#06

93 75 32
                                    

Halooo! Aku datang lagi membawa part baru buat kalian 😊

Siapa disini yang udah nungguin?

Oke gak usah banyak basa-basi langsung aja ke TKP...

Jangan lupa untuk vote dan komen kritik/saran di cerita ini yaa🤗

Terimakasih buat yang sudah mampir hanya sekedar membaca ataupun sekaligus memberikan vote dan komen  di cerita ini 🥰 sayang banget sama kalian ❤️

Selamat Membaca
-
-

Suga dan Leony tengah berjalan memasuki ruang kelas, Tangan Leony tak pernah lepas dari genggaman Suga. Kini mereka menjadi pusat perhatian seisi kelas. Namun, mereka tak mengindahkannya.

Sesampainya di kursi Leony, Suga berpamitan ingin berbicara dengan Hasinta dan Leony langsung menyetujui.

Sepeninggalan Suga dan Hasinta, Rafael pun langsung menghampiri Leony. Ia duduk di kursi milik Hasinta yang terletak tepat dihadapan Leony.

"Le, mata gue gak salah liat kan?" tanya Rafael dengan nada serius. Bukannya menjawab, Leony justru tersenyum kepadanya.

Rafael mengernyitkan alisnya. Ia menyipitkan kedua matanya mengintimidasi.

"Le, lu hutang penjelasan sama gue. cepet jelasin!" tuntut Rafael.

"Apa yang harus di jelasin sih, Raf. Hm?" tanya Leony sembari menopang dagunya, netra coklat miliknya menatap netra hitam milik Rafael dengan tatapan berbinar. Senyum di wajahnya tak pernah lepas dari bibirnya.

Rafael yang ditatap seperti itupun menjadi salah tingkah. Tetapi, dengan cepat ia menetralkan ekspresi nya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Leony, Matanya menatap tajam netra coklat milik Leony.

"Jawab jujur, ada hubungan apa antara lu sama Suga?" desak Rafael menuntut penjelasan.

Manik coklat milik Leony menatap ke arah langit-langit kelas seolah ia sedang berfikir membuat Rafael semakin penasaran.

"Le, ada hubungan apa antara lu sama Suga? Jawab!" desak Rafae yang mulai merasa kesal. Sebab, Leony tak kunjung memberikan jawaban pasti padanya.

Leony mengusap-usap dagunya dan membuat Rafael mendengus kesal. Ia terkekeh geli. Puas rasanya jika sudah membuat Rafael kesal.

Rafael menjentikkan jarinya lalu berkata, "Oh, i see. Jangan bilang kalo lu sama Suga pacaran?" tebak Rafael antusias. Leony terkekeh lalu menganggukkan kepalanya malu-malu.

DEG!

Seketika Rafael mematung. Jantungnya berhenti berdetak. Wajahnya memucat.

Leony mencodongkan tubuhnya agar wajahnya dekat dengan Rafael.

"Gue–sama-Suga–pacaran," bisik Leony mengeja setiap kata yang dikeluarkan olehnya dengan penekanan. Lalu ia kembali ke posisinya dan tersenyum malu.

GLEK!

Rafael menelan salivanya susah payah, Tenggorokannya tercekat, Lidahnya kelu dan tubuhnya terasa lunglai. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi. Rafael menyeringai lalu menggeleng.

CINTA SEGI 4 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang