#16

27 6 0
                                    

Halo 👋 apa kabar?
Setelah sekian lama akhirnya cerita ini update lagi hehe
Apakah ada yang masih setia nunggu cerita ini update? Jangan lupa vote dan komennya yaa
Tinggalkan jejak kalian dibawah 👇

Okee tanpa berlama-lama, langsung aja ya kita ke cerita ..

SELAMAT MEMBACA
-
-
-

Leony duduk di kursi yang telah tersedia di acara ini. Ia merogoh saku kemejanya untuk mengambil ponselnya, Ia pun membuka salah satu media sosial yang ia miliki. Saat ia tengah asik memainkan ponselnya, tanpa ia sadari seseorang telah duduk di kursi kosong tepat di sebelahnya.

Leony menolehkan kepala ke sebelah kirinya. Ia membelalakkan kedua matanya saat ia menyadari bahwa Ben kini duduk tepat di sampingnya.

"Lu ngapain disini?" tanya Leony dengan nada sinis.

"Lu liatnya gue lagi ngapain?" balas Ben tak kalah sinis.

Leony menatap sinis Ben yang kini tengah melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap lurus ke depan.

"Ngapain sih lu? Pindah sana! Tuh di kursi tengah kosong."

"Suka-suka gue dong mau duduk dimana aja. Emang ada larangannya kalo gue gak boleh duduk disini?"

Leony terdiam. Jujur saja, Leony tak masalah jika Ben duduk di sebelahnya. Hanya saja, ia takut jika perasaan yang selama ini ia simpan di lubuk hatinya kembali menguar saat mereka bersama. Leony masih dalam proses untuk melupakan Ben. Ia tak munafik, ia masih belum bisa melupakan Ben sepenuhnya. Kenangan indah bersama Ben masih tersimpan jelas di otaknya.

"Terserah!" Leony pun mengakhiri perdebatan mereka. Ia kembali fokus kepada ponselnya.

Ben berdeham, diam-diam ia mencuri-curi pandang kepada Leony.

"Temen-temen lu mana? Tumben sendiri, biasanya nempel mulu kaya perangko."

Leony bergeming, ia mencoba untuk mengabaikan Ben. Ben yang tak mendapat jawaban dari Leony pun mencoba mencari topik pembicaraan yang lain.

"By the way, tadi penampilan lu bagus."

"Makasih." Leony menjawab tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponselnya. Diam-diam Leony mengirim pesan kepada ke-tiga temannya untuk cepat kembali. Perasaan Leony semakin tak karuan. Ia tak ingin jika tembok yang selama ini ia bangun untuk melupakan Ben, hancur begitu saja saat ia bertegur sapa dengan Ben.

"Eh, gue mau nanya deh." Ben memutar tubuhnya ke sisi kanan, kini tubuhnya tepat menghadap ke arah Leony. Leony yang semakin merasa tak nyaman dibuatnya pun mengeratkan genggamannya pada ponselnya.

"Lu tuh sebenernya pacaran sama Suga atau Rafael, sih?"

Leony berdeham. Feeling-nya merasa tidak enak mendengar pertanyaan Ben barusan. Rasanya ia sudah tidak kuat lagi untuk mengabaikan Ben. Ingin sekali rasanya ia menjawab 'gue masih nungguin lu. Gak ada yang lain selain lu dan Suga.' tapi, ia tak akan mungkin mengatakannya. jujur saja Ia sangat merindukan sosok Ben. Sangat. Akan tetapi, ia sadar bahwa Ben kini sudah menjadi milik orang lain.

"Urusannya sama lu, apa ya?" tanya Leony memberanikan diri untuk membalas tatapan Ben.

Manik mata coklat Leony bertemu dengan manik mata coklat milik Ben. Leony merasa terhipnotis oleh mata Ben dalam waktu beberapa detik, hingga akhirnya ucapan Ben membuatnya sadar.

"Ya ... Gak ada sih. Cuma gue penasaran aja, soalnya lu sana-sini mau sih."

Leony bangkit dari duduknya, Matanya nyalang menatap Ben geram.

CINTA SEGI 4 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang