05 |🍦pelajaran

1.2K 320 71
                                    

The way to know : Who is Varren?

**✿❀ Bagian 05 ❀✿**

Varren ya? Dia anak baik.

"Ai, gue duluan ya? Udah dijemput nih. Lo hati-hati."

Clara meninggalkan kelas setelah berpamitan pada Aisha yang mengangguk sembari tersenyum ---masih membereskan beberapa buku paket.

Dirinya berencana pulang menggunakan angkot yang sering nge-tem di sekitaran warung Bu Yati depan sekolah. Walau bundanya sudah berpesan agar meminta dijemput, tapi Aisha meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja, dan tawuran tak mungkin diadakan setiap hari.

Melangkah sendirian ke ruang loker siswa, menyimpan buku paket yang tadi, dan mengambil buku paket yang lain untuk belajar jadwal hari Senin besok.

Sekolahnya negeri dan bisa dibilang cukup elit. Disediakan loker siswa, laboratorium, dan fasilitas menunjang lainnya. Dana dari pemerintah benar-benar dikelola dengan baik, meski harus melalui banyak proses dan syarat rumit agar pengajuan terealisasi.

Langkahnya melewati sisi tepi lapangan, mendapati siswa yang masih menjalankan hukuman, dan pikirnya melayang, bertanya akan keadaan dari sebut saja ketua anak-anak yang dihukum ini.

Ia mendengar dari Clara; ada kemungkinan kalau mereka bakal terkena sanksi skorsing yang berlaku minggu depan, parahnya dikeluarkan dari sekolah kalau pihak polisi telah membuat keputusan. Sebab, nama baik sekolah yang dipertaruhkan.

Menghela nafas.

Gadis ini merasa terlalu memikirkan Varren hari ini. Waktu-waktu sebelumnya, ia hanya menyimak antusias Clara, tidak sampai ikut penasaran akan kehidupan mereka.

Tapi sekarang, bahkan ia ingin tahu bagaimana keadaan laki-laki itu.

Belum ada dua puluh empat jam, dan Varren berhasil memonopoli isi batinnya.

•••

Varren menunggu. Sempat berada di balik jeruji besi untuk beberapa jam menanti giliran, sebelum akhirnya duduk di samping meja polisi yang baru saja meminta keterangan darinya. Meski ia hanya menerima tantangan, dirinya tetap bersalah. Sempat menulis surat pernyataan untuk tidak mengulangi, dan akan melakukan pelayanan sosial di hari sabtu dan minggu besok; menyapu taman kota membantu pekerja berseragam orenye di sana.

Varren menerimanya, bentuk tanggung jawab dan penyesalan. Bersyukur juga karena tak harus menginap seperti kejadian tempo dulu saat ia dua kali tertangkap ikut balap liar.

Meski begitu, ia belum bisa tenang. Polisi berpesan, ia hanya akan pulang saat orang tuanya datang menjemput. Jadi, ia sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk saat berhadapan dengan ayahnya nanti.

Memasukkan smartphone nya setelah mengabari seseorang, untuk berdiri menyambut ayahnya dan ibu tirinya yang baru saja datang.

"Ayah----

Satu tamparan sebagai hukuman.

Arya menatap sarat angkara pada Varren yang terdiam. Napasnya terhela berat, malu, sekaligus kecewa oleh kelakuan anak kandungnya. Apa yang bisa dibanggakan dari seorang remaja yang sudah tiga kali membuat orang tuanya datang ke kantor polisi atas kesalahannya?

Who is Varren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang