Pukul 7 pagi, Yoshi terbangun dari tidurnya. Ia merenggangkan ototnya kemudian merubah posisinya menjadi duduk. Ia melihat ke samping kiri dimana istri dan putrinya masih tertidur. Tanpa berniat membangunkan Lisa, Yoshi memilih menuju kamar mandi. Ia tak ingin mengganggu tidur istrinya.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Yoshi keluar kamar menuju kamar putranya. Tapi Daejung tidak ada di sana, mungkin sudah bangun?
Yoshi melihat mertuanya tengah menyuapi cucunya makanan. Yoshi menghampiri keduanya.
"Bagaimana dengan masalah kalian nak?" Tanya Park Bom saat melihat Yoshi menuruni tangga.
"Kami sudah berbaikan eomma. Mianhae jika aku terlalu sering menyakiti putrimu sengaja atau pun tidak eomma" ucap Yoshi kini duduk sambil memperhatikan putranya yang makan dengan lahap.
"Gwenchana, eomma tidak ingin ikut campur urusan rumah tangga kalian. Seperti yang pernah eomma bilang dulu, apapun masalahnya, eomma hanya ingin kalian berdua bicarakan baik-baik. Selesaikan masalah kalian tanpa emosi. Eomma tahu kau juga sangat mencintai putri eomma, Hanya kau yang bisa sabar menghadapi istrimu itu nak. Kau pria yang tepat untuknya, eomma juga berharap dia bisa menjadi lebih dewasa dan tidak membebanimu" ucap Park Bom.
"Aku tidak pernah menyesal menikahi Lisa. Putrimu itu telah merubah hidupku eomma, dia memberi warna dan melahirkan juga merawat anak-anak kami. Aku menyukai jika dia cemburu, itu artinya dia benar-benar mencintaiku eomma" ucap Yoshi. Park Bom tersenyum kemudian mengambilkan air untuk cucunya.
"Eomma bahagia jika kalian saling mencintai. Eomma, appa dan kedua orang tuamu benar-benar tidak menyesal menjodohkan kalian"
"Appa aku ingin bermain" Daejung turun dari sofa lalu melangkah mendekati sang ayah.
"Arraseo kajja kita main bola di belakang" ajak Yoshi. Ia berdiri dari duduknya kemudian menggandeng tangan putranya.
"Eomma, jika Lisa menanyakan bilang kami di belakang" ucap Yoshi. Park Bom mengangguk kemudian menuju dapur.
"Tangkap bolanya Jungie" ucap Yoshi lalu menendang pelan bola berwarna biru itu. Daejung memekik senang ketika Ia berhasil menangkap bola dan membuat Yoshi tertawa pelan. Keduanya begitu menggemaskan.
"Appa tangkappp" pekik Daejung menenang bolanya asal. Tapi sang ayah pura-pura tak bisa menangkapnya.
"Yeayyyy"
"Appa tidak bisa menangkap bolanya, anak appa hebat" puji Yoshi. Tentu saja Daejung sangat senang.
"Paa paa paa..." Yoshi menoleh mendapati istri dan putri kecilnya datang dari dalam.
"Selamat pagi bidadari cantiknya appa" ucap Yoshi. Soojin merentangkan tangannya tanda ingin digendong oleh sang ayah. Dengan segera, Yoshi meraih putri kecilnya dan Ia bawa ke dalam gendongannya.
"Kenapa oppa tidak membangunkanku?" Tanya Lisa lalu mendudukan dirinya di gazebo.
"Kau terlihat sangat lelah sayang, oppa tidak tega membangunkanmu" ucap Yoshi sambil mengusap lembut kepala istrinya. Sedangkan Lisa memeluk pinggang suaminya yang sedang berdiri di sebelahnya. Begitulah sikap manja Lisa yang selalu keluar tiba-tiba.
"Appa, eomma. Apa kita akan kembali ke Jepang?" Tanya Daejung membuat Lisa menatap Yoshi.
"Kenapa menatapku sayang?" Tanya Yoshi. Lisa hanya mendengus membuat Yoshi terkekeh pelan kemudian Ia duduk di sebelah istrinya.
"Jungie kemari sayang" ucap Yoshi. Daejung langsung menaiki gazebo yang tidak terlalu tinggi itu.
"Pekerjaan appa di Jepang sudah digantikan oleh mommy, jadi mulai hari ini akan tetap di Korea arasseo?" Daejung mengangguk.
"Tidak boleh menghisap jari sayang, banyak kuman" ucap Lisa menghentikan Soojin yang menghisap ibu jarinya.
"Sudah diberi ASI?" Tanya Yoshi. Lisa pun mengangguk.
"Tadi sudah oppa, tapi dia hanya mau sebentar" ucap Lisa diangguki oleh Yoshi.
"Ya sudah, kajja kita sarapan dulu. Daejung tadi sudah duluan dengan eomma" ucap Yoshi.
"Jinjja? Jungie sudah makan?" Tanya Lisa pada Daejung.
"Ne eomma"
"Pintar anak eomma" Lisa mengacak pelan rambut Daejung. Lalu mereka berempat masuk kembali ke dalam rumah.
.
.
.Daejung dan Soojin tidur siang bersama kakeknya, Seunghyun. Lisa dan sang ibu membuat kue. Sedangkan Yoshi di kamar sibuk berkutat dengan laptop di depannya. Ada beberapa berkas dari perusahaan yang harus Ia periksa.
Selesai dengan pekerjaannya, Yoshi lantas menonaktifkan dan menutup laptopnya. Kemudian, Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.
Perlahan mata pria itu terpejam hingga tanpa sadar Ia tertidur.
"Ini sudah selesai Lisa-ya, sekarang pergi temui suamimu"
"Dia masih sibuk eomma, pekerjaannya menumpuk" ucap Lisa.
"Maka dari itu, kau harus ada di sampingnya. Bawakan dia teh atau air putih" ucap sang ibu.
"Ne eomma" Lisa pun memilih membuatkan Yoshi teh hangat karena di luar juga sedang hujan.
"Eomma, aku menemui suamiku dulu" pamit Lisa diangguki oleh Park Bom. Lisa menaiki tangga sambil membawa cangkir teh di tangannya.
Sampai di kamar, Lisa mendapati suaminya tertidur di sofa. Ia lantas meletakan cangkir teh di atas meja. Kemudian merapikan laptop juga berkas-berkas di meja kecil yang Yoshi gunakan untuk bekerja. Setelah beres, Lisa mendekati suaminya kemudian menepuk pelan pipi Yoshi.
"Oppa ireona" ucap Lisa. Yoshi hanya bergumam dan kembali menyamankan posisinya.
"Oppa...ireona" Lisa kembali menepuk pipi Yoshi membuat pria itu terbangun dan mengerjapkan matanya.
"Hmm sayang? Ada apa?" Tanya Yoshi.
"Tidurlah di ranjang, aku kira oppa belum selesai" ucap Lisa.
"Mianhae oppa ketiduran"
"Gwenchana, oppa pasti lelah. Aku membuatkanmu teh, minumlah dulu. Setelah itu lanjutkan tidurmu" ucap Lisa mengambil cangkir berisi teh yang Ia buat tadi dan memberikannya pada Yoshi.
"Gomawo" Yoshi mengambil cangkir itu kemudian meminum tehnya perlahan.
"Daejung dan Soojin masih tidur?" Tanya Yoshi lalu meletakan cangkir di atas meja kecil. Lisa mengangguk kemudian melangkah ke arah balkon untuk menutup pintu karena hujan semakin deras.
Yoshi berdiri lalu pindah ke ranjang dan merebahkan dirinya. Kepalanya sedikit pusing membuatnya harus memijat pangkal hidungnya.
"Oppa gwenchana? Apa kepalamu sakit?" Tanya Lisa.
"Sedikit sayang"
"Kemari biar aku pijat" Lisa duduk di dekat sandaran ranjang. Kemudian meminta suaminya itu untuk tidur. Lisa tidak memangkunya, agar saat Yoshi tertidur, Lisa tidak perlu lagi memindahkannya.
Perlahan Lisa memijat kening dan kepala suaminya agar lebih rileks. Sementara Yoshi mulai memejamkan matanya menikmati setiap pijatan istrinya itu.
"Sudah lebih baik?" Tanya Lisa dibalas anggukan oleh Yoshi.
"Temani oppa di sini" ucap Yoshi saat membuka matanya dan menatap wajah istrinya dari bawah. Lisa tersenyum lalu mengangguk.
"Ne, tidurlah oppa" ucap Lisa. Tangannya kini mengusap lembut rambut juga kepala Yoshi agar suaminya lebih cepat tertidur sebelum nanti kedua anaknya terbangun dan tidak membiarkan sang ayah istirahat.
Lisa menunduk lalu mengecup lembut kening suaminya.
"Saranghae" ucapnya pelan..
.
.
.Setiap pertemuan pasti ada perpisahan kan? 😊
Part selanjutnya mungkin bakalan nguras emosi? Mungkin aja yaa
Tbc.....
Jangan Lupa VOTE dan KOMENNYA