#04

130 94 62
                                    

Halo readers 👋 back with me penulis amatir yang masih dalam proses belajar memperdalam ilmu kepenulisan.
Gak bosen-bosen aku ingetin ke kalian jangan lupa vote, komen kritik/saran di ceritaku karena satu vote dan komen kalian sangat berharga buat aku. Jangan sungkan untuk ngasih tau letak kesalahan penulisan aku ya 🤗 aku sangat menghargai itu. oh iya, satu lagi. Jangan jadi pembaca gelap ya :) jadilah pembaca yang bijak 😊

Selamat Membaca
-
-
-

Matahari bersinar sangat terik pagi ini hingga panasnya terasa seperti menembus kulit manusia.

Leony tengah berjalan di koridor sekolah sendirian. Telinganya ia sumbat dengan headset dan di tangannya terdapat sebuah buku novel bergenre romansa. Sesekali ia terlihat tersenyum, tertawa bahkan memaki sendiri saat membaca adegan-adegan yang menurutnya sangat membuatnya terbawa perasaan. Tapi, tiba-tiba saja seseorang menabraknya.

BRUK!

Ia yang kehilangan keseimbangan pun terjungkal kebelakang.

"Aduh," Leony merintih kesakitan. Ia melihat telapak tangannya yang terluka akibat bergesekan dengan lantai.

"Maaf, Le." Suara bariton itu menyapa gendang telinga Leony. Suaranya sangat familier baginya.

Leony menengadahkan kepalanya mencoba mastikan bahwa ia tak salah orang.

"Suga?"

Ya, seseorang yang menabraknya adalah Suga.

"Maaf ya, Le. gue gak sengaja, Sini gue bantu." Suga mengulurkan telapak tangannya untuk membantu Leony berdiri. Namun, Leony tak mengindahkannya. Ia bangkit dari posisinya lalu menepuk-nepuk roknya untuk menghilangkan debu yang menempel serta tak lupa ia mengambil novelnya yang tergeletak tak jauh dari posisinya berdiri dan bergegas pergi dari hadapan Suga.

Suga dengan sigap menahan tangan Leony. Tangannya yang kekar menarik paksa tangan mungil milik Leony hingga tubuh Leony mundur kembali ke posisi ia berdiri tadi.

"Le?"

"Apa sih, Sug?" Leony bertanya dengan nada ketus.

"lu kenapa?" Bukannya menjawab pertanyaan Leony, Suga justru melemparkan pertanyaan kembali padanya.

"Gue gak apa-apa." Leony menjawab dengan nada ketus.

"Kenapa sikap lu berubah ke gue? Gue ada salah apa sama lu? Kasih tau gue Le dimana letak kesalahan gue supaya gue bisa memperbaikinya." Suga menatap Leony dengan tatapan yang sendu.

"Kan udah gue bilang kemarin, Lu gak salah. gue yang salah karena udah berharap lebih sama orang yang jelas-jelas gak pernah sadar sama perasaan gue."

Suga tertegun. Ia menatap Leony dengan tatapan sedih. Namun, yang ditatap justru melemparkan senyum smirk.

"Gak usah tatap gue dengan tatapan kasihan. Kalo emang lu gak sadar sama pengorbanan gue selama ini gak apa-apa. Gue baik-baik aja, Sug. udah biasa juga kan lu kayak gini ke gue?" sindir Leony mencoba untuk tersenyum meski hatinya terasa perih.

"Dua tahun, Sug. Dua tahun gue mendem perasaan ini sama lu. Tapi, apa lu sadar sama semua yang udah gue lakuin buat lu? Enggak kan?" sarkas Leony mengeluarkan segala keluh kesahnya yang selama ini ia pendam. Matanya mulai memerah, air mata mulai menggenangi pelupuk matanya bersiap untuk ditumpahkan. Hatinya bergemuruh. Dadanya terasa sangat menyesakkan.

CINTA SEGI 4 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang