12

5.7K 605 154
                                    

"Kak, ini anak-anak pada nanyain kira-kira bisa gak ya kalo misalnya belanja bulanan kali ini yang-"

"Ga bisa."

Beby ternganga, pun lima belas member lainnya, "Ih emang Kak Putri tau aku mau bilang apa? Kok main ga bisa aja?"

Putri tertawa di seberang telepon, "Tau lah, kalian pasti mau ngajuin diri buat belanja bulanan sendiri, terus alesannya biar sekalian bantuin kerjaan staff kan?"

"KOK TAU?!" Koor hampir semua member kompak.

"Jangan-jangan ada CCTV di dorm ini?"

Ucapan Eli membuat semua member mendongak menatap seluruh langit-langit dorm, atau bagian tinggi lainnya, yang memungkinkan diletakkannya CCTV. Namun tidak ada apa-apa sama sekali.

Putri makin tertawa.

"Kak, kok Kakak tau sih niatan kita?" tanya Desy setelah sadar bahwa Putri masih tersambung dengan panggilan Beby.

"Kemarin Tim J nelepon dan minta yang kayak gini juga."

Jalan-jalan melihat dunia luar berkedok belanja bulanan ternyata tidak hanya dipikirkan oleh tim KIII saja, tim lain pun melakukannya, karena tidak ada cara lain selain belanja bulanan ini jika ingin jalan-jalan.

"Jadi ga bisa nih, Kak?" Beby mempertanyakan jawaban Putri lagi.

"Ga bisa. Udah lah kalian diem aja di dorm, ngapain kek, main kek, berantem kek, kelian ga pernah berantem kan? Sana pada berantem gapapa asal jangan kemana-mana."

"Kak-"

Tut tut tut

Panggilan itu diputus sepihak oleh Putri. Tidak peduli Beby atau member lain masih ingin menyampaikan sesuatu. Keputusan manajemen bulat. Tidak ada yang boleh kemana-mana hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Dengan helaan nafas, member membubarkan diri, meninggalkan Beby yang menahan tawa karena tidak tahan melihat wajah yang beberapa menit lalu penuh bahagia kini berganti kecewa. Jinan dan Indy yang tadi mengatakan akan tertawa paling keras kepada Tasya, nyatanya tidak melakukan apa-apa, dan ikut diam bersama yang lain.

"Jadi sekarang mau pada ngapain?" Beby bergabung dengan beberapa member yang ada di sofa.

"Ga tau, coba Kak Beby pikir deh bagusnya kita ngapain," jawab Anin yang duduk bersandar di lengan sofa dengan wajah cemberut.

"Kenapa ya aku baru kepikiran buat nyuruh nelfon staffnya sekarang, ga daritadi?"

"Salah Shani nih, pikirannya ga cepet,"

Gracia lansung melirik sinis ke Beby yang ada di sebelah kirinya.

"Ci Shani ga pernah salah, Kak Beby yang salah," saut Jinan dari meja makan.

"Seengganya Shani mikirin, Kak Beby ga kepikiran sama sekali, sama aja kayak kita," sambung Desy di depan Jinan.

"Liat muka Ci Gre-" Fia membuat semua orang menoleh ke Gracia, "galak banget natap Kak Beby karena nyalahin Ci Shani."

"Ge..." Shani langsung memeluk lengan Gracia sambil tertawa pelan.

Shani tau Gracia tidak pernah suka ada yang menyalahkannya, siapapun orang tersebut. Namun Shani tidak tau hal itu juga berlaku untuk Beby. Tatapan sinis nan judes yang biasa Gracia berikan untuk orang-orang yang menyalahkan Shani atas kesalahan yang tidak dia perbuat, kini tertuju ke Beby.

"Galak banget pawang lo, Shan."

Tatapan sinis itu seketika sirna, "Abis abang nyalahin Ci Shani, aneh banget."

KIII SE-ATAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang