05. Janji dan Dusta

185 80 198
                                    

Helloo kesayangan 😍😍
Ketemu lagi nih disini 💜💜
Btw minggu ini aku batal double update, karena challange-nya ngga terpenuhi :((

Kalo gitu aku bikin challange lagi tapi 50 comment aja deh, gimana?
Bisa ngga yaa?

Semoga aja ya bisa.

Anyway, seneng ga si klo aku bikin challange kek begini??. 
Comment ya temen-temen pendapatnya 💜💜

Udh comment aja bilang kalo kalian seneng, biar aku semangat gituh updatenyaa 😌😌
Maksa bangett yaaa 🤣🤣
Canda maksa 😉

Jgn lupa vote ama comment yaa😘
Happy reading.🌻🌻

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

"Naomi, bangun dek."

Hening. Tak ada balasan dari gadis cantik berambut coklat itu.

"Adek, bangun!"
Masih tak ada jawaban dari sang lawan bicara. Jangankan menyahut, bergerak saja Naomi tidak.

"Aishh anak ini! Yakk Naomi!! Jam berapa kau tidur semalam, huh? Ini sudah jam 10 kurang kau tahu! Apa kau masih mau tidur? Anak gadis model apa begini, ngga tau malu banget! Bangun Naomi bangonn!!"

Karena kaget Naomi langsung bangun dari tidur indahnya. Segera ia memposisikan badannya yang semula berbaring menjadi duduk.

"Jam berapa kau tidur semalam Naomi?"

Suara pria itu mengalun indah di telinga Naomi yang nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

Naomi tahu, kakak tampannya itu sedang marah sekarang. Kau bisa tahu hanya dengan melihat mukanya yang berubah menjadi kepiting rebus. Pria tampan bernama Seojin itu sedang tak main main saat ini. Tapi yang bisa Naomi lakukan hanya menunduk. Tak berani menatap mata sang kakak, apalagi menyauti perkataan pria tampan itu.

Kakak tampannya itu seperti emak-emak, jika dijawab salah, tak dijawab juga salah. Sungguh membingungkan.

"Jawab Naomi, jangan diam aja. Di tanya tu jawab. Kakak ngga akan menggigitmu kalo kau ngomong jujur!"

"Ngga akan gigit, tapi menelanku bulat-bulat seperti ular."
Masih dengan posisi yang menunduk Naomi menjawab perkataan Seojin dengan suara yang hampir hilang di telan semesta. Tapi jangan ragukan kemampuan telinga Seojin, ia bisa mendengarnya dengan baik.

"Kau melakukan kesalahan, sampai takut padaku seperti itu?" Tanya sang kakak dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Maaf oppa." Dengan nada penuh penyesalan Naomi menyuarakan isi hati dan fikirannya saat itu juga.

"Jam berapa kau tidur? Kenapa kau terlambat bangun hari ini? Ini paling siang dari jam bangunmu selama kau hidup Naomi. Kau seperti bukan adikku saja!" mendengar perkataan sang kakak, ia segera melihat jam di smartphone kesayangannya. Mata gadis itu hampir keluar ketika melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 09:55 KST.

"Kau kaget? Sama, aku juga kaget melihat kelakuanmu hari ini. Tak habis fikir aku dengan anak gadis jaman sekarang.  Semoga istriku nanti tak sepertimu." Lagi lagi suara sang kakak menggema di ruangan itu.

"Maaf oppa, aku tidur jam 5 pagi. Aku terlalu asik nonton drama di laptopku hingga lupa waktu untuk tidur."

"YAKK, KAUU!!!" wajah tampannya kini sempurna menjadi kepiting rebus. "YAKKK NAOMI!! aishh anak ini," dengan dada yang naik turun dengan cepat, ia melanjutkan perkataannya "KAU FIKIR ITU BAGUS UNTUK KESEHATANMU, HEOH?! APA BUTA MATAMU TIDAK MELIHAT JAM DI LAPTOP ATAUPUN DI HANDPHONEMU?! APA GUNANYA OPPAMU YANG KAU BANGGA-BANGGAKAN INI SEORANG DOKTER JIKA KELAKUANMU SEPERTI ITU?! KAU TAK MENJAGA KESEHATANMU NAOMI! Aishhh!!!"

STIGMA [Tahap Revisi] || END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang