•двенадцать|12•

1.8K 275 24
                                    

Cold Shadow
•••
••





Beralaskan tanah hutan yang dingin tubuh Mashiho terbaring lemah. Matanya terpejam dengan sedikit terbuka menampilkan sisi putih bola matanya yang terlihat menyeramkan.

Racun milik Jeongwoo sedang bekerja di dalam tubuhnya. Dia yang tidak kuat menjadi tak sadarkan diri seperti saat ini. Disampingnya ada Duyoung yang sudah berubah menjadi manusia dan Jeongwoo yang juga sudah berubah.

"Bagaimana kalau dia malah mati?" tanya Jeongwoo yang merasa bersalah saat memasukkan racun miliknya di tubuh Mashiho.

Duyoung menggeleng. "Tidak akan. Racunmu hanya akan membunuh virus zombie ditubuhnya." kata Duyoung yakin.

Entah darimana dia mendapatkan kepercayaan seperti itu. Yang pasti dia yakin semua akan baik-baik saja.

Dalam hati Jeongwoo sudah sangat khawatir. Tentu saja suara hatinya terdengar oleh Haruto di jauh sana. Dan menimbulkan rasa khawatir juga pada Haruto.

Tak lama mata Mashiho bergerak terbuka. Mata yang seharusnya merah menyala sekarang menjadi hitam yang sesekali berubah menjadi putih. "Bajingan ini sakit sekali." umpatnya tak tahan dengan semua racun yang berperang dalam tubuhnya.

"Lawanlah yakinlah kau bisa mengalahkan semuanya." kata Duyoung yang merasa iba dengan kondisi Mashiho saat ini. "Kalahkan mereka dengan virus vampir yang sudah ada didalam dirimu sendiri."

Mashiho berulang kali memejamkan matanya. Merasakan sakit dan mencoba bertahan. "Aku butuh darah." katanya dengan sisa-sisa tenaga yang mereka miliki.

Dengan cepat Duyoung menggulung lengan kaosnya. Menyodorkan tangannya kearah Mashiho. "Hisap saja." hal itu membuat Mashiho tersenyum. "Aku tidak minum darah werewolf. Tidak enak."

Duyoung mendecak. "Hanya untuk sementara. Kau butuh tenaga bukan?" Jeongwoo yang ada disampingnya ikut mengangguk setuju. "Cepat tidak ada waktu lagi Hyung. Kau sudah sangat berbeda dari biasanya." Jeongwoo menyadari tubuh Mashiho sudah setengahnya berubah. Tidak seputih biasanya.

"Baiklah kalau aku muntah kau yang tanggung jawab." disela semua hal yang menegangkan dia masih bisa usil bercanda. "Jangan mengumpatiku Duyoung! Aku mendengarnya." katanya yang sudah menarik lengan milik Duyoung.

"Masa bodoh dengan kau yang bisa membaca pikiran."

Gigi taring milik Mashiho menancap sempurna di lengan Duyoung. Sebelum dia menyedot darah, "lebih enak jika aku mengigitnya lewat leher." setelah berbicara seperti itu Mashiho malah terkekeh. "Okay okay aku tidak akan melunjak." dia membaca pikiran Duyoung. "Dan kau Jeongwoo berhenti menatapku dengan tatap jijik!"

"Lah memang menjijikkan. Bagaimana bisa kau meminum darah. Ihhh huekkk." Jeongwoo sudah mual hanya dengan membayangkan saja.

Terdengar suara tegukan dari tenggorokan Mashiho. Satu tegukan, dua tegukan, tiga tegukan hingga tegukan-tegukan selanjutnya.

"Katanya tidak enak kenapa kau banyak meminum darahku." sindir Duyoung dengan tatapan malasnya.

Mashiho melepaskan gigitannya. Dia menoleh pada Duyoung, sisa-sisa darah masih ada di sudut bibirnya. "Kau ikhlas tidak menolong?"

"Kalau tidak ikhlas kau pasti sudah menjadi anak buah Yoonbin sekarang."

Jaket hitamnya dia gunakan untuk menyeka mulutnya. "Thanks."

"Apa enak?" tanya Jeongwoo penasaran.

"Coba saja." kali ini Mashiho terdiam memejamkan matanya. "Kau bisa melukai tangan kiriku? Gigit saja hingga terkoyak sedikit." tangannya terulur didepan Jeongwoo. Jika dia meminta tolong pada Duyoung pasti tidak akan dilakukan oleh Duyoung lagi.

Cold Shadow [Treasure] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang