Chapter 31 : Oh Tidak, Jangan Lagi!!!

520 18 1
                                    

Sekarang sudah sore ketika Victoria dan Changmin sampai di rumah. Sang suami dan istrinya masuk melalui dapur dan berjalan lurus menuju ruang tamu. Changmin berbalik dan menatap istrinya. "Baik, biar kuluruskan. Kau ingin aku menculik Winwin, remaja yang baru saja diculik, untukmu?" tanya Changmin. "Benar," jawab Victoria.

"Jadi aku mendengarmu dengan baik. Yah baiklah. Aku punya pertanyaan untukmu. Victoria sayang, kau sudah kehilangan akal sehatmu?" tanya Changmin. "Dengar Changmin, aku tahu. Tapi kau tahu betapa aku merindukan bayi yang seharusnya kupunya. Kau tahu itu. Bayi yang seharusnya berumur 17 tahun sekarang," jawab Victoria. "Changmin, Winwin adalah anak yang kuinginkan," lanjut Victoria.

"Victoria, jika kau menginginkan anak, kita bisa selalu mencari adopsi. Ada banyak anak-anak di luar sana yang membutuhkan orang tua," Changmin memberitahu istrinya. "Aku tahu. Tapi Winwin lah yang kuinginkan. Winwin adalah anak yang selalu kuinginkan," Victoria memberitahu suaminya. "Kenapa. Apa yang membuat Winwin spesial?" tanya Changmin. "Aku tidak tahu. Aku hanya tahu Winwin itu spesial. Kumohon Changmin. Tolong ambil Winwin untukku," Victoria memohon lagi.

"Sayang, kau tahu apa yang kau minta. Penculikan adalah kejahatan. Kita bisa ditahan di penjara. Apakah itu yang kau inginkan?" tanya Changmin. "Mereka tidak akan pernah menemukan kita. Ayolah Changmin. Kita punya banyak uang. Kita tangkap Winwin dan tinggalkan kota ini. Mereka tidak akan pernah menemukan kita. Uang akan mengurusnya," Victoria memberitahu suaminya.

"Aku hanya tidak tahu Victoria. Kau tahu seberapa besar aku mencintaimu dan kau tahu aku akan melakukan segalanya demi kau, tapi menculik. Ya ampun," ucap Changmin. "Kumohon Changmin. Buktikan padaku seberapa besar kau mencintaiku. Buktikan dengan menculik Winwin," tambah Victoria. "Aku seharusnya tidak menunjukkan cintaku padamu," jawab Changmin. "Baik, jika kau tidak mau membantuku, maka kau membuatku tidak punya pilihan," bentak Victoria pada suaminya dan keluar dari ruangan.

Changmin melihat Victoria naik ke atas. "Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?" bisik Changmin pada dirinya sendiri. Changmin kemudian menatap meja di sudut ruangan. Changmin berjalan menuju meja dan membuka lacinya. Changmin mengeluarkan isinya. Sebotol kloroform. Changmin hanya menatap botol itu, berpikir untuk langkah selanjutnya.

2 hari kemudian dan Winwin sedang berada di kamarnya. Winwin mengingat kembali tentang pertemuan berikutnya denganVictoria yaitu hari ini. Kembali pada kenyataan, Winwin berjalan menuju lemarinya dan mengeluarkan celana panjang hitam dan kaus abu-abu. Setelah memakai baju dan celananya, Winwin berjalan keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

"Selamat pagi win," ucap Kun. "Pagi ge," jawab Kyungsoo. "Tumben kau sudah rapi. Ada gerangan apa?" tanya Kun. "Ah hari ini adalah jadwal pertemuan kedua dengan nyonya Victoria," jawab Winwin. "Oh, benar juga. Aku hampir saja lupa," respon Kun. Kemudian mereka berdua pun mulai memakan sarapan mereka.

"Baiklah ge, jika kau tidak keberatan, aku rasa aku akan berjalan menuju tempat pertemuannya," ucap Winwin. "Aku rasa aku harus mengantarmu win," jawab Kun. "Ge, itu tidak jauh. Aku akan baik-baik saja," Winwin memberitahu Kun. "Dengar. Aku rasa itu bukan ide bagus jika kau keluar sendiri," ujar Kun. "Kenapa? Ada sesuatu yang tidak kau beritahukan padaku?" tanya Winwin.

Kun mengingat kembali ketika detektif Yuta memberitahunya bahwa Lucas kabur. "Tidak. Aku hanya merasa perlu melindungimu," Kun memberitahu Winwin. "Kumohon ge. Biarkan aku melakukannya. Aku rasa itu akan membantuku," Winwin memohon. "Baik. Berhati-hatilah," Kun memberitahu adiknya. Winwin mulai berjalan keluar ketika Kun menghentikannya.

"Win, apakah kau benar-benar yakin berjalan menuju tempat pertemuannya sendiri?" tanya Kun. "Iya, kenapa tidak. Aku sudah menyingkirkan ketakutan pertama. Biar aku singkirkan yang ini juga," jawab Winwin. "Baiklah kalau begitu. Sampai bertemu beberapa jam kemudian," dan Winwin pun keluar. "Tuhan, tolong lindungilah adikku. Aku harap aku melakukan hal yang benar," ucap Kun pada dirinya sendiri.

Winwin sekarang berjalan di publik. Dia menyadari beberapa orang yang menatapnya, tapi dengan respon yang biasa. "Hei Winwin, apa kabar?" adalah komentar yang diterima Winwin. Winwin melanjutkan perjalanannya ke tempat pertemuan ketika dia gagal menyadari sesuatu. Winwin sekarang diikuti oleh sosok misterius. Sekali lagi, Winwin dalam bahaya. Winwin akhirnya sampai di klinik dimana dia bertemu nyonya Victoria.

Winwin berhenti di depan pintu dan menarik nafas dalam. Dia kemudian mengetuk pintu. Setelah beberapa detik, nyonya Victoria menjawab. "Halo Winwin, silahkan masuk." Winwin masuk. "Baik Winwin, silahkan duduk," saran nyonya Victoria dan Winwin pun duduk.

"Jadi beritahu aku Winwin. Bagaimana rasanya ketika kau berjalan sendiri ke sini?" tanya Irene. "Awalnya aneh. Tapi kemudian lega. Aku rasa ketakutanku tentang penculikan itu sudah mulai hilang," jawab Winwin. "Baguslah," tambah Victoria.

Kembali ke Kun, hpnya berbunyi. "Halo," jawab Kun. "Kun, ini detektif Yuta." "Detektif, beritahu aku jika kau sudah menahan Lucas kembali. Tolong beri aku kabar bagus," ucap Kun. "Maaf Kun. Tapi aku tidak punya kabar bagus. Lucas masih di luar sana," jawab sang detektif. "Baiklah, kenapa kau menelepon?" tanya Kun.

"Karena aku punya kabar buruk lainnya. Lucas sudah terlihat di sekitar kota," sang detektif memberitahu Kun. "Ya ampun, ini tidak mungkin terjadi," jawab Jungkook. "Dengar Kun. Kami akan menangkapnya. Pastikan saja Winwin tidak pergi sendirian. Kau tidak akan menyukainya tapi hidup Winwin dalam bahaya," ucap sang detektif.

Setelah Kun memutus teleponnya, dia naik ke atas menuju laci mejanya. Dia mengambil botol kloroform dan kain putih lalu meletakkannya di saku celananya. "Maafkan aku Winwin. Aku berharap aku tidak perlu melakukan ini, tapi aku tidak punya pilihan. Aku harus melindungimu dan jika memang ini pilihannya, maka akan kulakukan," ucap Kun dan dia turun ke bawah menuju pintu.

Sekitar setengah jam kemudian, Winwin sudah hampir menyelesaikan pertemuannya dengan nyonya Victoria. Nyonya Victoria berjalan di belakang Winwin dan bersiap untuk membekapnya ketika dia mendapat pesan. Dia melihat hpnya, "AKU AKAN MELAKUKANNYA. AKU AKAN MENCULIK WINWIN UNTUKMU." "Apakah semua baik?" tanya Winwin. "Iya semuanya baik. Aku akan mendapatkan sesuatu yang kuinginkan selama ini," jawab Victoria.

"Baiklah Winwin. Kurasa sampai disini sesi kita. Aku akan meneleponmu untuk pertemuan berikutnya," nyonya Victoria memberitahu Winwin. "Baiklah, sampai jumpa," ucap Winwin dan meninggalkan klinik itu. "Segera Winwin. Kita akan bersama segera. Kau, aku dan Changmin akan menjadi keluarga bahagia," kata Victoria pada dirinya sendiri.

Winwin mulai berjalan pulang dengan perasaan gelisah yang datang tiba-tiba. Ketakutan akan penculikan kembali lagi menghantuinya dan dia mulai mempercepat langkahnya. Kemudian, entah dari mana, Winwin diserang dari belakang oleh seseorang yang berpenampilan serba hitam. Winwin mencoba melawannya, tapi sia-sia.

Sebuah tangan yang bersarung tangan membekap mulut Winwin. Diantara sarung tangan dan mulut Winwin ada kain putih. Winwin mengenal baunya sebagai kloroform. Winwin mencoba melawan baunya, tapi sia-sia. Winwin jatuh di lengan orang asing itu. Winwin pingsan.

Orang asing itu mengangkat Winwin dan membawanya ke dalam sebuah mobil hitam. Dia membuka bagasinya dan menaruh anak yang pingsan itu disitu. Pintu bagasi ditutup dan sosok itu masuk ke dalam mobil lalu pergi.

Jangan lagi. Sepertinya Winwin diculik lagi. Pertanyaannya adalah siapa penculiknya?

A Kidnapped Boy (Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang