08 |🍦tak gentar

1.1K 317 102
                                    

The way to know : Who is Varren?

**✿❀ Bagian 08 ❀✿**

Varren ya? Mungkin dia salah, tapi dia pandai mengambil hikmah.

Hari minggu.

Di rumah berlantai satu, memiliki halaman sedang di depan dan di belakang. Dengan dominasi warna biru muda di tembok luar, dan warna pastel lembut di dalam.

Sehabis sholat subuh sendirian ----karena bunda sedang tanggal merah, Aisha keluar dari kamarnya yang berada tepat di samping ruang tengah. Menemukan Theo yang berbaring telungkup di sofa juga Gavin yang duduk dengan smartphone di tangan. Keduanya baru saja pulang dari masjid.

Merasa ada gerakan dari arah belakang, Gavin memutar tubuh.

"Kak, lo kemarin pergi sama bang Varren? Katanya cuma sama kak Clara?" Tanya nya dengan nada meminta penjelasan.

Sedikit melirik Theo, yang sebetulnya sudah lanjut tidur. Soalnya, kalau kakak laki-lakinya itu dengar, mungkin Aisha akan diintrogasi.

Aisha mendekat dan ikut melihat layar smartphone milik Gavin yang adiknya tunjukkan.

Ada unggahan fotonya di akun milik Clara. Aisha belum sempat mengeceknya dari semalam.

"Enggak kok. Kemarin beneran cuma sama Clara. Gak tau, mungkin Clara iseng. Biar gue tanya nanti."

Gavin mengangguk percaya. Ia tahu, Aisha tak kan pernah berbohong padanya. Kecuali soal camilan di kulkas.

Aisha mengambil duduk di samping Gavin, setelah menatap pintu kamar bunda nya yang masih tertutup, mungkin beliau masih tidur.

"Lo kenal Varren?"

Aisha bertanya. Ia belum lupa ingatan kalau Gavin ini berbeda SMA darinya. Jadi, kenal Varren dari mana?

"Kenal lah. Pergaulan cowok kan luas. Pernah main bareng juga. Asik orangnya. Setau gue agak nakal, tapi gak pernah main obat atau taruhan cewek."

Aisha melotot di tempat, "Heh! Kok lo tau sih soal taruhan-taruhan gitu? Taruhan cewek lagi?!"

"E-enggak, gue cuma pernah liat balap liar aja. Ada yang taruhan cewek."

"Gak ikut-ikutan kan lo?!"

"Kagak kak sumpah! Cuma liat doang gue, bang Varren tuh pernah ikut. Pernah ketangkep polisi juga."

Aisha cukup terkejut mendapat penuturan ini dari adiknya. Jadi, Varren memang sebebas itu anaknya?

"Gak tanya soal Varren gue."

Lantas, Gavin memberi tatapan mengejek padanya. "Masa? Nih, bang Varren komen begini. Gak mungkin kan kalian gak ada apa-apa?"

"Emang gak ada."

"Idih, gengsi amat bos. Gue dukung kok kak, nakal begitu bang Varren baik sebenarnya."

Aisha terdiam. Ingin menyumpal mulut Gavin, tapi sayang. Yasudah, pikirannya jadi kemana-mana.

•••

Kalau kemarin Varren menyapu bagiannya sendirian, maka sekarang ia membawa pasukan. Bukan ia tepatnya, tapi sang penasihat yang kukuh membawa.

Pagi tadi saat Varren sudah mengembalikan motor Jian, mau tak mau ia tetap minta tolong agar Jian mengantarnya ke taman kota.

Who is Varren?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang