A Kidnapped Boy (Winwin)

Chapter 1 : Mengintai

Sekarang adalah senin pagi. Ini adalah hari sekolah. Aku bangun, gosok gigi dan ganti baju. Ini akan menjadi hari yang cerah, jadi aku memakai sepasang celana pendek cargo dan kaos biru tua. Kemudian aku menggunakan kaus kaki dan sepatu Nike terbaruku. Kemudian aku turun untuk sarapan.

Aku turun ke dapur dan gege sudah menyiapkan pancake di atas meja. Biar kuberitahu, pancake buatan gegeku luar biasa. Aku menghabiskan setumpuk kue di piringku sambil gege menawarkan diri untuk mengantarku ke sekolah. Aku bilang tidak, aku akan berjalan kaki. Kami berpelukan dan saling mengucapkan selamat tinggal lalu aku pun pergi ke sekolah. 

Ketika sedang dalam perjalanan ke sekolah, aku mendapat firasat bahwa ada orang yang mengikutiku. Sepertinya aku diperhatikan. Tapi oleh siapa? Siapa yang akan tertarik dengan remaja laki-laki berumur 17 tahun? Aku segera membuang jauh-jauh pikiran itu dan akhirnya aku sampai di sekolah. 

Tanpa kuketahui aku diikuti oleh sesosok figur misterius dalam sebuah mobil. Untuk sekarang, aku akan memanggilnya stalkerku. Di dalam mobil, dia memiliki fotoku yang dia tempel ke dasbor mobil. Di kursi depan, dia memiliki sebuah karung hitam. Dia membuka karung itu dan kalian bisa melihat apa isinya. Isinya terdiri dari sebotol kloroform, beberapa utas tali, sebuah kain hitam, dan segulung lakban. 

Stalker yang sedang berada di depan sekolahku mendapat panggilan dari seseorang. Dia bilang dia sedang menungguku di depan sekolah, hanya tinggal menjalankan aksinya. Seseorang yang berada di seberang sana, itu adalah suara seorang lelaki, bertanya apakah ini adalah hal yang benar akan dilakukannya. Stalker itu membuat pernyataan "Ini adalah jalan satu-satunya."

Aku sedang berada di dalam kelas. Mejaku berada di depan jendela dan tentu saja aku menyadari mobil itu dengan figur hitam itu di dalamnya. Mobil itu sudah terparkir seharian disitu. Akhirnya, seorang polisi muncul dan mobil itu pergi. Aku merasa itu sangat aneh dan tidak memikirkan apapun di sisa hari itu. 

Akhirnya jam 3 bel berbunyi. Aku berjalan lurus ke lokerku untuk mengambil barangku dan berjalan keluar dari pintu. Aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah ketika lagi, aku mendapat firasat bahwa aku diikuti. Sambil berjalan, aku melihat mobil yang sama terparkir di tepi jalan. Tapi figur misterius itu tidak ada. Mobil itu kosong. Aku tepat melewatinya. Sekarang, aku perlu berjalan 4 blok lagi untuk sampai di rumah. 

Aku sudah setengah jalan ketika aku mendengar suara langkah kaki di belakangku. Aku berbalik dan kemudian, sebuah mobil membunyikan klakson dan beberapa anak berlari melewatiku dan masuk ke dalam mobil lalu pergi. Jantungku sudah berdebar sekarang. Aku memiliki firasat ini seharian penuh dan kemudian ini terjadi. Oke Winwin, tenang ujarku pada diriku sendiri. 

Aku memutuskan untuk mengambil jalan pintas melalui sebuah gang. Aku merasa ingin pulang ke rumah secepat yang aku bisa. Jadi aku belok ke kiri menuju sebuah gang ketika aku memutuskan untuk berhenti. Aku pikir aku mendengar sebuah suara. Aku mendengarnya beberapa kali dan kemudian melanjutkan pulang ke rumah. Tiba-tiba saja, sebuah tangan membekap mulutku. Suara itu berkata "Ssstt, ini aku. Ini Lucas".

Lucas menyingkirkan tangannya dari mulutku. Aku bertanya apakah dia sedang mencoba memberiku serangan jantung. Dia bilang dia mencoba menarik perhatianku, tapi tidak berhasil. Dia bilang dia membekap mulutku supaya aku tidak berteriak. Dia tahu aku pernah diculik. Aku bilang tidak apa-apa. Lucas menemaniku berjalan ke rumah. 

Sambil berjalan, aku memberitahu Lucas perasaanku tentang diikuti dan juga sesosok figur misterius dan sebuah mobil. Lucas bilang itu hanya perasaanku saja dan karena apa yang telah kulalui. Aku menyetujuinya mungkin saja dia benar. 

Akhirnya aku sampai di rumah dan kami mengucapkan selamat tinggal. Aku masuk ke dalam dan dia pulang ke rumahnya. Beberapa saat kemudian, mobil hitam berhenti di depan rumahku. Dia menaruhnya di dalam taman dan mematikannya. Dia melihat foto diriku dan membuat pernyataan ini "Secepatnya, Kita akan bersama lagi. Secepatnya."