TPO; 37 (END)🥀

223 12 0
                                    

• LavenderWriters Project VI •

• Turn Past On © Kelompok 04 •

• Ending By: MandaVire •

• Sabtu, 03 April 2021 •

---

H A P P Y   R E A D I N G

"Ini kedua kalinya gue bilang sama lo. Zadan Galaxander. Well, it's your end."

DOR.

Suara tembakan terdengar memenuhi ruangan. Melumpuhkan seseorang yang kini berteriak kesakitan.

"ARZAN!" Segerombolan orang datang, berusaha melindung Arzan yang sudah ada di ujung kesadaran.

Sedangkan tembakan yang mengenai kaki Reno tadi membuat sang empu tak bisa bergerak kemanapun.

Untungnya, Ragas dan Regan datang tepat waktu. Dibantu beberapa polisi setempat, mereka berhasil menyeragap gudang tua dengan beberapa anak geng motor didalamnya.

Ragas membuka ikatan tali Arzan, merintih pedih kala melihat luka sahabatnya yang begitu parah. Bahkan seluruh tubuh Arzan dilapisi Darah.

Reno yang berteriak kesakitan karena kakinya dikumpulkan pun segera mengambil pisau. Walaupun ia mati, ia akan membawa Arzan bersamanya.

Cowok itu merangkak, ingin menusuk perut Arzan, tapi tangannya keburu di tendang Regan.

"Astagfirullah, psycho," bisik Regan miris melihat Reno. Cowok itu menginjak tangannya. "Pak! Nih bosnya di sini!" teriak Regan memanggil polisi datang.

Sedangkan Ragas dan Taufik kini membopong Arzan keluar. "Makasih," bisik Arzan pelan.

"Udah diam lo jangan ngomong!" sahut Ragas kesal, tak ingin sahabatnya semakin kesakitan.

"Gas. Bilangin Tamara gue cinta sama dia."

"Ish, si anjing! Lo bilang sendiri sana, jangan mati atau gue nikahin si Tata." Ragas memasukkan Arzan yang tersenyum ke mobil. Mengambil beberapa barang yang tertinggal.

Namun, saat ia kembali ke mobil, Arzan sudah menutup matanya.

"Zan, bangun." Ragas menyentuh pipi Arzan, tapi ia tak kunjung bangun.

Ragas menangis kesetanan, tak mampu lagi menahan air matanya. Apalagi saat Regan datang mengecek napas Arzan.

"Gas, Arzan gak nafas."

•••

PRANG!

Piring kaca tanpa sengaja terjatuh dari tangan Anita. Ibu beranak satu yang kini berada di rumah itu terduduk lemas. Merasa dejavu.

Hal yang sama terjadi tiga tahun yang lalu. Saat anaknya yang dulu bernama Zadan dinyatakan hilang. Anita juga tak sengaja menjatuhkan piring seperti sekarang.

Dan perasaan buruk berhasil memenuhi pikirannya.

"Arzan, kamu di mana, Nak? Kamu janji gak akan ninggalin Mama. Terus sekarang apa?" Anita menangis pilu. Berusaha berdiri walau tenaga sudah sangat habis.

Sampai akhirnya Gerald turun dari kamar, sembari mengangkat telfon dengan wajah teramat cemas. Sang suami datang, menghampiri Anita. Mengatakan hal yang ditunggunya sedari tadi.

"Mah, Arzan di rumah sakit."

••••

Tak tertinggal berita. Kini Tamara dan Vela juga sedang berlari menuju rumah sakit tempat Arzan dirawat. Bersama Debby yang ikut mengikuti dari belakang.

04; Turn Past On✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang