Cerita 14_Night in Miami

2.1K 141 14
                                    

Sudah lewat dari beberapa jam setelah makan malam yang tidak ia habiskan, Hermione masih termenung di pinggir pantai. Langit yang kian gelap atau detak jam yang kian memberitahunya untuk bergegas kembali ke hotel, diabaikannya begitu saja. Kedua matanya hanya terpaku ke satu arah. Lautan bebas.

Lautan yang kini memantulkan semburat jingga yang indah. Menampilkan sisi manis dan magis dari matahari yang akan segera menghilang. Bergantian dengan bintang dan bulan yang seperti tengah bersiap untuk muncul. Mungkin akan menjadi teman melamun Hermione selanjutnya.

Namun, bulan dan bintang sepertinya harus menelan kecewa lantaran wanita itu akhirnya tersadar. Bikini dan selimut tipis yang menutup sebagian kakinya sudah tidak bisa lagi mengontrol dingin yang akhirnya dirasakan Hermione. wanita itu bangkit.

"Granger?"

Hermione mengerjap beberapa kali. Masih urung bersuara bahkan ketika sosok yang menyapanya itu mendekat. Tersenyum, atau sesuatu seperti menggerakkan bibir hingga terangkat sedikit. Walaupun Hermione sendiri tidak bisa membedakan gerakan tersenyum atau menyeringai jika dari sosok itu. Atau mungkin bisa ia sebut menyeringai saja. Toh, memang tersenyum sejauh ini tidak masuk ke dalam 'kategori yang bisa dilakukan oleh Draco Malfoy'.

Yap! Orang yang baru saja 'menyapa Hermione' adalah Draco Malfoy.

"Err ... hai," sapa Hermione kaku.

Keduanya berakhir dengan berjalan beriringan. Entah Merlin sedang kurang ajar atau apa, tapi Hermione mendapati kenyataan bahwa ia dan Draco bertetangga di hotel. Dari beberapa hotel bintang lima di Miami, ia, Hermione Granger, ternyata satu tempat dengan Draco Malfoy.

"Kau kabur juga?" tanya Hermione memecah hening.

"Kau juga."

"Itu terdengar seperti pernyataan, bukan pertanyaan."

"Aku memang sedang tidak bertanya."

Dasar ferret menyebalkan! "Well, cukup mudah ditebak, wajahmu selalu muncul di seluruh Daily Prophet belakangan ini."

"Kau juga."

Mereka lantas terdiam. Entah memikirkan mengenai kenyataan bahwa wajah mereka belakangan muncul di Daily Prophet, atau karena keduanya merasa bahwa 'mengobrol' hanya menjebak dalam suasana yang begitu canggung. Mereka bahkan masih diam setelah lift yang dinaiki berhenti di lantai 10 yang mereka tuju.

"Nah, 557, apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Draco bersuara.

Hermione mengangguk. "Aku akan tidur dan mungkin akan bangun kalau ada yang membangunkan, bagaimana denganmu 558?"

"Kau hanya kabur ke Miami untuk tidur?" Draco menggeleng-gelengkan kepala seraya tak lupa memasang seringai paling menyebalkan. Sedetik kemudian, pintu kamar hotel bernomor 558 sempurna tertutup.

Hermione mendengkus sebelum membanding pintu kamar hotelnya. Hah! Bahkan di sini pun, dan setelah tahun-tahun terburuk mereka dilalui, Draco Malfoy masihlah orang yang menyebalkan. wanita itu mengambil tongkatnya yang disembunyikan di bawah bantal.

"Expecto patronum!"

Dan, sampailah mereka di sebuah pub tak jauh dari hotel. Pesan yang diantar 'berang-berang' milik Hermione sejam lalu. Juga, pesan yang berhasil membuat Draco agak kesal lantaran ia masih belum bisa menggunakan mantra itu sampai sekarang. Well, ia sudah cukup sering mendengar mengenai mantra patronus yang melindungai Harry -the boy who lived- Potter dari para Dementor.

"Kenapa Miami?" Hermione bertanya terlebih dahulu.

Draco yang sedari tadi hanya memandangi gelas birnya saja lantas menoleh. Beralih mengamati wajah penuh tanya milik Hermione Granger. Sosok yang hampir 12 tahun lalu tidak sudi duduk berdua dengannya seperti ini.

DRAMIONE ONESHOT #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang