Chapter 23 : Pertemuan Itu

427 18 1
                                    

Setelah seharian mengendarai, Kun dan Ten telah sampai di Washington. Kun berhenti untuk mengisi bensin. "Ge, kapan kita akan menghubungi orang yang bernama Hendery Wong itu?" tanya Ten. "Aku akan menghubungi Hendery ketika aku sudah menemukan alamat ini," jawab Kun. Kun sudah selesai mengisi dan kembali ke mobil.

Kun kemudian mengeluarkan laptopnya dan mengetik alamat tersebut. "Yah Ten. Kelihatannya alamat ini mengarahkan kita ke Utara di sekitar kota yang bernama Colville. Colville, sepertinya, adalah bagian Utara dari Spokane. Kita harus berangkat. Ketika kita sampai di Colville, disitulah aku akan menghubungi Hendery," beritahu Kun. "Aku merasa bahagia ge. Aku merasa bahagia akan menyelamatkan Winwin," ujar Ten. "Bagus, tentu saja kau harus merasa bahagia. Karena kita akan menemukan Winwin dan menyelamatkannya," jawab Kun.

Di rumah, Lucas pergi mengecek tawanannya. Winwin, yang masih terikat di ranjang, sedang tertidur. "Winwin sedang tertidur," Lucas memberitahu orang tuanya. "Itu bagus. Tidak seperti Winwin bisa berbuat banyak, diikat sepanjang waktu," tunjuk Luhan. "Benar sekali. Itulah kenapa kau harus memberi kunci di pintu itu pa," tunjuk Lucas.

"Dengar, seperti yang aku bilang aku akan pergi ke toko perangkat keras dan mendapat kuncinya. Aku akan melakukannya di pagi hari berdasarkan fakta bahwa toko itu tutup. Aku yakin Winwin bisa bertahan di malam berikut sambil terikat di ranjang," Kris memberitahu Lucas dan Luhan. "Yah, berhati-hati saja agar kau tidak dikenali," Luhan memberitahu suaminya. "Luhan. Itulah kenapa aku mempunyai ini," ujar Kris sambil menunjukkan penyamarannya.

Penyamaran Kris terdiri dari sebuah topi hitam, kacamata hitam, kumis palsu dan janggut palsu. "Apakah kau yakin penyamaran itu bisa menyembunyikanmu?" tanya Lucas. "Tidak diragukan lagi. Orang-orang tidak akan mengenaliku, aku janji," ujar Kris. "Aku tahu aku tidak akan mengenalimu. Tapi kurasa itu hal bagus," Luhan memberitahu suaminya sambil tertawa. "Itu adalah humor yang kusukai," tunjuk Kris.

Kris, Luhan dan Lucas bersiap untuk tidur. "Selamat malam nak. Sampai berjumpa di pagi hari," Kris dan Luhan memberitahu anak mereka. "Selamat malam," jawab Lucas sambil pergi mengecek Winwin lagi. Lucas berjalan ke arah Winwin yang masih tertidur. "Aku akan memberimu kesempatan dan tidak membiusmu. Jadi jangan membuatku menyesalinya," Lucas memberitahu tawanannya kemudian meninggalkan kamar.

Sambil Kun dan Ten melanjutkan perjalanan mereka ke Colville, Kun melihat Ten yang duduk di kursi penumpang. "Kau diam sekali. Apa yang sedang kau pikirkan?" Kun bertanya pada Ten. "Aku sedang memikirkan apa yang akan kukatakan pada Winwin ketika aku bertemu dengannya," ujar Ten. "Winwin mungkin tidak mau melihatku. Dan jika benar, aku tidak bisa menyalahkannya," tunjuk Ten. "Maksudku, ya ampun ge, aku menyekap sahabatku sendiri. Orang mana yang melakukan hal itu pada sahabatnya sendiri?" tanya Ten.

"Dengar Ten, jangan salah. Apa yang kau lakukan memang salah. Sangat salah. Kesalahan yang membuat hidupnya dalam bahaya dan dia masih dalam bahaya," beritahu Kun. "Kau tidak perlu terus mengingatkanku. Aku sudah tahu. Aku orang yang buruk," ujar Ten. "Dengar Ten. Aku tidak bermaksud membuatmu terlihat semakin buruk. Aku hanya ingin memberitahumu untuk mengambil satu langkah pada satu waktu. Ya, kau mungkin harus memberi Winwin beberapa waktu untuk melupakan ini. Tapi aku tahu jika Winwin, akhirnya dia akan melihat jika kau memang mencintainya," Kun memberitahu Ten.

Sambil Kun dan Ten melanjutkan perjalanan mereka, Winwin mulai terbangun untuk melihatnya masih dalam keadaan terikat. Dia mengecek tali yang mengikat pergelangan tangannya. Ikatannya diikat di atas pergelangan tangannya, dimana dia tidak bisa mencapainya dengan jarinya. Talinya diikat di sekitar tiang ranjang kayu yang sangat tebal yang akan sangat mustahil dihancurkan. Winwin menyadari tidak ada cara untuk kabur, dimana sekali lagi membuatnya menangis.

Sekarang sudah pagi dimana Kris dan Luhan sedang sarapan. Tidak lama kemudian, Lucas datang dan bergabung. "Kau sudah mengecek Winwin?" tanya Luhan. "Iya, dia masih tidur," jawab Lucas. "Setelah kita selesai, kau bisa membawakan Winwin sarapan," tambah Luhan. "Boleh juga," respon Lucas. Ketiga penculik menyelesaikan sarapan dan bersiap-siap.

"Yah, kurasa sudah waktunya untukku pergi ke toko perangkat keras," ujar Kris. Kris mengambil penyamarannya dan menggunakannya. "Nah, sayang. Bagaimana dengan penampilanku?" tanya Kris. "Bagus, tidak akan ada yang mengenalimu," jawab Luhan. Kris kemudian mengambil kunci dan pergi keluar. "Hati-hati," Luhan memberitahu suaminya sambil dia berjalan keluar.

Luhan menyiapkan sepiring sarapan untuk Winwin dan memberinya pada Lucas untuk dibawa ke tawanannya. Lucas mengambil piringnya dan berjalan menuju kamar Winwin. Sekali di dalam, Lucas memberitahu Winwin, yang sudah bangun sekarang, bahwa waktunya sarapan. "Bisakah aku makan sendiri?" tanya Winwin. Lucas melepas ikatan tangan Winwin dari tiang ranjang dan membantu tawanannya duduk. "Terima kasih sudah mempercayaiku," Winwin memberitahu penculiknya. "Sama-sama. Hanya jangan membuatku menyesalinya," respon Lucas.

Winwin sudah menyelesaikan sarapannya. Lucas mengambil piringnya dan meletakkannya di samping. Lucas kemudian mengambil tangan Winwin dan mengikatnya di depan dengan seutas tali dan mengikat ujung tali ke tiang ranjang. "Papa sedang pergi ke toko perangkat keras untuk mendapat kunci. Jadi kuharap, kau tidak perlu diikat untuk waktu lama," Lucas memberitahu tawanannya dan meninggalkan kamar.

Kun dan Ten akhirnya sampai di kota Colville. Kun parkir di luar toko perangkat keras lokal, toko yang sama yang dikunjungi Kris. Kun mengeluarkan hpnya dan menelepon Hendery, tapi tidak diangkat. "Aku rasa aku akan pergi ke toko perangkat keras. Kau mau ikut?" tanya Kun. "Tidak, kurasa aku akan menunggu disini," jawab Ten.

Kun keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam. Beberapa saat kemudian, Kris sampai dan masuk ke dalam toko. Kris tidak melihat Kun sambil dia mengambil gembok, beberapa lakban, dan beberapa utas tali. Kun menyadari persediaan yang diambil orang itu dari kejauhan. Sesuatu memberitahu Kun untuk mengawasinya, jadi Kun melakukannya.

Kris sudah berada di kasir. "Dilihat dari persediaan yang kau beli, sepertinya kau berencana untuk menculik seseorang," penjaga kasir berkata sambil tertawa. "Yah kau benar. Aku akan menculik seseorang bernama Winwin," respon Kris mengagetkan penjaga kasir. "Kena kau, aku hanya bercanda," tambah Kris, melegakan penjaga kasir. Kun mengenali suara pria itu sebagai suara Kris dan berlari keluar dari toko.

Kun dengan panik kembali ke mobil. "Ge, ada apa?" tanya Ten. "Dia disini," jawab Kun. "Siapa, siapa disini?" tanya Ten lagi. "Paman Kris," jawab Kun. "Bagaimana kau tahu?" tanya Ten. "Dia berbicara dengan penjaga kasir dan aku mengenali suaranya. Dia pasti menyamar, tapi aku mengenalinya," ujar Kun.

"Ada juga sesuatu yang memberiku petunjuk bahwa itu dia," Kun memberitahu Ten. "Apa, apa itu?" tanya Ten. "Di belanjaannya, ada gembok, beberapa lakban dan beberapa utas tali. Dia juga bercanda kepada penjaga kasir bahwa dia sedang menyekap seorang anak bernama Winwin," jawab Kun. "Oh Tuhan, ge apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Ten.

"Aku harus menelepon Hendery lagi," jawab Kun sambil mengeluarkan hpnya. Kun diberitahu jika Hendery sedang menangani kasus lain saat ini. "Sial," Kun mengumpat. Saat itu juga Kun mendongak dan melihat Kris memasuki kendaraannya. "Ge, paman Kris akan pergi. Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Ten. "Kita ikuti dia," jawab Kun.

Kris kembali ke kota dengan Kun dan Ten yang mengikutinya di belakang. "Kita harus memastikan paman Kris tidak tahu jika dia sedang diikuti," ujar Kun. "Sedikit yang dia ketahui bahwa dia sedang mengarahkan kita tepat menuju Winwin," tambah Kun.

A Kidnapped Boy (Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang