"Aku merindukannya. Namun, tidak ada yang bisa ku lakukan selain menunggu. Menunggu hal yang tidak pasti, entah kamu akan kembali untuk menjemputku atau kembali untuk memperkenalkan orang baru yang menggantikan posisiku di hatimu."
-Radella Maurillea Vinky
Deringan ponsel panggilan dari bundanya Radella abaikan sedari tadi, padahal ponselnya berada di sampingnya. Namun, Radella masih setia diam dengan pandangan kosong. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan, hal itu tidak membuat Radella beranjak dari kasurnya.
Detik berganti menjadi menit, menit berganti menjadi jam, jam berganti menjadi hari, siang berganti menjadi malam, mereka bergerak sangat cepat tanpa bisa dihentikan barang satu detik pun. Jika bisa menghentikan waktu, maka akan Radella hentikan sekarang.
Terhitung kurang enam hari lagi pertunangannya dengan Sem. Sudah sangat dekat menurut Radella.
Keluarga Radella pergi menginap di rumah neneknya untuk beberapa hari, itu sebabnya tadi Erin menelepon. Ini semua usul neneknya, katanya agar Radella bisa lebih dekat dengan Sem, karena nantinya laki-laki itu akan lebih sering ke sini.
Sem memiliki akses bebas keluar-masuk di rumah Radella, Erin bahkan memberikan kunci rumahnya untuk laki-laki itu.
Hidupnya seperti tidak berguna lagi, ia akan bertunangan dengan laki-laki yang bahkan tidak dicintainya, Radella tidak pernah membayangkan ini sebelumnya. Benar-benar takdir yang mengejutkan.
Radella kira ia akan hidup sampai tua bersama Arkan, tapi kenyataannya ia salah besar. Arkan bahkan sampai sekarang tak kunjung datang untuk menjemputnya.
Karena merasa lapar, Radella bangkit dari kasurnya dan keluar kamar. Saat melewati meja makan, kakinya berhenti melangkah, sudah ada satu piring nasi goreng spesial beserta omelette kesukaannya tersedia di atas meja .
Radella mendekat, tangannya meraih sticky note di samping piring.
Dimakan, kalau ada apa-apa telepon gue.
-SemRaut wajah Radella masih tetap datar setelah membaca tulisan rapi itu. Ia bingung harus bereaksi seperti apa. Ternyata pagi tadi Sem sudah ke sini.
Tanpa pikir panjang lagi Radella langsung menarik kursi untuk duduk dan mencicipi nasi goreng yang sangat menggoda itu.
Enak.
Radella kembali memakannya dengan lahap, ternyata Sem pandai memasak.
***
"Kenapa lo? Nggak semangat banget kayaknya," tegur Reycal duduk di depan Sem.
Mereka sedang berada di tempat gym, tidak biasanya Sem melamun dan tidak bersemangat seperti ini.
"Kalau ada apa-apa cerita aja sama kita, Sem," sahut Calvin.
Sem hanya mengangguk pelan. Entah bagaimana reaksi sahabatnya jika mengetahui Radella akan menjadi tunangannya. Terlebih Reycal, bagaimana jika laki-laki itu tahu? Akankah persahabatannya masih tetap seperti ini?
Reycal sangat mencintai Radella sampai detik ini juga. Rasanya Sem seperti menjadi orang terjahat di dunia karena akan bertunangan dengan orang yang sangat dicintai sahabatnya.
Untuk menolak perjodohan itu pun Sem tidak akan bisa. Oma dan opanya memiliki sifat yang keras kepala dan sedikit egois. Mereka akan mempertahankan apa yang menurut mereka benar.
"Nanti malem nongkrong kuy," ajak Adit.
"Gaslah," jawab Reycal.
"Yoklah, bosen gue di rumah," jawab Calvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Sincerity [END] ✓
Teen Fiction|| FOLLOW SEBELUM MEMBACA || ⚠️ MOODY-AN ganti judul jadi TEARS OF SINCERITY ⚠️ "Setelah baca Tears Of Sincerity lanjut baca Happier or Sadder untuk sekuelnya" SIAPKAN TISU SEBANYAK MUNGKIN SEBELUM MEMBACA! *** Kaya raya? Menjadi gadis cantik? Famou...