Chapter 13 : Tujuan Baru Lainnya

908 38 2
                                    


Di kantor polisi di sebuah kota kecil Canada, Kun dengan semangat menunggu sambil polisi berbicara dengan Ten. Sambil berjalan mondar-mandir, Kun sedang memikirkan Winwin yang sekarang menjadi tawanan dari temannya, Lucas. Dia berpikir apakah dia akan kembali melihat adiknya lagi. Kun tenggelam dalam pikirannya ketika dia tidak mendengar bahwa ada seorang detektif yang menghampirinya dari belakang.


Detektif Johnny

"Kun," panggil detektif itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kun," panggil detektif itu. "Ya, apakah Ten mengungkapkan kemana Lucas membawa Winwin?" tanya Kun. "Tidak, aku khawatirnya tidak. Dengar Kun, dia sedang dalam keadaan yang rapuh sekarang. Aku perlu tahu apakah kau ingin menuntutnya dalam kasus penculikan ini?" tanya sang detektif. "Tidak sekarang. Aku perlu berbicara dengannya," respon Kun.

"Itu bukan ide bagus," respon sang detektif. "Tolong, biarkan aku berbicara dengannya. Aku pikir aku bisa membujuknya. Aku mohon padamu," Kun memohon. "Baiklah, kau bisa berbicara padanya," kata sang detektif. Kun diarahkan ke ruangan dimana Ten ditahan.

Kun membuka pintunya dan masuk ke dalam. "Apa yang kau inginkan?" ujar Ten yang marah. "Adikku yang kau culik," respon Kun. Kun menatap Ten, yang tangannya diborgol. "Apa yang kau lihat?" tanya Ten. "Aku sedang melihat sahabat dari adikku. Aku sedang melihat seseorang yang sudah kuanggap keluarga," respon Kun. "Apa yang telah kau lakukan pada Ten. Ten yang asli?" tanya Kun.

"Dengar, jika kau ingin aku meminta maaf karena menyekap Winwin, kau hanya membuang waktumu," ujar Ten. "Tidak, aku disini bukan untuk itu. Aku hanya perlu tahu bagaimana kau bisa melakukan ini pada sahabatmu sendiri. Dan jangan katakan itu sebagai aksi balas dendam padaku, karena itu bodoh dan kau tahu itu," ujar Kun. "Aku menculik Winwin untuk mendapat kehidupan yang lebih baik. Dan ketika aku sudah mendapat semua uangmu, aku bisa melakukan itu," respon Ten.

"Kau tidak berpikir Winwin sudah hidup dengan baik. Dia sudah lama berteman baik denganmu, orang yang dia sayangi sepenuh hati. Winwin hidup bahagia, Ten. Dia tidak pernah mengeluh tentang hidupnya bukan Ten?" ujar Kun. "Baiklah, aku sahabat yang buruk. Apa kau senang. Aku akui, aku sahabat yang buruk," ujar Ten.

"Yah Ten. Kau salah lagi. Aku pikir kau adalah orang yang baik," ujar Kun. Ten sekarang merasa bingung. "Bagaimana kau bisa mengatakan itu. Aku menyekap sahabatku sendiri dan sekarang, aku tidak tahu dimana keparat itu membawanya. Bagaimana aku bisa menjadi orang yang baik setelah apa yang kulakukan?" tanya Ten.

"Dengar, jangan salah paham. Apa yang kau lakukan salah. Sangat salah. Tapi mengatakan bahwa kau menyekap Winwin untuk memberinya kehidupan yang lebih baik memberitahuku bahwa kau sangat mencintainya, apa aku salah?" tanya Kun. "Tentu saja tidak. Aku sangat mencintai Winwin. Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkannya kembali. Apapun, meski cintaku hanya bertepuk sebelah tangan," ujar Ten. Setelah itu, Kun bangkit dan meninggalkan ruangan itu. "Kemana kau pergi?" tanya Ten. "Tenang, aku akan kembali," ujar Kun seraya meninggalkan ruangan itu.

Sementara Kun berurusan dengan Ten di kantor polisi, Lucas dan rekannya tiba di tujuan baru mereka yang dimana yaitu kembali ke Amerika. Winwin mulai sadar dari pengaruh biusnya. Lucas secepatnya menutup mata Winwin. "Mmmmppphhh " respon Winwin. Lucas melepas ikatan di kaki Winwin dan menariknya keluar dari mobil.

Lucas membawa tawanannya melewati dapur, menyusuri lorong, dan naik ke atas. Lucas membawa tawanannya ke sebuah kamar yang pastinya dibuat sebagai penjara Winwin. Lucas membuka penutup mata Winwin. Setelah membuat Winwin berjanji untuk tidak teriak, Lucas membuka penutup mulut Winwin. Winwin terkejut melihat kamar itu dihias dengan nuansa olahraga dan barang-barang lain yang disukainya.

"Jadi apakah kau menyukainya. Aku melakukan ini hanya untukmu," ujar Lucas. "Kau merencanakan ini semua bukan. Kau berencana mengkhianati Ten dan membawaku ke sini?" tanya Winwin. "Aku harus menjauhkanmu dari Ten yang gila," ujar Lucas. "Memangnya kau siapa?" tanya Winwin. "Aku sahabatmu, aku Lucas," responnya.

Lucas kemudian melepas ikatan di tangan Winwin. "Berbaring di ranjang sekarang," Lucas memberitahu tawanannya. "Kenapa?" tanya Winwin. "Lakukan saja. Aku perlu mengikatmu," respon Lucas. "Kumohon Lucas, jangan lakukan ini," Winwin memohon. Lucas mendorong Winwin ke ranjang dan menggulingnya sehingga dia terbaring telentang.

Kemudian Lucas mengikat tangan Winwin ke tiang ranjang. Dia mengambil seutas tali lainnya dan mengikat kaki Winwin. Lucas bersiap untuk melakban mulut Winwin. "Kenapa kau harus menutup mulutku?" tanya Winwin. "Karena kita berada di lingkungan tetangga. Jadi aku tidak akan membiarkanmu memancing tetangga kami," ujar Lucas. Lucas melakban mulut Winwin dan meninggalkan kamarnya.

Kembali ke kantor polisi, sang detektif masuk ke ruangan tempat Ten ditahan. "Kau sekarang bebas," ujar sang detektif. Ten bingung dan bertanya apa yang terjadi. "Kau akan berada dalam pengawasanku," ujar Kun. "Aku tidak mengerti," ujar Ten.

Setelah sang detektif melepas borgolnya, Kun memberitahu Ten bahwa mereka akan bergabung dan mencari Winwin. "Tapi itu semua sudah terjadi," omongan Ten dipotong ketika Kun memberitahunya bahwa dia percaya padanya ketika dia bilang dia akan melakukan apapun untuk menemukannya. Sang detektif membawa Ten keluar dan menyerahkannya pada Kun.

"Ten, jangan membuatku menyesali ini. Jangan membuatku mengembalikanmu kesini," ujar Kun. "Lebih baik kita pergi dan mencari Winwin, ok," ujar Ten. Kun dan Ten keluar dari kantor polisi dan siap untuk memulai pencarian mereka.

A Kidnapped Boy (Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang