'Ketahuilah, bahwa berharap pada selain-Nya, hanya akan menimbulkan luka.’
~Kekasih Pilihan Allah~
***Langkah kakinya terhenti tatkala matanya bertabrakan dengan mata seorang wanita yang saat ini juga tersenyum padanya. Rendi menyipitkan mata, kemudian melanjutkan langkah hingga tepat di depan gadis berkulit putih itu. “Assalamualaikum, Pak?” Sapanya dengan salam yang kelewat ramah.
Hal inilah yang selama ini telah salah dia pahami. Sapaan biasa tapi memiliki niat berbeda bagi Naura. Rendi menjawab salamnya.
“Terima kasih, atas bimbingan bapak selama ini, saya akhirnya sampai di bab akhir penyelesaian skripsi. Evaluasi dari bapak benar-benar bermanfaat dan menambah wawasan saya.” Ujarnya dengan senyuman. Rendi mengangguk.
“Saya juga turut bahagia mendengarnya.” Jeda sejenak. “Sekedar info, mulai besok kamu bisa lanjutkan evaluasi skripsi ke Pak Andri.”
Kedua alisnya bertaut, sebelum kemudian kembali tersenyum. “Oh, tenang saja pak. Besok saya nggak minta evaluasi kok. Mau rehat sebentar, mungkin beberapa hari aja. Bapak nggak perlu minta bantuan Pak Andri kok untuk cek skripsi saya.”
Rendi mengembuskan napas. “Saya nggak lagi minta bantuan Pak Andri. To the poin aja ya, mulai besok dan seterusnya tugas skripsi kamu akan di evaluasi sama Profesor Andri. Karena mulai besok, dia yang akan menjadi dosen pembimbing kamu.”
Sontak kedua bola mata Naura melebar. “maksud bapak saya di pindah tangankan gitu?”
Rendi mengangguk. “iya.” Jawabnya singkat.
“Alasannya?” tanyanya.
“Perlu alasannya?” balas Rendi tak kalah cuek.
“jelas, pak. Sebagai mahasiswi, saya berhak menentang keputusan sepihak dari bapak. Karena semua ini akan sangat merepotkan untuk saya pribadi. Yang artinya saya harus mengulang semua proses evaluasinya dari awal. Maaf, Pak. Saya keberatan atas keputusan ini.” Ujarnya dengan penuh ketegasan.
Rendi masih dengan kesan dingin dan cueknya menjawab, “kamu benar. Sebenarnya saya sendiri juga pasti kerepotan karena harus mengulang evaluasi dari awal lagi untuk mahasiswi bimbingan saya. Tapi saya nggak keberatan kalau semua itu memang perlu untuk saya lakukan.”
“Kalau bapak juga keberatan kenapa masih melanjutkan? Saya benar-benar minta sama bapak untuk mengurungkan niat ini. Sisa waktu hanya lima minggu, dan saya nggak yakin kalau waktu itu cukup untuk evaluasi bab sebanyak itu, pak. Bisa bapak pikirkan lagi?” Naura masih menawar keputusan Rendi, berharap dapat mengubah keputusannya.
“kamu keberatan dengan keputusan saya?”
Naura mengangguk antusias. “iya, pak.”
“Saya lebih keberatan lagi dengan sikap kamu.” Balasnya dingin.
Naura kembali menunjukkan wajah tak pahamnya. “Sikap saya?”
“kamu pikir pantas datang ke rumah dosen pembimbing lalu dengan percaya diri mengaku sebagai calon istrinya? Hmm?” sontak Naura gelagapan. Saat ini suasana berubah menegangkan. Gugupnya bukan main ketika Rendi mengungkit perilakunya beberapa hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Pilihan Allah ✓ [TERBIT]
SpiritualTersedia di Shopee LSP_BookShop |Spin off- Lantunan Kalam Aisyah| Semua berawal dari Rendi yang datang ke sebuah acara pernikahan. peristiwa itu membawanya ke sebuah takdir yang tak pernah dia bayangkan. Siapa sangka ketika dia datang sebagai tamu u...