34. Kelewat Jail

1.8K 243 83
                                    

"Berjuang sendiri itu sulit, tapi aku tidak pernah menuntut kamu untuk membalasnya, karena dalam perjuangan ini aku tulus. Tidak peduli jika kamu sedang bersama orang lain, selagi kamu tidak memukulku untuk mundur, aku akan terus maju."

-Arkan Reinner

🦋 Tears Of Sincerity 🦋

"Del ...," panggil Richard sembari menarik-narik rambut panjang Radella yang dikucir kuda.

Laki-laki itu duduk di belakang kursi Radella, jadi setiap harinya tidak ada hari tanpa adu bacot. Namun entah setan apa yang merasuki, hari ini Radella diam saja membuat jiwa kejailan Richard meronta-ronta. Padahal biasanya gadis itu akan berteriak, memukul, dan menjambaknya jika Richard sudah mulai berulah.

"Ri, kasihan Della, dia lagi pusing," tegur Kesya.

Radella meletakkan kepalanya di atas meja. Gadis itu tadi sempat mengeluh pusing dan perutnya sakit. Beruntung guru-guru sedang rapat membahas acara camping, jadi Radella bisa santai-santai di kelas tanpa harus mendengarkan guru mengoceh.

Richard tidak menghiraukan ucapan Kesya. Laki-laki itu masih tetap menariki rambut Radella.

"Del, lo kenapa kucirnya gini terus Del? Kenapa nggak kucir pohon kelapa kayak adiknya Ronald, kenapa nggak dikepang kayak Kanaya, kenapa nggak dikucir telinga kelinci, atau nggak kucir apel kayak gue biasanya? Sekali-kali ganti dong Del," request Richard.

Richard memang sering mengucir rambutnya seperti gagang apel. Seperti saat lomba basket waktu itu, laki-laki itu bertanding dengan kucir satu di atas membuat siswi-siswi berteriak heboh.

 Seperti saat lomba basket waktu itu, laki-laki itu bertanding dengan kucir satu di atas membuat siswi-siswi berteriak heboh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ri, berhenti," pinta Radella pelan.

Richard yang pada dasarnya tidak suka ketenangan tangannya masih menarik-narik rambut gadis di depannya hingga-

Dugg!

"Aw!" pekik Radella memegangi kepalanya yang kepentok kepala kursi akibat Richard menariknya kuat.

"Tuh, 'kan Ri! Gue bilang juga apa, lo jail banget sih!" omel Kesya yang duduk di samping Radella.

"Lo itu kelewatan tau nggak!" imbuh Felicia memarahi Richard.

"Eh, Del gue nggak sengaja beneran Del," panik Richard saat Radella hanya diam sembari menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangan di atas meja.

Laki-laki itu mendekat.

"Hayo Richard." Kanaya semakin memanasi.

"Anjir lo Ri, kelewatan banget sih bercandanya," ujar Dito.

"Dih, orang gue nggak sengaja. Del, maaf ya, gue nggak sengaja, Del."

Richard teringat sesuatu. "Kalau lo berhenti nangis, gue traktir ice coffee latte deh," bujuknya, tapi Radella bergeming.

"Mampus lo, Della kalau ditawarin ice coffee latte udah nggak mau itu berarti lo udah kelewatan," timpal Satria, karena biasanya Radella akan mau jika diiming-imingi ice coffee latte, seperti yang biasa Satria lakukan.

Tears Of Sincerity [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang