34 || End. (Season 2)

1K 90 16
                                    

Chaerin dan Jiyong sudah sampai di Rumah Sakit saat ini. Mereka langsung menuju tempat dimana ruang ICU berada.
Mereka melihat Hoony sendiri menunggu di sana.

"Seunghoon-ah" Hoony menoleh kemudian berdiri lalu membungkuk sebentar.

"Annyeong haseyo ahjumma, ahjussi"

"Bagaimana keadaan Yoshi nak?" Tanya Chaerin. Wajahnya sembab dan sudah pasti sangat khawatir. Suaranya parau karena menangis sejak kemarin.

"Yoshi-"

"Eomma...appa" Somi datang bersama Daejung di gendongannya. Soojin diajak pulang oleh Lisa, Park Bom dan Seunghyun.

"Dimana Lisa? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Chaerin.

"Eonnie kemarin dipaksa pulang dulu eomma, kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Soojin juga diajak pulang agar tidak ikut sakit" jelas Somi diangguki oleh Chaerin.

"Seunghoon-ah, pulanglah biar kami yang menjaga Yoshi. Bersihkan dirimu dan istirahat ne?"

"Tidak apa aku tinggal sebentar ahjumma?"

"Tidak nak, anak dan istrimu juga pasti memerlukanmu"

"Kamsahamnida ahjumma, ahjussi, Somi-ya aku pulang dulu. Jungie, samchon pulang ne?" Daejung hanya mengangguk pelan.

.
.
.

"Begini nyonya. Saat ini kita hanya bisa berdoa untuk meminta keajaiban. Kami dari tim medis akan berusaha lebih baik lagi meski kita tidak tahu yang akan terjadi. Pasien mengalami benturan yang cukup kuat di bagian dada dan itu sudah pasti mengenai jantung juga organ pernafasannya seperti paru-paru. Masalah utamanya adalah pasien memiliki riwayat penyakit kangker otak yang memasuki stadium tiga akhir. Lalu darah yang mengalir ke otak sempat terhambat. Untuk saat ini pasien masih dinyatakan koma"

Lisa menatap keluar balkon kamarnya. Hatinya begitu sakit, dunianya runtuh seketika mendengar semua penjelasan dari dokter yang menangani suaminya. Tanda sadar Lisa kembali meneteskan air matanya. Lisa tidak siap jika harus kehilangan nantinya. Tapi Lisa juga harus tegar karena Ia memiliki 2 tanggung jawab lagi, yaitu kedua anak mereka.

Tangisan Soojin membuat Lisa tersadar dari lamunannya. Ia kemudian membalikan badannya untuk melihat putrinya yang sudah terbangun.

"Maaaaa hiks maa maa"

"Eomma di sini sayang, Jina haus hm?" Lisa menghapus air matanya lalu mengangkat tubuh Soojin untuk digendong.

"Paa paa hikss hikss"

"Appa tidur sayang, appa kelelahan" ucap Lisa yang berusahan menahan dirinya agar tidak menangis. Ia mendekap erat tubuh Soojin. Balita itu menangis histeris meminta sang ayah. Lisa tak tahu harus bagaimana.

"Lice ada apa?" Tanya Park Bom yang langsung berlari dari kamarnya menuju kamar Lisa.

"Dia meminta appanya eomma"

"Soojin-ah, kajja kita lihat ikan di bawah" ajak Park Bom. Namun Soojin tetap menangis dan memberontak.

"Sebaiknya ajak Soojin ke Rumah Sakit Lice"

.
.
.

"Lisa!" Chaerin yang melihat menantunya datang pun langsung mehampiri dan memeluknya.

"Sabar ya nak" ucap Chaerin sambil mengelus punggung menantunya. Soojin yang ada di pelukan Lisa kembali menangis membuat semuanya menoleh.

"Dia merindukan appanya" lirih Lisa.

"Eomma, appa baik-baik saja kan?" Kini Daejung bertanya.

Our Destiny✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang