11 |🍦awal baru

1K 287 35
                                    

The way to know : Who is Varren?

**✿❀ Bagian 11 ❀✿**

Varren ya? Dia terlalu berwarna untuk diungkapkan secara sederhana.

Menjadi orang baik, bukan berarti selalu disukai. Sesempurna apapun kelihatannya, ada saja yang berusaha mencari cacat dari itu, ada saja yang menunggu saat ia akan jatuh.

Aisha mengalaminya. Banyak yang memberinya dukungan, ucapan pujian atas semua prestasi dan kelakuannya. Namun tak jarang, ada juga yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada Aisha.

Gadis ini berpendapat setiap orang memiliki cara berpikir dan bersikap sendiri-sendiri, jadi Aisha tak bisa memaksa setiap orang untuk menyukai dirinya; dan Aisha tak ambil pusing untuk menjadi sosok yang diinginkan bagi mereka.

Maharani merasa bersalah kali ini, sebab ia yang diberi tanggung jawab oleh Pak Yasin, guru Bahasa Indonesia untuk menyimpan tugas murid satu kelas; dan harusnya dikumpulkan hari ini, justru ia tinggalkan di rumah.

Padahal kemarin malam sudah ia siapkan di atas meja belajar, bersanding tas kecil berisi seragam olahraganya. Hebatnya, ia lupa untuk membawanya. Tentu ini tidak akan mudah, mengingat Pak Yasin tak main-main saat memberi hukuman.

"Ambil aja dulu, atau suruh nganterin orang rumah." Pinta Maudy.

Ada yang menatap keki, "Gue nulisnya sampai pegel, enak banget lo main lupa."

"Buruan bergerak dong, keburu Pak Yasin dateng. Gue gak mau dihukum ya."

Aisha semakin mengkerut karena merasa disudutkan seperti ini, tapi di sini dia memang bersalah. Wajar jika teman-temannya marah.

"Mata lo santai, anjir?! Gue colok sini, biar juling sekalian!"

Aisha terkejut saat Clara tiba-tiba menyahut dengan suara keras, bahkan hampir meraih wajah salah satu gadis yang mengerubunginya.

"Clara, gue yang salah." Ucap Aisha pelan, menenangkan sahabatnya itu dengan menghadangi langkahnya.

"Maaf ya temen-temen. Gue mau bilang Pak Yasin dulu, sekalian ijin ngambil tugasnya."

Aisha membawa Clara bersamanya untuk keluar dari kelas. Ia tahu kawannya ini bersumbu pendek, langsung mengatakan apa yang terlintas di otak saat itu juga, kamu jual dia beli. Meski begitu, Aisha berterimakasih pada keberanian Clara untuk membelanya.

"Udah jangan marah, kan beneran gue yang salah." Rayu Aisha, saat berhenti di depan ruangan bernuansa kuning dan tanaman hijau memenuhi bagian depannya.

Clara bersedekap tangan, "Mereka nyudutin lo, sambil bawa-bawa rasa iri mereka, keliatan jelas kok."

Ia ulas senyum demi meyakinkan Clara bahwa ia baik-baik saja, tetap menegaskan jika ini sepenuhnya salah dirinya.

Kemudian masuk ke dalam ruangan itu, menemui Pak Yasin yang terlihat masih sibuk di depan komputernya, jam mengajarnya di kelas 12 IPA-2, sudah lewat tujuh menit yang lalu.

Who is Varren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang