'Selebar apapun keduanya tersenyum untuk saling ikhlas. Tapi hati tahu sebesar apa luka yang di tutupi di belakangnya.’
~Kekasih Pilihan Allah~
***Meskipun pagi, dan matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Di kota malang hal itu tak memengaruhi hawa dingin yang menjadi ciri khasnya. Rendi masih setia bergelut dalam selimut setelah tadi melaksanakan salat subuh. Zahra yang terbiasa bangun pagi tetap memilih mandi meski setelahnya dia juga gemetaran karena suhunya turun drastis.
“Mas? Mas Rendi, bangun. Udah hampir jam delapan loh.” Seru Zahra sembari menggerakkan lengan suaminya.
“Mas?” berkali-kali mencoba, pria itu tak kunjung membuka matanya. Hanya mendesah pelan.
“Mas, ayo bangun! Kamu nggak capek dari tadi tidur? Zahra aja malah udah lapar,” Lirihnya di dekat telinga Rendi.
“Masih dingin, Ra. Kalau kamu lapar, langsung turun aja ke bawah. Sarapannya pasti udah siap.” Jawabnya dengan suara parau. Kedua matanya masih terpejam. Rendi malah semakin merapatkan selimutnya.
Zahra mengerucutkan bibirnya. “Masa Zahra turun sendiri? Nanti kalau Zahra di kira nggak ada akhlak, gimana? Ninggalin suaminya sendiri.”
Rendi diam, tak lagi membalas ucapannya. Membuat Zahra semakin kesal. Tiba-tiba sebuah ide jail keluar dari otak cerdasnya. Jemarinya bergerak menyentuh sisi wajah Rendi dan berhenti di kedua matanya. Di iringi senyuman miring di bibir, jemarinya bergerak membuka paksa kedua mata suaminya. “Ayo, Maas... Banguun!”
“Zahraaaa.... Kamu apaan sih! Saya masih ngantuk. Suhunya itu dingin banget, saya nggak tahan. Lagian semalam kamu juga yang nggak kasih saya selimut. Biarin saya–”
Cup!
Spontan cercaan panjangnya berhenti saat bibirnya terbungkam. Kedua mata yang sedari tadi terpejam, sekarang terbuka sempurna. Menyadari bahwa Zahra baru saja melakukan tindakan di luar batas kendali nafsunya.
“Jadi laki-laki jangan banyak bicara, karena cerewet itu tabiat wanita. Udah, Zahra turun dulu, nanti Mas suami nyusul aja.” ujarnya sebelum gadis itu keluar dari kamar. Menyisakan suara pintu yang tertutup.
Rendi beranjak duduk. Meski setengah nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, tapi setidaknya dia tahu ini bukan mimpi. Peristiwa ini terlalu indah untuk dia anggap sebagai mimpi. Jemarinya bergerak menyentuh bibir. Sensasi itu masih begitu terasa, menciptakan seulas senyum yang mula terbit di kedua sudut bibirnya. “Semoga yang dia lakukan, bernilai pahala.” Lirihnya kemudian bangkit lalu beranjak ke kamar mandi.
❤️Saat Zahra sudah siap di meja makan. Seorang gadis tiba-tiba duduk di kursi depannya. Otomatis Zahra menatap ke arahnya. Gadis itu pun sama. Zahra tersenyum menyapa, tapi gadis dengan hijab instan itu malah menautkan kedua alisnya dan menatapnya tajam.
“Maa... Mama? Ada tamu ya?” teriaknya sembari melirik ke pintu dapur. Di mana Tyas berada.
Zahra menaikkan satu alisnya. Lalu kembali fokus menyiapkan piring dan gelas masing-masing di depan kursi. Tak terkecuali di depan gadis itu.
“kamu ini apaan sih? Masih pagi sudah teriak-teriak!” cerca Tyas saat dia melangkah ke meja makan.Gadis itu berdiri lalu membisikkan sesuatu ke telinga Tyas. Entah apa yang dia katakan, yang Zahra tahu mertuanya tersenyum setelahnya. “Mama lupa, kemarin belum kenalin Dina sama kamu ya? Soalnya kemarin dia masih nginap di rumah temannya. Pagi ini baru pulang.” Zahra tersenyum dan mengangguk paham.
![](https://img.wattpad.com/cover/261085903-288-k682217.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Pilihan Allah ✓ [TERBIT]
EspiritualTersedia di Shopee LSP_BookShop |Spin off- Lantunan Kalam Aisyah| Semua berawal dari Rendi yang datang ke sebuah acara pernikahan. peristiwa itu membawanya ke sebuah takdir yang tak pernah dia bayangkan. Siapa sangka ketika dia datang sebagai tamu u...