16 || Salah Paham

1.2K 180 35
                                    

Begitu sampai di rumah, Lisa langsung keluar dari mobil. Dia mendiami suaminya sejak mereka pulang dari perusahaan. Yoshi pun mengejar Lisa takut istri dan bayi di dalam kandungannya kenapa-kenapa karena Lisa melangkah cepat dengan menghentakan kakinya kesal. Untung saja Lisa tak memakai high heels.

"Sayang hei tunggu" panggil Yoshi saat setelah meraih tangan Lisa.

"Appo..." Lirih Lisa karena tangannya masih merah.

"Mianhae..." Yoshi langsung meniup punggung tangan istrinya. Namun Lisa menepisnya.

"Sayang jangan marah dulu dong"

Namun Lisa tetap tak mau melihat ke arah Yoshi. Dia kesal saat ini dan sedang dalam mood buruk.

"Kau bilang tidak ada yang menggodamu, tapi tadi itu apa huh?" Tanyanya.

"Sayang, dengarkan aku dulu. Mereka baru magang hari ini, aku tidak tau jika mereka seperti itu"

"Tapi tetap saja itu keterlaluan. Beruntung aku menunggumu di ruanganmu, coba saja tak ada aku tadi, kau pasti sudah bersama mereka" ucap Lisa membuat Yoshi menghela nafasnya.

"Meskipun kau tidak ada di sana, aku tidak akan memanfaatkan kesempatan untuk hal seperti itu. Aku bahkan tidak pernah berfikiran untuk mengkhianati istriku ini" ucap Yoshi. Lisa menatapnya tajam.

"Kau menyindirku? Apa kau bermaksud bilang kau tidak ingin menjadi sepertiku dulu yang tidur dengan Jihoon?!" Tanya Lisa menaikan nada suaranya.

"Bukan begitu sayang, aku bahkan tidak mengarah kesana. Sudah ne? Jangan marah lagi, mianhae oppa salah" ucap Yoshi hendak meraih tangan Lisa namun Ia malah menepis kasar tangan Yoshi.

"Sayang..."

"Aku ingin sendiri" ucap Lisa kemudian pergi ke kamarnya. Sementara Yoshi memejamkan matanya sambil menghela nafas dalam untuk membuang emosinya.

Bahkan Ia harus kuliah hari ini. Tapi saat ini istrinya sedang merajuk. Yoshi mengacak rambutnya frustasi.


Yoshi sudah ijin untuk tidak masuk kuliah hari ini. Ia harus membujuk istrinya agar tidak marah dan merajuk lagi. Seperti saat ini Ia masih mengetuk pintu kamar mereka karena Lisa menguncinya.

"Sayang buka pintunya jeball, oppa ingin  bicara sayang, kau tau oppa sangat mencintaimu" ucap Yoshi lagi-lagi tak mendapat jawaban.

Tiba-tiba bel dari gerbang rumahnya berbunyi membuat Yoshi harus ke depan. Tidak ada penjaga di rumahnya karena Yoshi meminta mereka berjaga jarak jauh saja agar keluarganya nyaman.

Yoshi melangkah menuju gerbang dan membuka gerbangnya.

"Annyeong haseyo" sapanya.

"Oh kalian? Ada apa?" Tanya Yoshi yang terkejut beberapa teman kelasnya datang. Ia heran.

"Mianhae Yoshi-ya, kami dipaksa Bella kemari" tunjuk Mahiro pada gadis yang tersenyum pada Yoshi. Mereka berjumlah 5 orang diantaranya Bella, Jane, Vicky, Mahiro dan Keita.

"Ah begitu silahkan masuk tapi tolong jangan ribut" ucap Yoshi.

"Wae? Bukankah jarak antar rumah berjauhan?" Tanya Bella.

"Ck. Etika pabbo" desis Mahiro mendapat tatapan tajam dari Bella.

Akhirnya mereka pun masuk dengan Bella yang memepet Yoshi membuat Yoshi bingung.

Yoshi meminta mereka duduk di ruang tengah. Sementara Yoshi ke dapur membuatkan minuman. Bella menyusul Yoshi ke dapur.

"Mau aku bantu?" Tanya Bella.

Our Destiny✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang