23 |🍦 sekelumit

867 221 83
                                    

The way to know : Who is Varren

**✿❀ Bagian 23 ❀✿**

Varren ya? Dia selalu memaafkan kesalahan orang lain. Tapi tak pernah memaafkan diri sendiri.

dua ribu kata lebih; kangen ya? 🌻

50 komen untuk buka bagian selanjutnya.

••

Tak apa; bahkan air terjun yang cantik itu pun dimulai dengan jatuh terlebih dahulu.

Hidup tak pernah mudah untuk setiap orang. Termasuk anak presiden atau orang paling kaya di dunia sekalipun. Begitu juga anak seorang pemulung atau tuna wisma. Hidup selalu berlaku semena-mena. Meski keadaan seperti ini, tuhan tak pernah diam. Dia terlampau adil pada hamba-Nya.

Varren pernah ada di titik sangat tak bersyukur akan apa yang Allah beri. Sebab satu-persatu hal yang ia pikir akan terus ia miliki, direnggut perlahan. Ibunya, Virendra, dan sosok ayah yang dulu tak pernah berteriak padanya. Semua ia pertanyakan; mengapa? Mengapa hal-hal buruk terus berdatangan semenjak hari itu? Sulung Aditama yang masih di Sekolah Menengah Pertama berpikir demikian.

Dan Tuhan Yang Maha Benar pun menunjukkan jawaban untuknya. Varren disadarkan ketika Yudha Antasena bercerita pasal sisi lain yang belum pernah ia jumpai.

Hari itu, keduanya yang masih awal kelas sepuluh, mendapatkan tugas kelompok. Rencananya akan dikerjakan di rumah Varren.

Merasa tak keberatan, Yudha menaiki sepeda motornya, tanpa helm, menuju rumah Varren yang tak begitu jauh dari rumahnya.

Berdiri di depan pintu itu, Yudha mengetuk pelan; agak tidak enak sebab ia mendengar perdebatan yang samar-samar dari dalam sana. Entah apa yang terjadi, Yudha hanya berpikir bahwa ia membawa niat baik untuk belajar kemari.

"Va-aa-rren." Salamnya bernada.

Belum mengucapkan panggilan kedua, suara perdebatan di dalam malah semakin keras, saling berteriak tak mau kalah.

"Aku beneran belajar, Yah!"

"Aku gak main!"

"Balik ke kamar Varren! Baru kemarin kamu bikin ulah, mau apa lagi sekarang?"

"Aku beneran belajar!"

Wajah Yudha hampir saja tertabrak pintu, beruntung refleknya cukup bagus, jadi dia mampu menghindar; untuk sekadar mendapati Varren yang keluar dari dalam.

Tampilannya berantakan, celana kain hitam selutut dan kaos bergambar doraemon yang kusut; tapi Yudha heran, Varren masih saja tampan. Dia yang sama-sama lelaki kan jadi iri.

"Ayo." Ketus Varren yang berlalu lebih dulu ke arah motor Yudha.

Yudha tergesa menyusul, kemudian menuruti permintaan Varren untuk segera pergi.

Who is Varren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang