Cerita 15_Hermione Granger and Malfoy's Family Ring_Chapter 1

2.1K 169 23
                                    

"Granger!"

Hermione Granger, sosok yang hampir menjatuhkan mug berisi kopi pekat ke tumpukan berkas, berusaha untuk bernapas dengan tenang. Ia meletakkan benda itu pelan-pelan ke atas meja. Sengaja ia jauhkan dari tumpukan berkas yang sudah sedari semalam berhasil membuatnya tidak tidur.

"Yes, Sir?"

Sosok yang disapanya 'sir' dengan senyum tersebut kian mendekat. Tanpa tedeng aling-aling, pria berambut pirang platina bernama Draco Lucius Malfoy alias orang yang menyeruduk masuk ruangannya, alias orang yang ingin segera ia tendang, dan alias orang yang ia harapkan musnah dari muka bumi, mengambil alih kursi Hermione. Diam-diam, wanita berambut cokelat dengan keriting yang sudah tidak terlalu 'buas' itu mendengkus.

Hermione menjadi penonton ketika dengan kecepatan penuh, Draco membolak-balik tumpukan kertas di hadapan mereka. Hampir ia berteriak ketika beberapa sudah tidak tertata rapi sesuai susunan. Berusaha untuk tidak mengganggu, Hermione meraih mug kopinya dan meletakkan di meja lain.

"Kau bercanda!" Draco membanting berkas dalam map merah. "Apa kau ingin membagi menyumbang uang ke Hemington! 1 juta euro untuk tanah yang bahkan tidak lebih luas dari kebun anggur nenekku?! Yang benar saja, Granger!"

"Tapi, Sir, itu-"

"Kita berbisnis dengan Hemington, bukan sedang mengasihaninya. Segera perbaiki kontrak ini, dan juga laporan akuisisi La Vida. Bawa ke ruanganku sebelum jam makan siang!"

Hermione mengepalkan kedua tangannya setelah Draco Malfoy menutup pintu. Ah, atau lebih tepat disebut dengan membanting pintu. Ia melirik ganas ke arah pintu oak yang baru saja dilewati pria berambut pirang tersebut. Seolah benda yang sialannya mati itu adalah punggung Draco Malfoy.

"Yang benar saja!" pekik Hermione. Ia melirik ke arah jam dinding dan menemukan jam makan siang bahkan tak lebih dari sejam lagi.

Namun, pada akhrinya Hermione tetap kembali duduk. Menenggak habis isi mug yang belum sempat diminumnya tadi. Berakhir dengan mengerjakan apapun yang diminta oleh Draco pain in the ass Malfoy.

Bekerja dengan Draco Malfoy sudah dilakoninya semenjak dua tahun belakangan ini. Ia yang merupakan anggota The Golden Trio-nya Hogwarts memang sebelumnya bekerja di kementrian. Merasa tempat itu sudah tidak lebih baik dari praktik korupsi dan sebagainya, Hermione memilih pergi terlebih dahulu. Ia akhirnya bertemu dengan Draco dalam sebuah wawancara kerja yang singkat. Terima kasih kepada galleon Draco yang telah membuatnya betah.

"Hermione, jangan pedulikan ferret pirang itu. Ambil uangnya, lakukan yang ia minta, dan pergilah setelah tabunganmu cukup."

Itu adalah mantra khusus yang dibuat sendiri oleh Hermione setiap kali merasa muak dengan ocehan Draco. Alih-alih mengingat bahwa semenjak ia bergabung, Tuan dan Nyonya Malfoy menganggapnya sebagai 'manusia', Hermione lebih senang mengingat pundi-pundi galleon dari Draco.

Well, sebagian orang pasti mengira bahwa Hermione Jean Granger hanyalah wanita materialistis yang hanya memedulikan uang, tak jauh beda dengan Draco. Katakanlah seperti itu. Namun, di dunia ini, siapakah orang yang dapat hidup tanpa uang?

"Aku hanya berpikir realistis, lagipula," Hermione menyugar rambut. "Aku mungkin harus menghidupi diriku sendiri selamanya."

Itu adalah kalimat sama yang ia ucapkan ke sekian kali kepada setiap orang yang menyuruhnya untuk lebih baik menyerah untuk 'disiksa' Draco Malfoy. Entah Harry Potter, Ginny Weasley, atau pun Ron Weasley. Berhenti untuk mendapatkan jutaan galleon dari Draco Malfoy, yang dapat ia gunakan untuk bertahan hidup? No! Hermione Granger jelas tidak mungkin melakukan hal demikian.

DRAMIONE ONESHOT #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang