Chapter 25 : Benda Jatuh

432 17 1
                                    

Lucas berjalan mendekat dan mengamati lubang di dinding. Dia kemudian berbalik dan menatap Ten, yang memeluk Winwin. "Peluru berikutnya yang akan keluar dari pistolku targetnya adalah kau, jadi anggaplah itu peringatan terakhirku," Lucas memberitahu Ten dan Winwin yang terkejut. "Kau tidak akan membawa Winwin kemana-mana. Aku tidak akan membiarkannya," tambah Lucas.

"Kumohon Lucas. Pikirkanlah apa yang kau lakukan," ujar Ten. "Aku tahu apa yang aku lakukan. Sekarang, aku perlu berpikir apa yang harus kulakukan padamu," Lucas memberitahu Ten. Ten menatap Winwin. Winwin kemudian menatap Ten.

"Yah, sementara aku memikirkan sesuatu, aku rasa aku hanya perlu membawamu ke ruang tamu dan mengikatmu," Lucas memberitahunya. Lucas pergi dan menarik lengan Ten dan mulai menariknya dari Winwin. "Lucas, berhenti. Jangan membawanya pergi dariku," Winwin memohon pada penculiknya. Lucas dan Ten terkejut mendengar permintaan Winwin, tapi untuk alasan yang berbeda.

"Winwin, kenapa kau peduli jika aku membawa Ten darimu. Lagipula dia yang memulai penculikan ini. Dia menculikmu," Lucas memberitahu tawanannya. "Dengar, aku tahu. Jangan salah paham. Apa yang dilakukannya memang salah, tapi aku masih menyayanginya. Lagipula dia juga sahabatku," Winwin memberitahu mantan temannya. Ten hanya melihat dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya.

"Dengar Lucas. Jika kau memang mencintaiku, buktikan. Hanya jangan pisahkan kami," Winwin memohon pada Lucas. "Baiklah, aku akan membawa kalian berdua ke ruang tamu dan mengikat kalian, untuk sementara ini," kata Lucas. "Terima kasih," tambah Winwin. Lucas menarik lengan Winwin dan memerintah Ten menunjukkan jalan.

Setelah berada di ruang tamu, Lucas, yang masih memegang Winwin, memerintah Ten untuk mengambil beberapa kursi dan menaruhnya di belakang. Melihat dia tidak punya pilihan dan hanya bisa patuh, dia melakukan apa yang disuruh. Lucas kemudian melepas ikatan tangan Winwin di depan dan mendudukkannya di kursi. Lucas kemudian melempar seutas tali pada Ten. "Baiklah Ten, waktunya untukmu mengikat Winwin," tambah Lucas.

Lagi, Ten mematuhi perintahnya dan mengikat tangan Winwin di belakang kursi. Lucas kemudian memberi seutas tali lainnya pada Ten. Ten mengambil tali itu dan mengikat kaki Winwin. "Baik, giliranmu. Duduk," perintah Lucas. Ten melakukan apa yang disuruh dan kemudian Lucas mengikat tangannya di belakang dan mengikat kakinya.

Lucas menyelesaikan prosesnya dengan mengambil seutas tali panjang dan mengikatnya di sekitar Ten dan Winwin. "Selesai. Aku pikir kalian tidak akan bisa pergi. Sekarang, aku akan menyumpal mulut kalian agar kalian tidak bersekongkol," Lucas memberitahu tawanannya. Lucas mengambil lakban dan menempelkannya di mulut Winwin. Kemudian Lucas menempelkan lakban di mulut Ten. "Selesai, tenang dan damai. Sekarang aku harus pergi," ujar Lucas dan meninggalkan ruangan.

Kembali keluar, Kun sedang menelepon Hendery. "Baik, aku mengerti. Tolong cepatlah kesini," tambah Kun dan dia mematikan teleponnya. "Terima kasih Tuhan, aku akhirnya bisa menghubungi Hendery. Pertolongan akhirnya sedang dalam perjalanan," Kun berkata pada dirinya sendiri sambil berjalan kembali ke mobilnya.

Setelah Kun kembali ke mobilnya, dia menyadari Ten tidak ada dimanapun. "Oh sial. Kau pergi kemana Ten," pikir Kun dengan marah. Kun kemudian melihat rumah yang berada di kejauhan. "Oh tidak. Jangan bilang dia mencoba menolong Winwin sendiri. Sial," komentar Kun dengan marah. Kun mulai berjalan menuju rumah itu.

Sambil Kun lanjut berjalan ke rumah, dia mendengar ada mobil van berhenti di jalan. Kun dengan cepat bersembunyi. Kris dan Luhan sudah kembali ke rumah. "Kau masuk dulu. Aku harus mengurus mesin yang menyebalkan ini," Kris memberitahu istrinya. Luhan masuk ke dalam sambil Kris membuka kap mobil van, tanpa mengetahui bahwa dia diikuti oleh Kun.

Luhan masuk ke ruang tamu dan terkejut melihat Ten yang terikat. "Wah, wah, apa yang kita dapat disini?" pikir Luhan. "Aku melihatnya mengintip. Dia mencoba membawa Winwin dariku," Lucas memberitahu mamanya. Luhan berjalan ke arah Ten dan melepas lakban di mulutnya. "Halo Ten. Sudah lama tidak bertemu," Luhan memberitahu tawanannya.

"Tante, tolong katakan pada anakmu untuk menyerah saja. Biarkan kami pergi," Ten memohon pada Luhan. "Maaf sayang, tapi aku tidak bisa melakukannya. Winwin itulah yang diinginkan Lucas. Dan jika memang itu yang diinginkan anakku, maka itulah yang dia miliki," tambah Luhan. "Wow, aku akhirnya tahu alasan aku tidak menyukaimu, selain seorang jalang. Aku hanya tidak menyangka kau seorang penculik," bentak Ten.

Luhan menampar wajah Ten. "Mmmmppphhh" Winwin mencoba protes kepada Luhan untuk menjauh dari Ten. "Sekarang dengarkan Ten. Aku perlu tahu sesuatu. Bagaimana kau bisa menemukan kami?" tanya Luhan. "Kau benar-benar ingin tahu, baik, aku akan memberitahumu. Suamimu benar-benar ceroboh," jawab Ten.

"Maksudmu, suamiku yang membawamu kesini?" tanya Luhan. "Benar. Kau lihat, aku menerobos masuk ke rumahmu dan menemukan catatan dengan sebuah kertas yang hilang. Aku menggunakan pensil untuk mewarnai bagian kertas yang kosong. Aku menemukan alamat ini. Suamimu kemudian masuk ke toko perangkat keras dengan penyamaran yang buruk. Dia kemudian bercanda dengan mengatakan akan menculik seorang anak bernama Winwin. Dan akhirnya aku mengikutinya ke sini," jawab Ten sambil Lucas dan Luhan terkejut.

"Jadi, apakah kau datang sendiri?" tanya Luhan. "Tentu, siapa lagi. Kau tahu aku dan Kun ge tidak berhubungan baik," jawab Ten. Luhan kembali melakban mulut Ten. "Permisi nak, kurasa aku harus berbicara pada papamu," tambah Luhan kemudian dia keluar dari pintu.

Luhan berjalan menuju mobil van, tapi tidak menemukan Kris. Dia kemudian menyadari sesuatu di belakang semak-semak dan berjalan untuk menginvestigasinya. "Ya Tuhan," ujar Luhan sambil dia melihat Kris yang terikat dengan mulut dilakban. Luhan mulai melepas ikatan suaminya ketika kepalanya dipukul. Luhan jatuh pingsan. Kun kemudian menjatuhkan sebatang kayu ke tanah dan mengambil beberapa utas tali.

Sambil Lucas berjalan ke ruangan lain, Ten dan Winwin mencoba meronta dari ikatan mereka. Setelah beberapa menit mencoba melepaskan diri, tali di sekitar tangan Ten melonggar. Dia berhasil lepas dari ikatannya sambil ikatan di tangan Winwin juga melonggar. Ten dan Winwin mulai menemukan kebebasan mereka dengan selesai melepas ikatan mereka.

Kun sudah selesai mengikat Luhan dan melakban mulutnya. Jungkook mulai berjalan menuju rumah ketika tiba-tiba saja, tanahnya bergetar. "Tuhan, kita mengalami gempa. Tidak sekarang, tolong jangan sekarang," bentak Kun ketika tiba-tiba saja, sebuah pohon berukuran medium jatuh dan menimpanya. Kun pingsan.

Lucas berlari ke ruang tamu dan jatuh ke bawah ketika barang-barang mulai jatuh dan pecah. Lucas berhasil membawa kakinya mencoba menuju Ten dan Winwin, yag sedang melepas ikatan mereka. Lucas hampir sampai ke tawanannya, tapi sebuah vas krystal jatuh dari lemari buku dan menimpa kepala Lucas. Lucas jatuh pingsan.

Ten dan Winwin sudah hampir bebas dan mereka hanya tinggal melepas ikatan di kaki mereka. Mereka melepas lakban di mulut mereka, tapi sebelum mereka bisa, sebuah lemari buku kayu yang tinggi penuh dengan buku jatuh menimpa mereka.

Gempa pun selesai dan yang tersisa hanyalah kesunyian....

A Kidnapped Boy (Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang