Mashiho day and his love ended

994 106 10
                                    




Suara musik klasik yang menenangkan ditambah semilir angin malam yang masuk melewati jendela kaca yang sengaja dibuka. Di sanalah Mashiho dan Junkyu berada. Dengan Mashiho yang duduk di depan Junkyu menyandarkan tubuhnya di tubuh depan Junkyu. Ini pertemuan pertama setelah Mashiho berpergian jauh ke Jepang.

Tidak ada percakapan hanya keduanya menikmati malam dengan saling menggenggam tangan dan tangan yang lain memegang gelas berisi cairan merah pekat.

Tiba-tiba Mashiho menoleh dengan cepat menatap Junkyu dengan matanya yang membulat sempurna. "Kau bilang apa?" tanyanya.

Junkyu menggeleng. "Aku tidak mengatakan apapun." sanggahnya. Memang sedari tadi Junkyu diam.

"Pikiranmu."

"Ah aku sedang kalut. Lupakan."

Tidak Mashiho tidak bisa diam saja. Dia berbalik penuh menatap Junkyu. "Katakan!" pintanya dengan cepat.

Junkyu tidak sedang baik-baik saja. Dia terlihat sangat lelah dan sepertinya dia banyak pikiran. "BERHENTI MEMBACA PIKIRANKU!" teriak Junkyu pada Mashiho, kini dia beranjak dengan kasar membuat Mashiho yang tepat berasa di depannya terjatuh.

"Kau!"

"Sorry." Junkyu mengulurkan tangannya mencoba meraih Mashiho. Tapi Mashiho menolaknya.

"Kau baru saja berteriak padaku?"

"Tidak usah berlebihan. Dulu kita saling berteriak satu sama lain."

Mashiho terdiam kali ini dia mendengar lagi pikiran Junkyu. "Okay aku pasti salah dengar." dia menutup telinga lalu berlalu. Berjalan menuju pintu kamarnya.

"Cio, aku ingin kita akhiri hubungan ini."

Omongan Junkyu sontak membuat Mashiho menghentikan langkahnya. Tapi dia tidak berani menoleh. "Aku tidak suka dengan caramu bercanda." katanya dengan tubuh yang masih membelakangi Junkyu. "Aku akan keluar sebentar." imbuhnya.

"Kau bisa membaca pikiran Cio. Aku tidak berbohong." Junkyu menghela nafasnya. "Aku muak dengan semuanya. Semua tentang kau yang selalu mengaturku dan semua tentang pikiranku yang selalu saja bisa kau baca."

Mashiho terkekeh sembari menoleh. "Berhenti bercanda sayang. Aku tau kau akan memberiku kejutan untuk esok hari kan? Hari ulang tahun ku?"

Junkyu menggeleng, dia melepaskan cincin yang dia beli untuk tanda mengikat Mashiho. Cincin yang sama seperti yang Mashiho kenakan. "Jika kau mendengar pikiranku lagi kau bisa pastikan aku serius atau tidak. Untuk ulang tahunmu aku sudah membelikan kado dan akan dikirim besok." cincin berwarna hitam itu diletakkan begitu saja oleh Junkyu di atas meja. Dia berlalu melewati Mashiho yang masih terdiam.

Tangannya ditarik Mashiho dengan cepat. Kemudian pipinya ditampar Mashiho dengan tangan kiri Mashiho. "Bajingan!"

"Ya aku." jawab Junkyu lemah yang terima begitu saja saat Mashiho menamparnya bahkan sekarang memukul dada Junkyu dengan kesal. "Aku tidak menepati janjiku. Aku akan ke Korea jadi kita tidak akan bertemu lagi di sini. Agar kau tidak merasa kesal."

Mata Mashiho memerah dia ingin menangis tapi ingat seorang vampir tidak bisa menangis. Kini yang dirasakan Mashiho hanya sebuah kekesalan, marah dan kecewa. Yang paling parah hatinya sakit. Semuanya benar, bahkan suara pikiran Junkyu membuatnya tidak bisa membantah karena suara pikiran dan omongannya semua sama. Junkyu tidak sedang main-main. Bahkan Mashiho bisa melihat wajah Junkyu yang serius tanpa senyum yang selalu mengembang di wajahnya.

Cold Shadow [Treasure] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang