.
.
."Tuan muda, ada yang ingin bertemu"
"Siapa?"
"Dia bilang tuan mengenalnya"
"Baiklah katakan padanya untuk menunggu sebentar ahjussi" pria paruh baya itu mengangguk.
.
.
.Jihoon duduk di ruang tengah rumah itu. Rumah ini merupakan rumah yang Yoshi tinggali selama 2 bulan dan hanya orang tua Lisa yang tau.
Tak lama orang yang Jihoon tunggu keluar.
Yoshi menghentikan langkahnya ketika melihat siapa yang bertamu.
"Apa tujuanmu kemari?" Tanya Yoshi membuat Jihoon mendongak.
"Yoshi-ya....mianhae, jeongmal mianhae" ucap Jihoon.
"Apa yang perlu dimaafkan?" Tanya Yoshi.
"Yoshi-ya....semuanya tidak seperti yang kau pikirkan...apa yang kau lihat dulu itu...aku, aku hanya mengikuti apa yang Yuna katakan...sungguh aku menyesal Yoshi..aku berani bersumpah aku tidak ada menyentuh Lisa sama sekali...itu tidak pernah terjadi. Lisa hanya tertidur karena obat yang Yuna berikan" jelas Jihoon.
"Sudah? Kau bisa pergi"
"Tidak apa jika kau tidak mau memaafkanku. Tapi ingat Lisa...dia membutuhkanmu"
"Jangan ikut campur...urus saja dirimu sendiri. Kau sudah terlalu jauh merusak semuanya"
"Aku tau...tapi kau tidak bisa mengabaikan istrimu. Dia sedang mengandung anakmu" ucap Jihoon membuat Yoshi yang hendak melangkah menghentikan gerakannya.
"Lisa mengandung anak kalian. Dia tidak mungkin melakukan hal itu dengan orang lain. Percayalah padanya. Dia istrimu" ucap Jihoon.
"Aku tidak peduli" ucap Yoshi kemudian pergi dari sana.
"KAU AKAN MENYESAL YOSHI-YA! JIKA KAU TAK INGIN KEMBALI PADA LISA, MAKA AKAN AKU PASTIKAN LISA DATANG KEPELUKANKU!!!" Teriak Jihoon.
"Lakukan saja jika kau ingin nyawamu melayang" ucap Yoshi setelah di ujung atas tangga membuat Jihoon tersenyum kemudian pergi dari sana.
.
.
.
.Lisa kini tengah termenung sendiri di balkon kamarnya. Kenangan demi kenangan berputar di kepalanya. Yoshi. Yoshi dan Yoshi. Satu nama yang selalu memenuhi pikirannya, yang kini entah dimana.
"Lisa-ya" panggil Park Bom membuat Lisa menoleh.
"Ne eomma..."
"Kajja turun ada yang menunggumu di bawah"
"Shireo eomma, aku sedang tidak ingin bertemu siapapun" ucap Lisa lirih lalu kembali menatap ke arah depan.
"Yakin? Tapi eomma rasa kau akan menyesal jika tidak bertemu dengannya" ucap Park Bom.
Lisa menggeleng pelan.
"Jika bukan suamiku, aku tidak mau eomma..."
"Kalau itu suamimu bagaimana?" Tanya seseorang membuat Lisa langsung menoleh dan membulatkan matanya.
"Eomma tinggal ne" ucap Park Bom diangguki oleh Yoshi. Kemudian Ia menatap kembali ke arah Lisa. Yoshi meringis menatap penampilan istrinya.
"Oppa..."
Yoshi melangkah mendekat dan menarik Lisa masuk ke dalam kamar kemudian mendudukannya di tepi ranjang. Yoshi kemudian menarik kursi untuk duduk di hadapan Lisa. Ia mengamati istrinya dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Tangannya terulur mengusap lembut rambut istrinya kemudian memegang dan mengelus pipi tirusnya. Lisa menangis terisak dan Yoshi langsung menariknya ke dalam pelukannya.
"Hiks hiks oppa kemana saja tiba-tiba pergi, wae??" Lisa memukul-mukul dada suaminya membuat Yoshi juga memejamkan matanya dan menangis dalam diam.
"Mianhae"
"Mianhae hajima...aku yang salah oppa" lirih Lisa.
Yoshi melepas pelukannya kemudian menangkup lembut kedua pipi Lisa. Yoshi memajukan wajahnya hingga kening mereka menyatu.
"Oppa yang salah, mianhae jika oppa pergi terlalu lama. Oppa pergi agar oppa tidak melampiaskan emosi padamu saat itu. Oppa tidak benar-benar meninggalkamu sayang, mianhae"
"Tapi oppa tidak mengabariku! Oppa bahkan tidak tau kondisiku hiks hiks"
"Oppa tau sayang, oppa tau....eomma selalu memberitahu keadaanmu...tapi Jihoon datang memberitahu jika kau tengah mengandung..."
"Hiks apa oppa tau aku hampir membunuh bayi ini.."
"Mianhe oppa salah" ucap Yoshi.
"Jangan pergi lagi" lirih Lisa.
"Oppa janji tidak akan pergi lagi. Oppa sudah memutuskan untuk tidak pergi ke Jepang" ucap Yoshi memeluk kembali istrinya.
"Kemarilah" Yoshi menarik Lisa pelan dan mengangkatnya untuk duduk di pangkuan Yoshi.
"Berjanjilah kembali, apapun yang terjadi, apapun yang kau lihat dari sosial media menyangkut hubungan kita, katakan pada oppa, cerita pada oppa dan bicara berdua dengan oppa" ucap Yoshi diangguki oleh Lisa.
"Sekarang makan dulu ne? Oppa belikan banyak makanan" ucap Yoshi.
Namun Lisa menggeleng dan memilih memeluk Yoshi serta menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yoshi.
"Bogoshipeo"
"Nado bogoshipeo" Yoshi memeluk istrinya menyalurkan rasa rindunya yang sudah menumpuk.
Beberapa menit kemudian terdengar deruan nafas Lisa teratur menandakan Ia tengah tertidur. Perlahan Yoshi bangkit dari duduknya sambil menggendong Lisa ala koala dan memindahkannya ke ranjang. Setelah dirasa posisi tidur istrinya nyaman, Yoshi menarik Selimut kemudian mengecup kening Lisa lembut.
"Saranghae"
.
.
.
.Tbc....