28 || Sakit (Season2)

588 80 2
                                    

Lisa sepertinya kewalahan karena kedua anaknya saat ini sakit. Lisa begitu panik ditambah Yoshi belum kembali dari kantor.

"Eomma hiks hiks" itu Daejung putranya yang sejak tadi menangis karena panas badannya sangat tinggi.

"Huaaaaa maa" baru saja akan menghampiri Daejung, Soojin juga menangis.

"Ya Tuhan, sebentar sayang"

Cemas, panik, khawatir itu yang Lisa rasakan saat ini. Berulang kali Lisa menelfon suaminya, namun tidak ada jawaban.

Kembali Lisa mencoba menghubungi asisten suaminya.

.
.
.

Sementara itu, Yoshi baru saja keluar dari ruang meeting.

"Dimana handphoneku?" Gumamnya saat meraba saku jas dan celananya.

"Tuan, maaf tadi nyonya menghubungi saya karena tuan tidak bisa dihubungi" ucap asisten yang tadinya berjaga di lobby.

"Ada apa?" Tanya Yoshi ketika wajah asistennya sedikit panik.

"Tuan muda Daejung dan nona Soojin  sakit. Nyonya meminta anda untuk segera kembali"

Terlihat jelas raut wajah Yoshi berubah menjadi khawatir.
"Tolong hubungi dokter" ucap Yoshi.

"Baik Tuan"

.
.
.

Yoshi sampai di apartemennya dan langsung memasuki lift. Sampai di lantai unit apartemen miliknya, Yoshi langsung mengeluarkan kartu akses miliknya dan masuk ke dalam lalu menutup pintunya kembali.

"Sayang" Yoshi melangkah cepat ke kamar utama karena mendengar tangisan kedua anaknya.

"Oppa..." Lirih Lisa. Yoshi segera mendekat.

"Sabar ne? Sebentar lagi dokter kemari" ucap Yoshi lembut kemudian mendekati kedua anaknya. Yoshi langsung menggendong Daejung, sedangkan Lisa menenangkan Soojin.

"Aigoo panas sekali badan jagoan appa hm?"

"Hiks appa" Daejung melingkarkan kedua tangannya di leher sang ayah.

"Uljima" ucap Yoshi lembut.

"Sayang, istirahat saja. Jina juga sudah tertidur" ucap Yoshi yang melihat Soojin sudah terlelah di gendongan Lisa.

"Aku tidak bisa istirahat oppa, aku khawatir" Yoshi mendekat dan membelai lembut pucuk kepala sang istri.

"Gwenchana, biar oppa yang menjaga kalian, tidurlah dulu"

"Tapi bukankah oppa memanggil dokter?"

Yoshi mengangguk dan tak lama dokter datang bersama asisten. "Tuan muda, dokter sudah datang" ucapnya. Saat Yoshi keluar sambil menggendong putranya.

"Silahkan masuk dokter" ucap Yoshi.

"Jungie kita periksa dulu ne?" Daejung hanya mengangguk.

.
.
.

"Bagaimana keadaan anak-anak kami dok?" Tanya Yoshi.

"Hanya demam biasa tuan, sang kakak memiliki ikatan yang kuat dengan adiknya. Maka dari itu, jika salah satu dari mereka sakit, maka satunya lagi akan ikut sakit" ucap sang dokter.

"Apa tidak ada masalah dokter?" Tanya Lisa.

"Ini biasa terjadi nyonya, tidak apa. Aku akan memberikan resep masing-masing untuk mereka. Tuan dan nyonya bisa menebusnya di apotek. Untuk sementara biarkan mereka istirahat dan jangan dimandikan dulu sebelum suhu tubuhnya normal" ucap sang dokter.

"Terima kasih dokter"

.
.
.

Daejung sangat manja pada sang ayah, dan terbukti hingga malam, putranya itu betah tertidur digendongan sang ayah.

"Oppa tidurkan saja Jungie dulu, oppa belum mandi dan makan" ucap Lisa yang baru saja keluar kamar setelah menidurkan Soojin.

"Gwenchana sayang, oppa tidak tega jika Jungie terbangun" Lisa menghela nafas pelan kemudian melangkah ke dapur.

Beberapa saat kemudian, Lisa kembali dengan membawa sepiring makanan serta segelas air putih.

"Makan dulu oppa, biar aku suapi" ucap Lisa membuat suaminya itu tersenyum lembut.

"Gomawo sayang" ucap Yoshi.

Setelah selesai makan ternyata Daejung sedikit terusik membuat Yoshi kembali harus mengusap kepalanya dan menepuk-nepuk paha putranya itu.

"Oppa bawa saja Jungie ke kamar, sebaiknya oppa juga mandilah dulu"

Yoshi pun mengangguk karena sebenarnya Ia juga sudah mengantuk dan Ia masih menggunakan pakaian kerjanya.

Di kamar utama, perlahan Yoshi meletakkan Daejung di atas ranjang tepat di sebelah sang adik.

"Selamat tidur prince dan princess appa" gumam Yoshi. Setelah memastikan putranya terlelap, Yoshi langsung menuju kamar mandi.

.
.
.

Saat keluar dari kamar mandi, Yoshi melihat istri dan kedua anaknya terlelap. Ia tersenyum lembut kemudian mengganti pakaiannya dulu. Setelah itu Yoshi mendekat untuk mengecup kening ketiganya.

Yoshi keluar dari kamar dan masuk ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Hingga pukul 5 pagi, Lisa terbangun dan tidak mendapati suaminya di sebelah Daejung. Namun sudah ada bantal yang mengganjal agar putra mereka tak jatuh.

Lisa perlahan bangkit dan turun dari ranjang. Ia menuju kamar mandi untuk mencicu wajahnya. Kemudian keluar kamar. Lisa melihat ke arah ruang kerja Yoshi yang tidak tertutup dan lampunya masih menyala.

Perlahan Lisa membuka pintu dan melihat suaminya tertidur dengan menelungkupkan wajahnya pada lengan di atas meja kerja serta laptop yang layarnya mati.

Lisa mendekati Yoshi untuk membangunkannya dengan menepuk perlahan pundak suaminya itu.

"Oppa bangunlah"

Yoshi hanya bergumam sebentar.

"Oppa.." Perlahan Yoshi mengangkat kepalanya dan mengerjapkan matanya.

"Sayang? Kenapa?"

"Bangunlah pindah ke kamar, apa oppa bergadang?" Yoshi hanya mengangguk pelan.

"Kajja pindah ke kamar" Yoshi pun menuruti istrinya.

Dan kini Ia merebahkan dirinya di sebelah putri kecilnya.
"Sayang bangunkan oppa pukul 10 ne?" Ucapnya dengan suara serak dan mata yang terpejam.

"Ne"

Sementara itu Lisa memilih ke dapur untuk memasak sarapan dan bersih-bersih.

.
.
.
.

Tbc .....

Jangan Lupa Vote dan Komennya yaaa

Our Destiny✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang