Member KIII duduk berkumpul bersama diruang tv yang ada disebelah tangga menuju lantai atas. Mereka baru saja selesai makan malam. Hari ini, makan siang dan malam mereka berupa nasi box yang disediakan oleh staff. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana nasib dan keriuhan mereka jika staff tidak menyediakan makanan, karena mereka sangat lelah setelah memindahkan semua barang bawaan yang ada didalam koper ke lemari, dan melakukan home tour demi mengetahui bagaimana letak dorm yang akan mereka tinggali ini. Mereka semua juga sudah membahas segala jenies tugas yang mereka harus kerjakan, dan siapa yang mengerjakan.
Kini mereka tengah membahas apa-apa saja peraturan tidak tertulis yang mereka sepakati bersama demi keberlangsungan hidup di dorm,"Pokonya selama disini, selama kita bareng-bareng tolong utamain komunikasi. Gue yakin kita bakal bisa survive bareng-bareng asal kita mau komunikasi", Beby menarik kesimpulan dari pembahasan mereka. ia menatap satu persatu member KIII yang sudah tidak duduk seperti awal mulai mereka diskusi.
"sama saling toleransi ga sih? Karena pasti kita bakal saling ngeliat gimana kebiasaan masing-masing kita", Aya menambahkan.
Beby mengangguk, "Iya bener, tapi kita juga harus mikirin yang lain jangan mau di-toleransiin mulu kalo emang kelewatan"
"Mungkin mesti sama-sama masang mindset kalo lagi tinggal bareng-bareng biar sadar kalo ga sendirian", Fia ikut menambahkan.
"Nah iya, jadi kalo mau bertindakpun mikir dulu", saut Desy.
Mereka semua mengangguk setuju. Peraturan tidak tertulis ini bersifat fleksibel artinya bukan boleh untuk tidak dijalankan, namun sewaktu-waktu bisa bertambah.
"Karena udah malem banget, dan kita masih capek juga karena baru pindahan, jadi diskusi kita tutup malem ini", Beby tau para membernya memaksakan diri untuk membuka mata dan tetap konsentrasi padahal sudah sangat mengantuk.
"Besok kita ngapain?", tanya Eli. Semua member sudah berdiri, siap melangkah naik keatas.
"Bangun aja dulu", jawab Tasya langsung.
"Iya mikirnya besok lagi aja", sambung Jinan.
"Aku yakin besok semua bangun sore", ucap Anin.
Enam belas remaja itu melangkah naik keatas dan masuk kedalam kamar masing-masing. Pasrah dengan apapun yang akan terjadi besok.
-----
Pagi pertama dorm KIII.
Tidak ada bangun sore seperti yang diucapkan Anin semalam. Tidak ada keadaan pagi yang damai ditiap kamar. Hal ini bermula dari Indy dikamar dua. Ia tiba-tiba terbangun dengan kaget dan buru-buru mengecek jam di hape.
Sudah setengah delapan.
"Mampus gue ada sekolah online", serunya panik lalu turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Baru saja pintu kamar mandi tertutup, Indy kembali membukanya dan keluar dari sana menuju lemari, "seragamnya lupa", ucapnya kepada diri sendiri.
Shani langsung membuka mata mendengar kerusuhan Indy, padahal Desy yang sekasur sama Indy tidak bergerak sama sekali. "Ge... Ge...", Shani mengguncang pelan punggung Gracia, "kamu ga kelas online?", ucapnya setengah sadar ke Gracia yang masih tertidur disampingnya.
Gracia hanya bergumam, ntah mengucapkan apa, ia tidak membuka mata sama sekali.
"Bangun. Ada kelas ga kamu?", Shani masih menggoyangkan punggung Gracia yang memunggunginya.
Pintu kamar mandi terbuka, Indy keluar dengan wajah yang sudah dibilas, "Ci Shani kok udah bangun? Ada kegiatan?", tanyanya sambil mengambil laptop dan beberapa buku pelajaran, ia heran melihat Shani yang sudah dalam posisi duduk diatas kasur.
Shani menggeleng, "Lagi bangunin Gracia, kayanya dia ada kuliah online".
"Ih ci Gre bangun", Indy ikut membangunkan.
Shani meletakkan dagunya dilengan Gracia, jari telunjukknya ia ketukkan didahi Gracia, "Ge ada kelas ga?", ucapnya menahan suara karena takut bukannya Gracia yang bangun tapi malah Desy.
"Ada", jawab Gracia pelan, hampir seperti gumaman orang mengigau.
Indy tertawa. Sedetik kemudian ia langsung membekap mulutnya sendiri karena sadar akan keberadaan Desy, "Lawak banget ci Gre. Ada tapi ga mau bangun".
"Jam berapa?", tanya Shani masih mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke dahi Gracia.
"Jam delapan"
Indy menahan tawanya, "ini ngigo ga sih dia ci?", tanyanya ke Shani karena mata Gracia tidak terbuka sama sekali sejak tadi.
Shani berusaha menahan tawa mendengar Indy, "Yaudah bangun, ini udah jam setengah delapan lewat"
"Ha?!", seru Indy kaget. Ia menghidupkan layar hape, dan benar saja sudah jam setengah delapan lewat. "Ci aku kebawah ya, mau sekolah. Semangat bangunin ci Gre", ucapnya buru-buru keluar kamar, meninggalkan Shani yang masih berusaha membangunkan Gracia.
-----
Kerusuhan Indy menuruni tangga ternyata terdengar ke kamar satu, dan kamar tiga. Dikamar satu, Tasya ternyata juga punya jadwal kuliah online jam delapan. Sama seperti Indy, dia bangun terkaget dan langsung menyibakkan selimut.
"Apa sih Tety?", gumam Gita sambil mengubah posisi tidur. Gita menyadari kerusuhan Tasya.
"Gue ada kuliah pagi", serunya panik sambil mengeluarkan laptop dan buku kuliahnya dari dalam tas.
"Berisik banget kak Tasya", Muthe ikut berbicara sambil tidur.
Tasya tidak mempedulikan dua orang itu. Ia langsung keluar kamar dengan laptop dan semua keperluan yang dibutuhkan, lalu turun kebawah dengan tergesa-gesa.
Berbeda dengan Tasya dan Indy, Jinan masih sempat bermain hape ketika terbangun. Ia masih sempat memandang kosong langit-langit kamar sebelum ke kamar mandi. Jadwalnya ternyata dimulai jam delapan lewat.
"Kak Jinan lo ngapain menatap kosong keatas?" tanya Eli tiba-tiba, ia satu tempat tidur dengan Jinan. Eli bukan terbangun karena Jinan, tapi karena huru-hara yang diciptakan Tasya dan Indy saat menuruni tangga.
Jinan menoleh. Ekspresinya terkejut menatap Eli, "Sumpah Eli gue kaget banget!", bisiknya tertahan.
"Lah emang gue ngapain?",
"Lo ngomong tiba-tiba, gue kira lo masih tidur"
Eli menahan tawa, "Ya abis itu siapa sih yang turun tangga heboh bener pagi-pagi gini"
"Kayanya itu yang ada kelas online pagi deh", jawab Jinan masih santai.
Eli mengangguk, bisa jadi pikirnya, "terus lo bangun pagi ngapain kak?"
"Kelas online juga, tapi jam delapan lima belas"
Eli kembali mengangguk, "tidur lagi aja, belum jam delapan kan?", sarannya.
"Gila lo. Kalo ketiduran sampe siang gimana?"
"Ya bolos", jawab Eli santai.
Jinan menggeleng. Ia bangun dari posisinya, turun dari kasur dan masuk ke kamar mandi. Bicara dengan Eli bisa membuatnya terpengaruh untuk tidur kembali.
-----
Kamar empat juga ikut merasakan kerusuhan pagi. Tapi berbeda dengan kamar lain yang bangun karena mendengar suara kerusuhan Indy dan Tasya menuruni tangga, kamar empat rusuh karena alarm Cristy. Sepanjang pagi alarm di hape Cristy sudah menjerit kencang, membuat empat orang penghuni kamar itu menutup telinga dengan bantal, pun Cristy.
Aya yang mulai lelah mendengar bunyi alarm yang disamping telinganya akhirnya membuka mata. Ia mengambil hape Cristy berniat mematikannya.
Kelas Online
Aya membaca notes alarm itu. Seketika ia terkaget. "Eh Cristy, kamu ada sekolah online?!", ia mengguncang kencang tubuh Cristy.
Saat itu juga Cristy terbangun. "Sekarang jam berapa?!", tanyanya kaget sekaligus panik.
"Udah mau jam delapan"
Cristy buru-buru turun dari kasur dan melesat ke kamar mandi. Tidak sampai dua menit ia sudah keluar. "Kelas aku mulai jam delapan", ucapnya mencari laptop dan buku pelajaran dengan heboh. "yaampun belum ganti seragam", serunya panik. Semua barang yang sudah ada dalam dekapannya, ia letakkan begitu saja dilantai, kemudian berlari ke arah lemari dan masuk kembali ke kamar mandi.
Aya masih diam diatas kasur, memperhatikan semua gerakan Cristy, "kamu sih, alarm dari tadi udah bunyi padahal", omel Aya.
"Ngantuk kak"
Chika dan Ara ternyata terbangun mendengar keributan dua orang itu, "Kak Aya ga ada kelas?", tanya Chika.
"Lah iya gue juga kelas jam delapan hari ini!", seru Aya panik.
Chika dan Ara tertawa terbahak-bahak saat itu juga. "Bisa-bisanya kak Aya ngomeli Cristy gak bangun padahal dia juga ada kelas", ucap Ara disela tawa.
"Kak Aya aku duluan kebawah!", teriak Cristy kepada Aya yang sedang dikamar mandi.
Tawa Chika dan Ara masih terus berlanjut bahkan sampai Aya sudah keluar kamar dan turun kebawah, bergabung dengan member kelas online lainnya.
"Kak Chika mau kemana?", tanya Ara melihat Chika yang turun dari tempat tidur dan keluar kamar.
"Mau liat siapa aja tim kelas pagi", jawab Chika santai.
Ara mengikuti. Dua orang itu memandang ke lantai bawah, "rame bener", ucap Ara.
Chika menoleh ke Ara, ia tersadar akan sesuatu, "Kamu ga sekolah Ra?", seingatnya Ara pun masih berstatus anak sekolah menengah.
Hening sebentar.
"Sumpah iya!", seru Ara panik. Karmanya menertawakan Aya berbalik ke dirinya sendiri hanya dalam hitungan menit. Ia buru-buru kembali ke kamar, meninggalkan Chika yang sudah berjongkok didepan besi pembatas koridor karena berusaha menahan suara tawanya agar tidak menganggu member lain yang tertidur.
Tak berselang berapa lama, Ara kembali keluar kamar sambil menenteng banyak barang dan memakai seragam sekola, "kak chika nyebut kak", tegurnya sambil berlalu dari Chika yang masih tertawa ditempat.
Tadi malam mereka sepakat jika ada kelas online pagi, harus dilakukan dilantai bawah. Alasannya simple, pertama agar penghuni kamar yang tidak ada jadwal tidak terganggun, terakhir agar kesadaran mereka terkumpul dan tidak bolos kelas. Mereka yakin jika dilakukan dikamar, diatas kasur, mereka akan tertidur sembari kelas online.
-----
Di meja makan, Tasya, Indi, dan Jinan duduk berjejer menghadap ruang tengah tempat sofa. Dihadapan mereka masing-masing ada laptop dan sebuah buku. Sebelah telinga mereka tersumpal airpods.
Di meja ruang tengah, Cristy dan Aya duduk berhadapan, sementara Ara duduk disamping Ara. Mereka tidak duduk disofa, melainkan langsung melantai.
Diatas sofa yang panjang dan mengelilingi meja tempat Aya, Cristy dan Ara, ada Gracia serta Shani. Gracia duduk bersender ke sandaran sofa sambil memangku laptop, sementara Shani bersender ke pundak Gracia sambil memeluk bantal yang ia bawa dari atas.
"bisa-bisanya hari pertama di dorm dan sepagi ini gue udah disuguhin moment GreShan", gumam Tety memecah hening dimeja makan. Ia me-mute kamera dan mic zoomnya. Fokusnya pun sebenarnya sejak tadi tidak benar-benar pada dosen yang sibuk menerangkan. Ia lebih banyak mengkhayal sambil menatap kearah GreShan.
"ci Shani dibawah ngapain deh? Ga mungkin kelas kan?", Jinan ikut bertanya. Sejak tadi ia heran dengan keberadaan Shani sebenarnya. Awalnya ia mengira Shani juga sedang kelas online, tapi setelah ia perhatikan, Shani tidak memegang laptop, dan seingatnya Shani juga sudah lulus kuliah walau belum wisuda.
Indy menoleh ke Jinan, "kayanya nemenin ci Gre deh".
"Ha? Masa sih?", Jinan sedikit terkejut.
Indy menatap Jinan dengan tatapan heran, "Lo bukan member baru KIII kan kak? Kok kaget gitu sih denger ci Shani nemenin ci Gre?"
"tau nih Jinan aneh banget, efek masih pagi ya?", Tasya ikut heran.
Jinan menggeleng. Keterkejutannya bukan tentang kebersamaan dua orang itu. Lebih kepada ia tidak menyangka bahkan dalam moment seperti ini, dua orang itu tetap bersama, "Maksudnya gue gak nyangka aja ci Shani bahkan mau nemenin Gre kelas, padahal dia bisa tidur diatas. Apalagi ga ada kegiatan dan ini tuh masih pagi banget weh"
Tasya dan Indy mengangguk. Ucapan Jinan masuk akal. "Iya juga sih yak, apa gue tukeran aja sama ci Shani? Dia gantiin gue kelas, gue gantiin dia tidur sampe sore", balas Tasya.
Tiga orang itu sudah benar-benar tidak lagi fokus ke materi kelas online masing-masing. Mereka malah dengan asyiknya menceritai GreShan yang anteng duduk berdua.
"Tapi kalian baru disuguhin momenya sekarang kan, gue dong sejak membuka mata menatap dunia udah ngeliat momen mereka", ujar Indy.
Jinan dan Tasya menolehkan kepala ke Indy,
KAMU SEDANG MEMBACA
KIII SE-ATAP
FanfictionApa jadinya jika enam belas member tim K3 dipaksa tinggal bersama? Apa jadinya jika enam belas kepribadian, sikap, sifat, pemikiran dan perasaan harus dijadikan satu? Apakah enam belas member ini mempunyai sisi lain diri mereka yang tidak mereka tun...