elo."

"Gue gak bisa ngelakuin apa-apa buat lo. Jadi udah, berhenti berharap ke gue."

Masih ia ingat jelas percakapannya dengan Kia kemarin. Cukup menambah beban pikirannya; yang orang tak tahu, Varren ini sedikit melankolis walau nampak garang di depan. Sering jengah pada diri sendiri, karena menaruh rasa peduli yang berlebih untuk keadaan sekitarnya.

Hari Sabtu, menuju tengah malam. Varren, Keanu, dan Jian; tanpa Yudha, yang sudah diperingatkan pacarnya untuk tidur lebih awal agar tidak jadi kelelawar seperti kawan-kawannya. Membuat yang lain tertawa saat mendengar cerita Yudha.

Mereka berkumpul di teras rumah Jian yang terbilang luas, dengan gazebo kecil di sudut.

Ada gitar di pangkuan Varren, Keanu berbaring menyamping dengan tangan kanan menyangga kepalanya, dan Jian yang duduk bersila di tepi sembari merokok. Dasar jomblo, memprihatinkan sekali.

"Lo gak nengok Kia, sehabis di telpon?" Tanya Jian, sedikit memutar tubuh untuk menatap ke arah Varren.

"Belum. Rada ilang respek gue, dia nekat banget." Ucap Varren, masih memetik senar gitar secara asal; namun masih enak di dengar.

Keanu, "Ya gimana Ren? Dia pastinya juga bingung." Mengubah posisi menjadi terlentang dengan kedua tangan ditaruh di atas perut.

"Bukan itu." Varren menghela nafas, agak malu pada pembahasan mereka, meskipun mereka terhitung sudah legal. "Seharusnya dia sama Putra mikir dulu lebih jauh, bukan main bikin seenaknya."

Who is Varren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang