Cerita 9_Hermione's Boyfriend

3.1K 223 12
                                    

"Wow, coba tebak siapa yang kulihat sekarang."

Hermione tersenyum miring. Menampilkan ekspresi paling culas yang pernah ia miliki, gadis itu mendekat. Duduk tepat di samping seorang pemuda yang baru saja ia sapa. Memesan tequilla dalam gelas yang belum ia sesap. Sekadar memainkan minuman beraroma kuat tersebut. Entah kapan akan segera menegaknya. Membuat kerongkongannya terasa terbakar sebelum dikuasai rasa manis dan asam yang khas.

Sementara pemuda di sampingnya, masih tidak menampakkan ekspresi lain semenjak tadi. Datar. Ekspresi yang jauh dilihatnya bertahun-tahun lalu ketika mereka berpapasan selepas pertandingan quidditch, di lorong-lorong Hogwarts, maupun ketika mereka berhadapan dalam dua kubu berbeda. Hermione Granger yang anggota orde, pihak Harry Potter, lalu Draco Malfoy yang Pelahap Maut, kacung Voldemort. Ya, pemuda yang semenjak tadi asyik menyesap bir di sampingnya adalah Draco Malfoy.

"Berpura tidak mengenal akan jauh lebih baik, Granger."

Hermione menghabiskan gelasnya dalam sekali tenggak. Sudut bibirnya kembali terangkat. "Sejak kapan kau menyukai alkohol?"

"Aku memang selalu menyukainya."

"Apa kau baru ditolak oleh seseorang?" Gadis itu terkekeh mendengar dengusan Draco. Ia mengosongkan gelasnya sekali tenggak.

Gelas kedua Hermione kembali datang, bersamaan dengan botol yang entah ke berapa untuk Draco. Keduanya seperti dua orang kalap malam ini. Berhadapan dengan berbotol-botol bir dan bergelas-gelas tequilla. Memunggungi lantai dansa yang sedang membuat orang-orang sibuk bergerak.

"Kau sudah minum terlalu banyak, Granger," ucap Draco seraya mengambil gelas gadis di sampingnya. Menegak minuman tersebut sebelum memutar tubuh. Kini ia sempurna menghadap ke arah Hermione. Seorang yang tengah menatapnya datar.

"Mau ke sana?" Draco kembali berujar. Kali ini seraya menunjuk lantai dansa.

Tidak butuh banyak waktu bagi mereka untuk bergabung bersama pengunjung bar yang lain. Bergerak sembarang ke arah lantai dansa. Berdesakan untuk kemudian menggerakkan tubuh mengikuti alunan musik. Tak jarang Draco akan meraih tangan Hermione dan memutar-mutar tubuhnya seperti penari profesional. Atau ketika Hermione melakukan gerakan dansa paling aneh yang pernah ia lakukan, dan Draco akan tertawa karenanya.

Draco sama sekali tidak pernah teringat kapan terakhir kali memikirkan kemungkinan ini. Selepas melarikan diri dari dunia sihir bertahun-tahun lalu dan menemukan dunianya sendiri. Di dunia muggle. Tempat yang dulu ia akan mengatakannya dengan ekspresi paling jijik. Mengatakan bahwa dunia itu dan seluruh penghuninya yang berani memasuki dunia sihir harus dimusnahkan. Hingga takdir membawanya kepada Voldemort. Mengantarkannya pada masa-masa kelam yang tak akan pernah ia lupa.

Pelariannya ke dunia muggle membawa Draco dalam petualangan lain. Menanggalkan atribut sihir, berbaur bersama muggle, dan mendalami kehidupan mereka. Dua tahun lalu, ia baru saja lulus dari sebuah universitas muggle. Sama seperti orang lain, ia juga tak kalah gugup ketika menyelesaikan masa belajarnya. Bergelut dengan tugas-tugas, buku-buku, makalah, penelitian, dan juga kehidupan sosial baru. Kehidupan yang membawanya ke tempat ini dan bertemu dengan Hermione Granger di lantai dansa bar ini.

Musik masih terus diputar, tetapi keduanya kini kembali ke kursi. Kembali menghadap botol dan gelas beraroma kuat. Draco memperhatikan gadis di sampingnya. Seraya mengelap peluh di pelipis Hermione, ia berujar, "kekasihmu pasti menyesal jika tidak datang ke sini."

"Tentu saja, bagaimana mungkin dia bisa mengabaikanku dan hanya sibuk bekerja."

"Tenang saja, Granger, dia bekerja juga untuk membuat hidup kalian lebih baik."

DRAMIONE ONESHOT #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang