#03

171 107 65
                                    

Halo semua 👋 maaf baru sempat update lagi karena kemaren author mudik ke kampung halaman dan baru sempat lanjut ceritanya :) semoga kalian suka ya :) sebelum baca jangan lupa vote dan komen kritik/saran agar author bisa tau letak kesalahan penulisan dan apa saja yang harus di perbaiki :) jangan jadi pembaca gelap ya, tolong hargai author dengan cara vote dan komen cerita ini :) dan terimakasih buat kalian yang udah dukung cerita ini ❤️

SELAMAT MEMBACA.
-
-
-

Motor Rafael berhenti tepat di depan pintu masuk Kafe Bucin. Leony dan Rafael pun langsung turun dari motor. Rafael membantu Leony melepaskan helm yang ia kenakan dengan hati-hati.

"Ngapain kita kesini?" tanya Leony dengan raut wajah kebingungan sebab, tadi saat di kelas Rafael bilang ingin mengantarkannya pulang ke rumah. tapi, ternyata Rafael justru membawanya kemari.

"Udah masuk dulu, yuk." Rafael mengajak Leony untuk masuk ke dalam Kafe. Namun, Leony bergeming.

"Udah, ayo." Rafael pun menarik tangan Leony, menuntunnya masuk ke dalam Kafe. Leony yang tangannya ditarik paksa pun hanya bisa pasrah.

Rafael membawa Leony duduk di tempat yang biasa mereka (Suga, Hasinta, Rafael, Leony) duduki. Lalu ia memesankan makanan untuknya dan juga Leony. Sembari menunggu pesanan mereka hanya saling tatap, Suasana diantara mereka terasa begitu canggung. Hingga akhirnya Leony berdeham.

"Lu ngapain sih bawa gue kesini?" tanya Leony membuka pembicaraan.

"Gak apa-apa. Gue cuma ngerasa aja kalo lu butuh waktu buat nenangin emosi lu, pikiran lu, terutama hati lu." Rafael menjawab pertanyaan Leony dengan suara lembut dan menunjuk dada sebelah kanan miliknya.

Leony menunduk. lagi-lagi hatinya terasa sakit setiap mengingat kejadian tadi malam.

"Maaf, ya." Rafael membuka suaranya tiba-tiba, sehingga membuat Leony mengernyitkan alisnya.

"Untuk?" tanyanya yang semakin tak mengerti dengan tingkah Rafael saat ini.

"Semuanya."

"Semua?" ulang Leony yang tak mengerti arah pembicaraan saat ini. Alisnya menyatu tanda ia bingung dengan situasi saat ini.

"Iya, semua. Maaf karena gue belum bisa jadi yang terbaik buat lu, dan maaf soal foto itu. Gue bener-bener gak tau kalo Lu—" Rafael menggantungkan kata-kata terakhirnya, tenggorokannya terasa tercekat.

"Gue Kenapa?" tanya Leony mulai penasaran.

Belum sempat Rafael melanjutkan kata-katanya, Pesanan mereka pun datang.

Rafael menghela napas lega. Di dalam hatinya, ia sangat berterima kasih kepada waiters yang datang tepat pada waktunya. Ia tak tahu apa jadinya jika ia memberitahukan kepada Leony bahwa ia sudah tahu bahwa sebenarnya Leony memiliki perasaan lebih terhadap Suga.

"Selamat menikmati." waiters itu mengucapkan dengan Ramah lalu meninggalkan mereka berdua. Mereka pun membalas dengan ucapan terimakasih.

Mereka pun menikmati makanan mereka dengan tenang hingga Rafael membuka suara.

"Oh iya, Le. udah lama banget gue gak denger lu nyanyi. Terakhir denger lu nyanyi itu kalo gak salah pas di acara perpisahan angkatan tahun lalu. Bener kan?" celetuk Rafael mecoba mengalihkan topik pembicaraan. Ia berharap jika Leony lupa dengan ucapannya tadi.

"Nyanyi dong, Le. Mau ya? Plis." Rafael memohon dengan mengatupkan kedua tangannya didepan dada dan memasang puppy eyes andalannya.

"Enggak deh, Raf. gue lagi gak mood." Leony menolak dengan lembut, tak ingin jika ia menyakiti hati Rafael. Rafael yang mendengar penolakan Leony pun semakin bersemangat memasang puppy eyesnya.

CINTA SEGI 4 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang