"Bye Ci Shani," Gracia mengeluarkan tangannya dari tali yang dia kenakan bersama Shani, kemudian beranjak dari duduk.
"Bye doang? Ga mau bilang apa-apa lagi lo, Ci?" Indy tersenyum jahil.
"Ga pake peluk nih pisahnya?" Jinan menambahi.
"Pinjem Gracia dulu ya Ci, gapapa kan?"
Shani mendongak menatap Anin sambil tersenyum, "Gapapa."
"Yuk Nin," ajak Gracia sambil menggandeng tangan Anin. Melihat Shani yang menolak melakukan kontak mata membuat Gracia ingin buru-buru naik ke atas.
"Main yak yuk aja, tali lo berdua mana?"
Gracia dan Anin menunduk menatap tangan masng-masing akibat mendengar pertanyaan Beby, mereka baru sadar tidak ada satupun diantara mereka yang membawa tali, "Tali kamu mana?"
Anin menunjuk tangan Tasya, "Ambil tali yang di tangan Ci Shani," suruh Anin.
Gracia sedikit menghelas nafas saat akan jongkok dan melepas tali di tangan Shani. Sebenarnya dia ingin menyuruh Anin yang melakukan atau malah mengambil tali dari tangan Desy, namun dia tidak ingin semua orang tau dia dan Shani betul bertengkar, "Aku ambil ya Ci."
"Berani, Ge?" Shani menatap Gracia lurus dan tanpa ekspresi sebelum tali yang dia kenakan benar-benar terlepas dari tangan.
"Ga berani," refleks Gracia menghentikan tangannya yang menarik keluar tali dari tangan Shani, membuat member lain mau tidak mau langsung tertawa.
"Tadi katanya gapapa," Desy menyenggol lengan Shani.
"Shani mah sok gapapa tapi mukanya sinis banget pas Gracia ngelepasin tali," sambung Beby.
"Lah emang gapapa, dia aja yang aneh pake ga berani," jawab Shani ikut tertawa. Tali di tangannya dia lepas sendiri lalu diberikan kepada Gracia, "Nih."
"Berantem ya?!" melihat bagaimana Shani yang dengan dinginnya memberikan Gracia tali, Desy yakin dua orang ini kembali bertengkar, "baru juga tadi pagi berantem udah berantem lagi."
Shani dan Gracia tidak mengucapkan apa-apa. Gracia malah langsung mengenakan tali yang diberikan pada tangannya sendiri lalu memberikan satu ujungnya pada Anin, "Bye semua, kita naik ya," ucapnya kemudian.
"Fix ini mah Ci Shani sama Ci Gre emang lagi berantem, keliatan banget," ucap Eli.
Member lain setuju, namun mereka tidak memberikan komentar apa-apa selain menatap Gracia yang berjalan naik menuju lantai atas bersama Anin, dan ke arah Shani yang dengan santainya melanjutkan bermain puzzle.
-----
Hujan yang ternyata baru berhenti turun saat ayam berkokok subuh tadi, membuat hawa dorm menjadi dingin. Tidak ada yang tidur dengan AC yang menyala. Gracia yang memulai pagi lebih awal bahkan duduk di kursi kayu panjang meja makan dengan tubuh terbungkus selimut rapat-rapat, di sampingnya Anin juga mengenakan selimut namun hanya dari bagian paha ke bawah. Anin ingin membungkus dirinya seperti apa yang dilakukan Gracia namun tidak mungkin dia lakukan, karena pagi ini dia harus on cam dan beberapa kali on mic karena presentasi."Kak Anin-"
Gracia menepuk paha Indy yang mengambil tempat di sampingnya, "Orang lagi presentasi malah diajakin ngomong, gila ya?"
"Oh maap," Indy memelankan suara, "eh, telat ga tadi lo?"
"Engga dong, Shania Gracia ga pernah telat."
Ara memajukan tubuh, dengan suara berbisik dia ikut bergabung dengan pembicaraan Indy dan Gracia, "Kok bisa?"
"Dibangunin dia," tunjuk Gracia kepada Anin yang tidak mengalihkan fokus sama sekali dari layar laptop.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIII SE-ATAP
FanfictionApa jadinya jika enam belas member tim K3 dipaksa tinggal bersama? Apa jadinya jika enam belas kepribadian, sikap, sifat, pemikiran dan perasaan harus dijadikan satu? Apakah enam belas member ini mempunyai sisi lain diri mereka yang tidak mereka tun...