10 |🍦usaha (2)

1K 289 59
                                    

The way to know : Who is Varren?

**✿❀ Bagian 10 ❀✿**

Varren ya? Dia selalu berpegang pada apa yang ia katakan.

Senin. Pulang sekolah.

"Depan Nu, depan!" Komando Varren yang fokus pada layar smartphone, jarinya tak berhenti bergerak, dan sesekali memberi arahan pada Keanu.

Warung Buk Yati sebagai latar, sengaja mampir kemari begitu keluar dari gerbang.

Jian duduk di samping Varren, dengan sebuah batang rokok terselip di jari; tak ambil pusing meski ia masih menggunakan seragam, di depan sekolah lagi. Kawannya yang lain atau Varren pernah lebih parah, mereka bahkan berani membawa bungkus rokok, lengkap korek, dan kartu bridge yang kadang dimainkan menggunakan uang. Setiap kali kena razia, selalu saja ada alasan. Katanya kalau tidak merokok, mulut asem atau tak bisa berpikir. Kalau perihal bermain kartu, alasannya belajar menanam saham sejak dini.

Jian yang masih cukup waras, kadang hanya mampu terkekeh sembari turut prihatin pada guru yang selalu memijit pelipisnya. Tak bisa dimaklumi, tapi seperti inilah rusaknya dunia remaja.

Pandangannya mengawasi gerbang yang penuh lalu lalang murid lain yang hendak pulang.

Hanya mereka bertiga, Yudha pamit duluan karena harus menjemput pacarnya yang berbeda sekolah.

"Ren."

"Hm."

"Aisha udah nyebrang tuh." Beritahunya. Sesuai pesan Varren yang memintanya mengawasi sedari tadi.

Baru Jian menutup mulut, dan Varren langsung menutup permainan.

"VARREN ASU!" Umpat Keanu, mereka sedang war tadi; lalu karakter Varren tiba-tiba berhenti, membuat Keanu harus melawan sendirian.

Hanya tertawa kecil menanggapi, memilih mengantongi smartphone nya. "Titip tas bentar." Ucapnya, kemudian melangkah keluar menghampiri sang pujaan hati yang berdiri di tempat angkot biasa berhenti.

Entah sengaja, atau sudah takdir. Angkot datang terlambat hari ini, seolah memberi kesempatan Varren untuk melancarkan aksi mencurinya. Iya, mencuri hati Aisha. Doakan ya, semoga lancar jaya.

Tanpa suara, Varren mengambil tempat di sisi kanan gadis itu. Mengamati sebentar; memeluk buku paket seperti biasa, resleting tas yang sedikit terbuka karena panjang piala yang disimpan di dalamnya, dan wajahnya masih cantik meski seharian menatap buku.

Aisha yang menyadari keberadaan orang lain, menengok, lantas bersitatap dengan netra bening Varren.

"Gue temenin ya?" Tawar Varren dengan senyum manisnya.

Seragam yang sudah keluar tanpa dikancingkan, dengan kaos putih polos. Rambutnya sedikit acak-acakan, dengan dua batang rokok muncul malu-malu di sakunya. Varren sengaja tak merokok sejak istirahat kedua tadi, takut mulutnya bau tembakau; mungkin Aisha tidak akan suka.

"Kalau pun gue bilang gak usah, lo tetep bakal tinggal kan?"

Tidak, Aisha tidak risih atau hal semacamnya. Dia masih asing saja dengan perasaannya. Entah kenapa, Varren itu menarik sekali. Tapi, sebagian diri Aisha tak ingin luluh dengan mudah.

Who is Varren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang