Saat sudah di luar kafe, Hana berlari karena ia tahu Fahri sedang mengekorinya.Fahri berdecak saat melihat Hana berlari menjauh. Hatinya mengatakan, ia tidak siap jika harus putus dengan Hana, apalagi melupakannya. Itu sangat berat. Fahri juga menyesali perbuatannya selama ini. Dia juga mengakui jika dirinya terlalu sibuk pada Manda hingga tak sengaja lupa pada Hana dengan segala kenangannya.
Fahri mengambil mobilnya di parkiran. Ia melajukan mobilnya untuk mengejar Hana. Hingga ia melihat Hana tengah berjalan sendirian di tepi jalan raya. Sontak Fahri pun menghentikan mobilnya tepat di depan Hana.
Fahri turun dan langsung menarik tangan Hana untuk naik ke mobil. Tapi Hana meracau. "Mau apa lagi, sih kak? Apa kurang jelas yang Hana bilang tadi?"
"Udah naik aja dulu." Fahri tetap menarik tangan Hana lalu membukakan pintu untuk Hana masuk. Setelah Hana masuk, Fahri berjalan memutari mobilnya.
"Aku gak mau kita putus," ketus Fahri setelah duduk di samping Hana. Kemudian Fahri melajukan mobilnya.
"Gak usah egois! Kakak pikir Hana gak cape dengan permainan Kakak!"
"Kamu gak liat aku lagi nyetir? Ntar kalo aku gak fokus gimana?" Fahri sengaja mengatakan itu agar ia tidak mendengar ulasan dari yang keluar mulut mungil Hana.
Hana terkekeh. "Aku? Kamu? Mending lupain! Semua udah berlalu!"
Fahri tetap diam tidak menjawab perkataan Hana.
"Mungkin bagi kakak kita masih pacaran. Tapi bagi Hana kita udah putus."
Fahri yang tak betah jika harus diam berlama-lama pun menjawab, "Emang gak bisa ya kamu kasih kesempatan buat aku lagi? Aku janji kok .gak bakal selalu ada buat kamu" Bahkan Fahri tidak merubah cara panggilannya.
"Halah bullshit! Kemarin Hana kasih kesempatan buat kak Fahri, tapi apa? Kak Fahri malah menyia-nyiakan."
Fahri malah lari dari kenyataan. "Dimana alamatmu?"
"Hana turun di sini aja."
"Enggak, aku bakal anter kamu!"
"Untuk yang terakhir kalinya," sambung Hana.
"Sampe kapan pun aku ga bakal pernah nganggap hubungan ini berakhir."
"Dan mulai detik ini juga Hana akan anggap hubungan kita udah berakhir," sambung Hana lagi. "Gak peduli sama reaksi atau pun pendapat kakak."
Fahri menghela napas. "Ini belok kiri apa kanan?"
"Kiri."
****
Sekelompok keluarga sedang makan siang di rumah mereka. Semua orang memakan secara lahap tanpa beban, kecuali satu orang, Serly. Semenjak Hana pergi Serly menjadi kesepian. Terlebih lagi Hana tidak dapat melihat anak Serly. Tapi tenang aja, itu untuk sementara bukan selamanya.
"Tadi Reisa jumpa sama kak Hana, loh!" ujar Reisa pada keluarganya saat tengah makan.
Serly yang sedang makan langsung mendongakkan kepalanya. Ia ingin mendengar cerita dari Reisa tentang Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS OF HANA (SEGERA TERBIT)
Teen Fiction[Budayakan follow sebelum membaca!] First story, jadi maklumi jika cerita ini tidak sempurna. ⚠️Proses revisi⚠️ Maaf jika cerita masih acak atau tidak nyambung. *** Menjadi anak tengah adalah takdir bagi Hana. Dipaksa mencontoh sang kakak dan juga h...