Assalamualaikum!
Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya^^
Sebelum baca alangkah baiknya kasih bintangnya dulu, hehe.
Spam komennya ditunggu. Terima kasih <3***
Keempat gadis famous berjalan beriringan menuju kantin. "Besok kalian siapa yang ambil rapot?" tanya Felicia sambil memakai gelang berwarna-warni.
Gadis itu memang setiap harinya selalu memakai gelang, berbeda dengan Kesya yang selalu memakai jam tangan berwarna dark, sedangkan Kanaya selalu memakai jam tangan berwarna pink, hanya Radella yang berbeda sendiri, gadis itu tidak memakai aksesoris apapun di tangannya.
"Bokap lah," jawab Kesya.
"Mamih," jawab Kanaya.
Mereka bertiga menatap Radella, sedangkan yang ditatap hanya menggedikan bahunya. Ia berharap jadwal pengambilan rapot milik adiknya tidak sama dengannya.
Tidak jauh dari posisi mereka terlihat gerombolan Arkan dan teman-temannya duduk di depan pintu koridor hingga ujung yang harus ketiga gadis itu lewati. Radella berhenti melangkah, begitu juga Kesya dan Felicia.
"Mau puter balik nih kita?" tanya Kesya menatap para lelaki yang duduk berjejer di depan sana.
"Nggak usah, gue udah laper banget. Eh, btw gue udah cantik belum? Liptint gue nggak belepotan, 'kan? Bedak gue gimana? Nggak ketebelan?" tanya Felicia sembari membenarkan rambutnya yang ia highlight dengan warna biru.
Radella dan Kesya kompak merotasikan bola matanya, terlalu malas untuk menjawab. Pagi ini Felicia sudah bertanya lebih dari lima kali dengan pertanyaan yang sama.
"Kalau kita puter balik bakalan malu, udah ayo lanjut aja," pungkas Radella.
"Lo yakin Del? Ada Arkan juga di sana," bisik Kesya.
"Yakin," jawabnya.
Radella jadi teringat malam tadi, di mana Arkan yang menenangkan dirinya, Arkan yang menguatkan, bahkan Arkan yang memeluknya dengan erat, benar-benar nyaman. Bahkan pelukan itu lebih nyaman dari pelukan Reycal.
Mereka berempat melanjutkan langkahnya, saat sudah berdiri di depan pintu koridor, teman-teman Arkan tidak memberi jalan untuk mereka.
"Misi," ucap Felicia. Namun mereka justru menggodanya.
"Wih, rambut baru, Fel? Penghuni hati baru juga nggak, nih?" celetuk Sendy.
"BARU DONG!" seru Wisnu.
"Tau darimana lo, Wis?" tanya Reza.
"Kan gue pacar barunya, iya, 'kan, Fel?" goda Wisnu.
"Apa sih lo, nggak jelas banget kambing. Udah sana minggir lo!" suruh Felicia.
Reza dan Sendy tertawa, Sendy menepuk bahu Wisnu prihatin. "Sabar Bro, muka lo emang kaya kambing."
"Sama gue aja Fel, gue gini-gini setia lho," sahut Reza.
"Setia apanya? Lo di USG yang muncul bukan gambar janin, malah gambar anakan buaya!" semprot Felicia.
Radella hanya diam, begitu juga Arkan yang tidak ikut menggoda Felicia seperti teman-temannya. Kedua mata Arkan bertemu dengan manik mata Radella. Namun, mereka tidak saling melempar senyum seperti biasanya.
"Minggir, ini bukan jalan milik Bulek lo!" kesal Kesya.
"Buset, galak bener lo, Sya," celetuk Wisnu.
"Nggak usah sok kenal lo!" balas Kesya kejam membuat gerombolan laki-laki itu menertawai temannya, kecuali Arkan yang tetap diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Sincerity [END] ✓
Teen Fiction|| FOLLOW SEBELUM MEMBACA || ⚠️ MOODY-AN ganti judul jadi TEARS OF SINCERITY ⚠️ "Setelah baca Tears Of Sincerity lanjut baca Happier or Sadder untuk sekuelnya" SIAPKAN TISU SEBANYAK MUNGKIN SEBELUM MEMBACA! *** Kaya raya? Menjadi gadis cantik? Famou...