Yoshi kini menatap putranya yang tengah tertidur lelap. Melihat wajah damai Daejung, Yoshi merasa lebih tenang, meski Ia masih sangat kecewa dengan Lisa.
"Jungie... Appa begitu bahagia ketika kau terlahir ke dunia. Appa sangat bahagia ketika akan menjadi seorang appa untukmu. Jungie, mianhae jika suatu hari nanti appa mengajakmu pergi jauh. Tolong jangan marah pada appa. Appa tidak tau lagi harus bagaimana menghadapi eomma mu. Kau tau appa sangat mencintaimu, appa juga begitu menyayangimu, dan juga eomma mu. Tapi appa harus mengambil keputusan" gumam Yoshi pelan sambil mengelus kepala Daejung dengan lembut.
.
.
.
Keesokan paginya, Yoshi sudah rapi dengan pakaian kerjanya, begitu juga Lisa yang sudah rapi dengan pakaian kuliahnya.
Sejak tadi Yoshi hanya diam dan bicara seperlunya saja. Ia ingin istrinya menyadari jika yang dilakukannya itu salah.
Selesai dengan sarapan mereka, tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi. Lisa hendak membuka pintu, namun Yoshi lebih dulu berdiri dan menuju pintu depan.
Yoshi membuka pintu kemudian menatap datar laki-laki di hadapannya kini. Laki-laki kemarin yang bersama istrinya. Yoonbin, dia terkejut ketika yang membuka pintu adalah seorang laki-laki berjas rapi. Seingat Yoonbin Lisa memiliki seorang kakak laki-laki dan itu adalah Choi Seunghoon.
"Kau siapa?" Tanya Yoonbin membuat Yoshi menaikkan sebelah alisnya.
"Seharusnya aku yang bertanya siapa kau?" Tanya Yoshi balik membuat Yoonbin tersenyum smirk.
"Aku Yoonbin, lalu siapa kau? Kenapa kau berada di rumah Lisa?"
"Memang ada masalah jika aku berada di sini? Lagi pula ini rumahku" ucap Yoshi membuat Yoonbin terkejut kemudian terkekeh.
"Mwoya? Bukankah ini rumah Lisa? Aku mengantarnya pulang kemarin" ucap Yoonbin membuat Yoshi melipat tangannya di depan dada.
"Ini juga rumahnya, juga rumahku" ucap Yoshi.
"Ada hubungan apa kau dengan kekasihku?" Tanya Yoonbin. Yoshi tersenyum smirk dan menggeleng pelan.
"Kekasihmu? Kau yakin?" Tanya Yoshi.
"Dimana Lisa?" Tanya Yoonbin mengabaikan Yoshi. Tak lama Lisa datang dan terkejut mendapati Yoonbin di depan.
"K-au?" Tanya Lisa. Yoonbin tersenyum.
"Tentu saja aku menjemputmu sayang, kau lupa? Dan siapa dia? Dia mengaku ini juga rumahnya" ucap Yoonbin membuat Lisa terkejut.
"A-apa maksudmu?"
Yoonbin menarik tangan Lisa.
"Kau bahkan lupa, kita sudah kembali seperti dulu" ucap Yoonbin dengan menunjuk gelang yang Lisa gunakan sama dengan yang dia gunakan. Lisa benar-benar dibuat gugup akan hal ini. Dia lupa jika kemarin Yoonbin kembali menyatakan perasaannya dan Lisa sadar dia mengangguk. Sementara Yoshi hanya tersenyum tipis. Kemudian Ia melepaskan genggaman tangan Yoonbin pada tangan istrinya.
"Ya. Apa yang kau lakukan?!" Protes Yoonbin. Yoshi menarik tangan kanan Lisa dan tidak melihat cincin pernikahan mereka di sana.
"Dimana cincinmu?" Tanya Yoshi. Lisa hanya diam, Ia tak berani menjawab.
"Lalisa" Lisa tersentak ketika Yoshi memanggil namanya seperti itu.
"Jangan menakutinya" ucap Yoonbin menepis tangan Yoshi membuat Yoshi menghela nafas dalam. Terlihat sekali Ia tengah menahan emosi saat ini.
"Diam dan jangan ikut campur" gertak Yoshi.
"Kau yang seharusnya tidak ikut campur urusanku dengan Lisa. Dia kekasihku. Kami akan menikah, kau-"
"Dia istriku" ucap Yoshi membuat Yoonbin terkejut.
"Jangan bercanda, Lisa katakan ini tidak benar kan? Kau belum menikah, kau bahkan bilang sendiri kemarin" ucap Yoonbin. Yoshi menatap tajam istrinya itu.
"Apa itu benar Lice? Kau mengatakan itu padanya?" Tanya Yoshi.
"Lalisa, jawab aku" ucap Yoshi menggenggam tangan Lisa.
"M-mianhae..."
Yoshi tersenyum getir kemudian menganggukan kepalanya, Ia mengerti sekarang.
"Arraseo Lice, ini yang kau inginkan sejak dulu bukan?"
"Lisa kau...kalian benar-benar sudah menikah?" Tanya Yoonbin syok tak terpecaya.
"Sudah jelas dia istriku, kau bisa pergi dari sini" usir Yoshi.
Yoonbin menatap Lisa sebelum Ia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan rumah itu.
Yoshi hendak pergi namun Lisa menahan lengannya.
"Oppa dengarkan aku-""Apa lagi yang harus aku dengarkan? Katakan Lice. Katakan apa yang harus kau jelaskan lagi disaat semuanya sudah jelas. Aku tidak pernah melakukan hal ini karena kau istriku dan aku mencintaimu, aku percaya padamu. Tapi kau tak pernah mempercayaiku. Kau selalu meminta untuk bercerai, kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja? Tapi sekarang semua sudah jelas. Yang bermain di sini adalah kau, kau yang selalu ingin menang sendiri. Jika memang keinginanmu untuk bercerai denganku sudah bulat, aku akan menurutinya" ucap Yoshi membuat Lisa semakin terisak.
"Hiks hiks mianhae oppa...aku-aku.."
Yoshi melepas genggaman tangan Lisa pada lengannya.
"Lebih baik kita tinggal terpisah sementara. Mian, aku harus mengambil keputusan ini. Aku dan kau perlu intropeksi diri masing-masing" ucap Yoshi.
"Oppa mianhae...jangan lakukan ini, jeball"
"Kau bahkan melepas cincinmu demi kembali dengan mantan kekasihmu. Kau tidak ingat jika kau telah memiliki suami dan anak?" Tanya Yoshi. Ia sangat kecewa pada istrinya.
Yoshi pergi hadapan Lisa dan menuju kamar Daejung. Ia meraih Daejung yang tengah terlelap dan menggendongnya keluar.
"Oppa kau akan membawa Daejung kemana?" Tanya Lisa panik.
"Dia akan bersamaku sementara" ucap Yoshi. Lisa menggeleng cepat kemudian menarik tangan Yoshi.
"Andwe oppa, biarkan Daejung bersamaku jeball" lirih Lisa yang masih terisak.
"Aku tidak akan membiarkan putraku ditelantarkan olehmu" ucap Yoshi.
"Oppa jeball hiks hiks biarkan Daejung bersamaku, aku ibunya oppa"
"Ibu macam apa yang meninggalkan anaknya demi berkencan dengan laki-laki lain?" Tanya Yoshi membuat Lisa semakin terisak.
"Renungkan kesalahanmu" ucap Yoshi kemudian menuju mobilnya.
Lisa tak sempat mengejar mobil Yoshi dan berakhir Ia menangis terisak di depan rumahnya.
.
.
.
..
.
.
.Tbc.....
Jangan Lupa Vote dan Komennya.
Mo'on maap gaje....