Chapter 24 : Bersatu

429 16 2
                                    

Ketika Kris sudah dekat dengan tempat persembunyiannya, dia tidak tahu jika Kun dan Ten tepat berada di belakangnya. "Sejauh ini aman-aman saja," Kun memberitahu Ten jika Kris tidak melihat mereka. "Aku benar-benar berharap ini berhasil, Kun ge. Aku benar-benar berharap Winwin kembali pada kita," beritahu Ten. "Pasti, kita pasti akan berhasil, lihat saja," Kun memberitahu Ten.

Kris akhirnya sampai di tempat persembunyiannya. Dia keluar dari mobil van dan mengambil belanjaannya. Kemudian dia masuk ke dalam. Saat itu juga, Kun dan Ten berhenti. "Lebih baik aku memarkir kendaraanku diluar pandangannya. Aku tidak mau beresiko jika mereka keluar dan menangkap kita," Kun memberitahu Ten sambil memarkir mobilnya di belakang semak-semak.

"Sebaiknya aku menelepon Hendery lagi," Kun memberitahu Ten sambil mengeluarkan hpnya. Kun memencet nomor Hendery. "Sial, ini tidak mungkin terjadi," maki Kun yang marah. "Kun ge, ada apa?" tanya Ten. "Aku tidak bisa mendapat sinyal. Inilah yang kudapatkan karena membawa hp yang ketinggalan jaman," kata Kun. "Ya ampun. Sekarang apa rencananya?" tanya Ten.

"Rencananya adalah kau tunggu disini. Aku akan mencoba mencari area yang memiliki sinyal," Kun memberitahu Ten. Kun kemudian keluar dari mobil dan dihentikan oleh kalimat Ten. "Kun ge, berhati-hatilah," beritahu Ten. Kun kemudian meninggalkan Ten sambil berpikir apa yang akan dia katakan pada Winwin ketika dia bertemu dengannya.

Sambil Ten merenung, Kris sudah berada di luar kamar Winwin. "Jadi apakah kau mendapat kuncinya?" tanya Lucas. "Sudah di tanganku sekarang," jawab Kris. Kris kemudian mulai menginstal kunci itu di pintu. Lucas menyadari tali dan lakban di belanjaannya. "Jadi pa, kenapa kau merasa ingin membeli tali dan lakban lebih?" tanya Lucas.

"Hanya berjaga-jaga jika kita kehabisan. Kau tidak akan merasa cukup ketika menyekap seorang tawanan spesial," Kris menjawab sambil tertawa. Sekitar 15 menit kemudian, Kris menyatakan pekerjaannya sudah selesai. "Baiklah nak, kuncinya sudah aktif dan kau bisa melepas ikatan Winwin," Kris memberitahu Lucas. "Bagus. Winwin akan berterima kasih padamu karena dia tidak perlu lagi diikat," Lucas memberitahu papanya.

Sambil Kris pergi menyimpan belanjaannya, Lucas masuk ke kamar Winwin. "Baiklah Winwin. Jika kau janji menjadi anak baik, aku akan melepaskanmu dari ranjang. Apakah kau berjanji untuk menjadi anak baik?" Lucas bertanya pada tawanannya. "Iya Lucas. Aku janji akan menjadi anak baik," Winwin memberitahu penculiknya. "Bagus," ujar Lucas sambil melepas ikatan tangan Winwin dari tiang ranjang dan kemudian melepas ikatan kaki Winwin.

"Baiklah win, tolong letakkan kedua tanganmu di depan," Lucas memerintah tawanannya. "Kenapa?" tanya Winwin. "Aku harus mengikatnya," jawab Lucas. "Lucas, kau janji tidak akan mengikatku," ujar Winwin. "Aku janji tidak mengikatmu di ranjang. Aku harus mengikat tanganmu untuk keselamatanku begitu juga denganmu. Jadi sekarang, tolong letakkan kedua tanganmu di depan seperti yang kuperintahkan," Lucas memberitahu tawanannya.

Winwin melakukan apa yang diperintahkan. Winwin meletakkan kedua tangannya di depan dan Lucas kemudian mengambil seutas tali dan mengikat tangan Winwin. "Sudah. Disamping tanganmu yang diikat, kau punya kebebasan setidaknya berjalan di ruangan ini. Tapi jika kau melakukan hal bodoh, kau akan kembali diikat di ranjang. Kau mengerti apa yang kukatakan?" tanya Lucas.

"Iya, aku mengerti. Aku tidak akan macam-macam," Winwin menjawab Lucas. "Bagus, aku senang karena kau mau bekerja sama," Lucas memberitahu tawanannya. Lucas keluar dari kamar dan memasang gembok lalu menguncinya. "Mungkin aku sudah mulai bisa dekat dengan Winwin," Lucas berkata pada dirinya sendiri.

Kembali di luar didalam mobil, Ten bertanya-tanya apa yang menahan Kun. Dia mulai mendapat dorongan untuk pergi mencoba menolong Winwin, tapi dia tahu dia harus menunggu Kun. "Ayolah ge, apa yang membuatmu sangat lama?" tanya Ten. Ten kemudian keluar dari mobil. Dia melihat rumah tempat menyekap Winwin.

Ten mulai berjalan menuju rumah itu, tapi kemudian berhenti dan memutuskan untuk menunggu. "Sial ge. Dimana kau?" Ten bertanya-tanya lagi. Dia kemudian melihat kembali ke rumah itu. "Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Aku harus menolong Winwin," ujar Ten sambil dia mengarah ke rumah itu.

"Lucas, aku dan mamamu akan pergi ke kota. Apakah kau baik-baik saja ditinggal?" Kris bertanya pada anaknya. "Kenapa tidak. Aku sudah cukup umur untuk menjaga diriku sendiri kau tahu," ujar Lucas. "Baiklah, kami tidak akan lama," Kris memberitahu Lucas sambil pasangan itu keluar dari rumah.

Ketika Ten semakin dekat dengan rumah, dia melihat Kris dan Luhan masuk ke mobil van. Ten secepatnya bersembunyi di belakang semak-semak dan menunggu sampai Kris dan Luhan pergi. "Fiuh, hampir saja," Ten memberitahu dirinya sendiri sambil dia lanjut mendekat ke rumah itu.

Lucas sekarang berada di ruang tamu sambil menonton TV. Dia merasa ingin pergi ke kamar mandi karena perutnya tidak enak. Lucas beranjak dan meletakkan kuncinya di atas rak buku lalu dia menuju kamar mandi.

Ten berhasil sampai di pintu depan. Dia diam-diam membuka pintunya dan mengintip ke dalam. Melihat tidak ada siapapun, Ten masuk ke dalam. Dia menuju ruang tamu. Dia kemudian menemukan kunci di atas rak buku. "Ini pasti kunci yang akan mengarahkanku menuju Winwin," pikir Ten. Dengan kunci di tangannya, Ten naik ke atas.

Ten menemukan sebuah ruangan yang digembok, tapi dia pikir untuk tidak berteriak supaya tidak menyadarkan Lucas. Dia mengambil kuncinya dan memasukkannya ke gembok. Dia berhasil membukanya. Dia kemudian dengan pelan membuka pintunya. Itu dia. Winwin sekarang berada di penglihatannya.

Meskipun Winwin mendengar suara pintu dibuka, dia tidak berbalik karena berpikir itu adalah Lucas. Ten dengan pelan berjalan ke arah Winwin dan membekap mulutnya dengan tangannya. "Mmmpphhh" Winwin berteriak. "Shh, ini aku, Ten," beritahu Ten.

Dengan tangannya tetap membekap mulut Winwin, Ten memberitahunya bahwa dia disitu untuk menyelamatkannya. Dia memberitahunya betapa menyesalnya dia sudah menyekapnya dan membuatnya berada di situasi ini. "Aku akan memindahkan tanganku, jadi tolong jangan berteriak. Apa kau mendengarku?" tanya Ten. Winwin mengangguk.

Ten memindahkan tangannya dari mulutnya. Winwin kemudian berbalik dan sekarang menatap seseorang yang memulai semua penculikan ini. "Jadi biar kuluruskan. Kau disini untuk menolong seseorang yang diperintahkan olehmu untuk diculik?" tanya Winwin. "Dan kau benar-benar berharap aku akan mempercayaimu?" tanya Winwin lagi. "Dengar, kau punya alasan untuk tidak mempercayaiku, tapi ini benar. Aku benar-benar minta maaf dengan apa yang telah kulakukan," Ten memberitahu Winwin.

"Dengar Winwin, aku tidak sendirian. Kun ge diluar sedang memanggil bantuan," Ten memberitahu Winwin. "Gege disini?" tanya Winwin. "Iya. Aku dan Kun ge mengikuti paman Kris ke rumah ini. Kami disini untuk membawamu pulang," Ten memberitahu Winwin. "Oh Tuhan, aku tidak tahu apa yang harus kupercayai," tambah Winwin.

Ten melihat ke bawah dan menyadari tangan Winwin diikat. Dia membungkuk untuk mulai melepas ikatannya ketika sebuah suara terdengar dari belakangnya. "Wah, wah, wah. Apa yang kita dapat disini?" tanya Lucas dengan marah sambil Ten berbalik.

"Dengar Lucas, kau berengsek. Aku akan membawa Winwin pulang. Jadi menyingkirlah," bentak Ten. "Maaf sayang. Tapi kau tidak akan membawa Winwin kemanapun." "Kumohon Lucas. Biarkan aku pergi. Menyerahlah," Winwin memberitahu penculiknya.

Lucas, yang memegang pistolnya sekarang mengarahkannya ke Ten dan Winwin. "Maaf win, tapi dia tidak akan membawamu dariku. Jika aku tidak bisa memilikimu, dia juga tidak akan bisa memilikimu," Lucas memberitahu tawanannya.

Lucas kemudian menarik pelatuknya dan terdengar suara ledakan pistol...

A Kidnapped Boy (Winwin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang