TPO; 26🥀

52 12 72
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Turn Past On © Kelompok 04 •

• Part 26 By: Awliyaslv_

• Jum'at, 26 Maret 2021 •

---

H A P P Y  R E A D I N G

Keesokan harinya, Tamara memutuskan untuk berangkat ke sekolah tanpa Arzan. Padahal, kemarin Arzan mengatakan akan menjemputnya. Namun, ia malah pergi terlebih dahulu, bahkan ia juga tidak memberitahu Arzan.

Sekarang, Tamara tengah duduk termenung di bangkunya. Pikirannya melayang kepada kisah masa lalu Arzan yang baru diketahuinya kemarin. Entah kenapa, hati Tamara menjadi gelisah semenjak ia mengetahui fakta, jika Arzan memiliki seorang kekasih di masa lalunya.

Bukan tanpa alasan, akan tetapi dari cerita tersebut, Tamara bisa menangkap bahwa Arzan begitu mencintai mantan kekasihnya dulu. Pasalnya, Arzan sampai rela mengorbankan nyawanya hanya demi menyelamatkan mantan kekasihnya itu. Tamara takut, orang itu akan muncul kembali.

Jujur, pengaruh Arzan sudah cukup besar dalam kehidupannya. Menjadikan Tamara ingin bersikap egois. Meskipun Tamara belum bisa sepenuhnya memberikan hatinya pada Arzan, tapi tak ada salahnya 'kan, jika Tamara merasa takut kehilangan laki-laki itu?

Tamara menghela napasnya yang terasa berat. "Tamara ... Tamara, jauh banget pikiran lo. Kan Arzan udah bilang, dia gak akan ninggalin lo," ucapnya pada diri sendiri.

Tamara memilih untuk mengecek tugas-tugas yang akan dikumpulkannya nanti. Tamara tidak ingin pikirannya melayang lebih jauh lagi. Tamara harus percaya pada Arzan.

Saat Tamara hendak membuka tugasnya yang kedua, seseorang masuk ke kelas.

"Tata!"

Tamara meringis kala mengetahui, jika Arzan-lah yang datang.

"Lo kok malah ninggalin gue, sih? Kan kemarin gue udah bilang ... kalau gue bakalan jemput lo," omel Arzan.

"Maaf, tadi ada tugas yang lupa belum gue kerjain. Jadinya gue berangkat duluan, deh," bohong Tamara.

Arzan berdecak pelan dengan bibir yang dikerucutkan ke depan, membuatnya terlihat sangat menggemaskan di mata Tamara.

"Maaf, ya?" ucap Tamara lagi, sembari memegang tangan Arzan.

Helaan napas lolos dari mulut Arzan. "Iya, gue maafin."

Senyum Tamara mengembang. "Makasih."

"Tapi gak gratis," cetus Arzan.

"Dih? Gak ikhlas?"

"Ikhlas. Cuma, biar lebih ikhlas lagi, lo harus mau jalan sama gue."

"Kan kemarin udah."

"Emang kenapa kalo udah? Sama pacar sendiri juga."

"Ya gapapa juga, sih," jawab Tamara ragu-ragu.

"Berarti mau, kan?" tanya Arzan lagi.

Tamara menghembuskan napasnya pelan. "Emangnya kita mau ke mana?"

"Tata maunya ke mana?" Arzan membalikkan pertanyaan.

"Terserah Arzan aja."

Arzan mengangguk-anggukkan kepalanya, sembari mengusap-usap dagunya. "Terserah Arzan, ya?" gumamnya pelan.

04; Turn Past On✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang